visitaaponce.com

Apa itu Karies Gigi, Faktor Penyebab dan Cara Mencegahnya

Apa itu Karies Gigi, Faktor Penyebab dan Cara Mencegahnya
Ilustrasi(Freepik)

KESEHATAN mulut yang optimal adalah kunci untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Salah satu permasalahan yang kerap dihadapi adalah karies gigi, yang bukan hanya merugikan dari segi estetika senyuman, tetapi juga dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan secara keseluruhan. 

Karies gigi, yang biasa dikenal sebagai gigi berlubang, merupakan kondisi di mana lapisan keras gigi terkikis akibat tumpukan plak bakteri yang menghasilkan asam.

Pengertian karies gigi

Karies gigi adalah kondisi yang terjadi ketika bakteri, terutama Streptococcus mutans, berkembang biak di dalam rongga mulut. Bakteri ini secara aktif menggerogoti sisa-sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi, membentuk suatu lingkungan di mana mereka menghasilkan zat asam. Proses ini memicu terjadinya pelunakan dan hilangnya mineral pada lapisan keras luar gigi, yang disebut email.

Baca juga: Obat Sakit Gigi, Penyebab dan Pencegahannya

Akibat paparan berulang terhadap zat asam yang dihasilkan oleh bakteri, gigi mengalami degradasi gradual, membentuk lubang kecil yang dapat merusak jaringan gigi lebih dalam. 

Karies gigi, atau gigi berlubang, bukan hanya masalah kosmetik, tetapi juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat.

Dampak dari karies gigi dapat melampaui rasa sakit dan ketidaknyamanan. Infeksi gigi yang terkait dapat menyebar ke jaringan sekitarnya dan bahkan masuk ke aliran darah, memicu masalah kesehatan yang lebih serius. 

Baca juga: Tanpa Disadari, Beberapa Kebiasaan Ini Dapat Merusak Gigi

Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dengan faktor risiko seperti pola makan tidak sehat, kurangnya perawatan gigi rutin, dan genetika yang berperan dalam perkembangan karies.

Penyebab karies gigi

Proses terjadinya karies gigi dipicu oleh kerusakan pada struktur gigi yang berkembang seiring berjalannya waktu. Tahapan perkembangan kerusakan gigi ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pembentukan Plak

Plak gigi adalah lapisan lengket bening yang menutupi permukaan gigi. Proses ini dipicu oleh konsumsi gula dan makanan berkarbohidrat tinggi, yang tidak diimbangi dengan kebersihan gigi yang memadai setelahnya.

Jika sisa-sisa gula dan pati tidak dibersihkan dengan cermat dari gigi, bakteri dengan cepat mengonsumsinya dan membentuk plak. Plak yang tertinggal dapat mengeras menjadi karang gigi (kalkulus), yang mungkin terbentuk di atas atau di bawah garis gusi. Akumulasi plak dan mineral dari saliva yang mengeras, disebut tartar, membuat plak semakin sulit dihilangkan dan menciptakan perisai bagi bakteri.

2. Serangan Plak

Asam yang terdapat dalam plak menghilangkan mineral pada enamel, lapisan keras luar gigi. Erosi ini menciptakan lubang kecil pada enamel, yang merupakan tahap awal dari terbentuknya karies gigi.

Setelah enamel terkikis, bakteri dan asam dapat menembus ke lapisan gigi berikutnya yang lebih lunak, yang dikenal sebagai dentin. Dentin memiliki tabung mikroskopis yang langsung berkomunikasi dengan saraf gigi, menyebabkan sensitivitas pada gigi.

3. Kerusakan Terus Berlanjut

Seiring perkembangan kerusakan gigi, bakteri dan asam terus melanjutkan perjalanan mereka melalui struktur gigi. Mereka bergerak menuju bahan gigi bagian dalam, yang disebut pulpa, yang mengandung saraf dan pembuluh darah.

Pulpa merespon dengan pembengkakan dan iritasi akibat serangan bakteri. Karena ruang untuk pembengkakan di dalam gigi terbatas, saraf menjadi tertekan, memicu rasa sakit. Rasa tidak nyaman bahkan dapat meluas ke luar akar gigi hingga ke tulang sekitarnya.

Faktor risiko karies gigi

Setiap individu pada dasarnya memiliki kemungkinan mengalami karies gigi, suatu kondisi yang dapat merusak struktur gigi akibat pembusukan. Meskipun sebagian besar orang memiliki risiko ini, terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan potensi terjadinya karies gigi.

Salah satu faktor yang signifikan adalah kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman tertentu secara berulang, seperti susu, es krim, madu, gula, soda, biskuit, permen keras, sereal kering, dan keripik. Makanan-makanan tersebut cenderung melekat pada gigi dalam jangka waktu yang lama, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri dan pembentukan plak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pembusukan gigi.

Orangtua juga perlu mewaspadai empat jenis makanan yang dapat memicu karies gigi pada anak-anak. Selain itu, kebiasaan sering mengemil atau menyeruput minuman, terutama yang mengandung gula, dapat memberikan bakteri di dalam mulut lebih banyak 'makanan' untuk menghasilkan asam yang merusak gigi.

Pentingnya menjaga kebersihan gigi tidak bisa diabaikan. Tidak membersihkan gigi dengan baik setelah makan atau minum dapat menyebabkan pembentukan plak dengan cepat. Plak ini, jika tidak diatasi, dapat menjadi pemicu awal dari proses pembusukan gigi.

