visitaaponce.com

Ikan Pari Jawa Resmi Punah, Peringatan Kepunahan Pertama akibat Aktivitas Manusia

Ikan Pari Jawa Resmi Punah, Peringatan Kepunahan Pertama akibat Aktivitas Manusia
Ikan Pari Jawa(Mongabay)

INTERNATIONAL Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List menetapkan status "punah" (extinct) pada ikan pari jawa (Urolophus Javanicus) berdasarkan penilaian terakhir pada 31 Maret 2023. Pari jawa, dikenal sebagai Java stingaree, hanya ditemukan melalui satu spesimen yang dikumpulkan pada 1862 di pasar ikan Jakarta. Kepunahan ini menjadi yang pertama kali tercatat pada spesies ikan laut sebagai dampak langsung dari aktivitas manusia.

Menurut Julia Constance, Kandidat PhD Charles Darwin University dan penilai utama, penangkapan ikan yang intensif dan kurangnya regulasi menjadi ancaman utama terhadap populasi pari jawa. Hasil tangkapan ikan di pantai utara Jawa mengalami penurunan sejak 1870-an dan hilangnya habitat di pesisir utara Jawa, khususnya Teluk Jakarta di mana merupakan kawasan industri besar juga turut berkontribusi pada kepunahan spesies langka ini.

Penilaian terhadap nasib pari jawa mengungkapkan probabilitas tinggi bahwa kombinasi ancaman yang mempengaruhi spesies tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama dan parah, menyebabkan kepunahan lokal. Probabilitas kepunahan spesies ini berdasarkan model ancaman adalah 0,9, sedangkan dari model pencatatan dan survei adalah 0,97.

Baca juga: KLHK Bantah Kepunahan Pari Jawa karena Ulah Manusia

Rekan peneliti senior Peter Kyne dari Charles Darwin University menekankan kepunahan pari Jawa harus dianggap sebagai tanda peringatan global untuk melindungi spesies laut yang terancam. 

Daftar Merah IUCN mencatat lebih dari 41.200 spesies terancam punah, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan perubahan kebijakan untuk melindungi keanekaragaman hayati dunia.

Baca juga: Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia

Pengumuman kepunahan pari Jawa dilakukan dalam Konferensi Tingkat Tinggi mengenai Perubahan Iklim (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab, menandai kehilangan bersejarah dalam keragaman hayati laut global. Pari Jawa, spesies unik seukuran piring makan, tidak ditemukan lagi selama survei ekstensif sejak 2001 mengkonfirmasi kepunahannya.

“Hilangnya salah satu spesies kerabat ikan pari adalah pertanda adanya kepunahan spesies ikan di laut akibat aktivitas manusia,” ujar Craigh Hilton-Taylor selaku Kepala Unit daftar Merah IUCN dikutip dari Radio Free Asia.

Kepunahan pari Jawa membawa dampak pada ekosistem dan keberlanjutan perikanan di Laut Jawa dan sekitarnya. Tim peneliti dari Charles Darwin University (CDU) menyoroti perlindungan habitat dan pengelolaan penangkapan ikan yang berlebihan perlu menjadi fokus utama dalam upaya pelestarian.

Daftar merah spesies terancam punah IUCN, yang didirikan tahun 1964, kini memiliki lebih dari 41.200 spesies yang terancam punah secara global. Daftar ini memberikan informasi mendalam tentang wilayah jelajah, ukuran populasi, habitat, ekologi, dan upaya konservasi yang menjadi landasan bagi kebijakan dan tindakan pelestarian.

Peneliti berharap bahwa kepunahan pari jawa akan menjadi titik tolak bagi upaya perlindungan lebih lanjut terhadap spesies laut yang terancam punah di seluruh dunia.

Dampak Iklim Terhadap Spesies 

Di tingkat global, sekitar seperempat dari total spesies ikan air tawar terancam kepunahan akibat pemanasan suhu, penangkapan ikan yang berlebihan, dan polusi.

Evaluasi tersebut mencakup ikan lele raksasa Mekong di Tiongkok, yang memiliki tingkat kesulitan penangkapan tinggi dan menghadapi tekanan populasinya akibat pembangunan bendungan serta penangkapan ikan yang berlebihan di wilayah Mekong Bawah. Selain itu, populasi salmon Atlantik juga mengalami penurunan sebesar 23% antara tahun 2006-2020.

Dampak dari perubahan iklim, terasa pada sekitar 17% dari total spesies ikan air tawar yang terancam punah, yang mengalami penurunan permukaan air, intrusi air laut ke sungai sebagai akibat dari kenaikan permukaan laut, dan perubahan pola musim.

“Adanya perubahan iklim juga sebuah ancaman bagi keanekaragaman kehidupan di bumi. Hal ini juga menjadi penyebab