Cukupnya asupan fluorida juga memainkan peran penting dalam mencegah karies gigi. Fluorida, sebuah mineral alami, membantu menguatkan enamel gigi dan melawan pertumbuhan bakteri yang merusak. Meskipun banyak persediaan air umum dan produk perawatan mulut mengandung fluorida, air kemasan sering kali tidak memiliki tambahan ini.

Faktor usia juga berperan dalam risiko terjadinya karies gigi. Meskipun setiap individu memiliki risiko, anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang lebih tua cenderung lebih rentan. Pada anak-anak, hal ini dapat terkait dengan kebiasaan makan dan perawatan gigi yang kurang optimal, sedangkan pada orang dewasa yang lebih tua, gigi yang aus dan gusi yang surut membuat gigi lebih rentan terhadap pembusukan akar.

Terakhir, kondisi mulut kering dapat menjadi faktor risiko yang signifikan. Air liur memiliki peran penting dalam membersihkan sisa makanan dan bakteri dari permukaan gigi serta membantu menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan. Penggunaan obat-obatan tertentu, kondisi medis, radiasi pada kepala atau leher, atau pengobatan kemoterapi dapat mengurangi produksi air liur, meningkatkan risiko terjadinya karies gigi. Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran akan faktor-faktor ini dapat membantu mengurangi risiko karies gigi dan meningkatkan kesehatan gigi secara keseluruhan.

Cara mencegah karies gigi

Pentingnya pencegahan tidak bisa diabaikan dalam upaya mengatasi masalah karies gigi. Edukasi mengenai kebersihan gigi yang baik, pola makan sehat, dan perawatan rutin ke dokter gigi menjadi kunci utama. Pemerintah dan lembaga kesehatan masyarakat juga diharapkan turut berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan mulut.

Langkah-langkah preventif seperti penggunaan pasta gigi dengan fluoride, penyikatan gigi yang teratur, serta kunjungan rutin ke dokter gigi dapat membantu mengurangi risiko karies gigi. Kampanye-kampanye sosialisasi di sekolah-sekolah dan komunitas dapat menjadi sarana efektif untuk menjangkau lebih banyak orang agar memahami pentingnya perawatan gigi yang baik.

Cara mengatasi karies gigi

Terdapat empat pendekatan utama yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah karies gigi. Langkah-langkah perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi memiliki tujuan untuk mengatasi kerusakan yang timbul akibat masalah gigi tersebut, dengan mempertimbangkan tingkat keparahan kondisi.

1. Tambalan (Restorasi Gigi)

Tambalan merupakan tindakan yang paling umum digunakan dalam mengobati karies gigi. Dokter gigi akan melakukan pengeboran pada area gigi yang terkena, menghapus bahan gigi yang telah mengalami kerusakan, dan selanjutnya menambal rongga yang dihasilkan dengan bahan pengisi gigi yang sesuai. Proses ini bertujuan untuk mengembalikan integritas struktural gigi dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

2. Mahkota (Proteksi Gigi)

Selain tambalan, opsi lain yang dapat dipertimbangkan adalah pemasangan mahkota. Biasanya, mahkota menjadi pilihan ketika sebagian besar struktur gigi sudah mengalami kerusakan signifikan akibat masalah gigi. Pemasangan mahkota dilakukan untuk melindungi gigi yang tersisa, memperbaikinya, dan memberikan perlindungan struktural yang lebih kokoh. Mahkota dapat terbuat dari paduan logam atau porselen, sesuai dengan kebutuhan pasien.

3. Saluran Akar (Endodontik)

Kerusakan gigi dapat melibatkan lapisan enamel dan mencapai bagian tengah gigi, mengancam saraf di akarnya. Ketika situasi ini terjadi, dokter gigi akan menjalankan prosedur saluran akar. Proses ini melibatkan pengangkatan saraf yang rusak atau mati, bersama dengan jaringan pembuluh darah (pulpa) di sekitarnya, kemudian mengisi area tersebut untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Pemasangan mahkota pada akhirnya dilakukan untuk memperkuat struktur gigi yang telah diobati.

4. Pencabutan dan Solusi Pengganti

Dalam kasus-kasus tertentu di mana gigi mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, pencabutan mungkin menjadi pilihan terakhir. Pencabutan gigi dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi ke tulang rahang. Setelah pencabutan, dokter gigi dapat merekomendasikan solusi pengganti seperti gigi tiruan sebagian, jembatan gigi, atau implan gigi untuk menjaga kesejajaran dan fungsi gigi di rongga mulut. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kesehatan umum pasien.

Dengan berbagai opsi perawatan ini, dokter gigi dapat merancang rencana perawatan yang sesuai untuk setiap kasus karies gigi, dengan tujuan mendapatkan hasil yang optimal dalam pemulihan kesehatan gigi dan mulut pasien.

Penting untuk diingat bahwa karies gigi tidak hanya menyerang kelompok usia tertentu. Baik anak-anak maupun orang dewasa dapat mengalami masalah ini. Oleh karena itu, pemahaman mendalam mengenai penyebab karies gigi dan upaya pencegahannya sangat penting. Seringkali, perubahan gaya hidup, seperti mengadopsi kebiasaan menjaga kebersihan mulut, rutin memeriksakan gigi, dan mengonsumsi makanan rendah gula, dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan karies gigi.

Melalui pemahaman yang lebih baik tentang karies gigi dan upaya bersama dalam pencegahannya, masyarakat dapat mempertahankan senyuman yang sehat dan mengurangi beban penyakit gigi yang dapat berdampak pada kesehatan secara keseluruhan. Kita semua memiliki peran dalam menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya merawat gigi sebagai bagian integral dari pemeliharaan kesehatan. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat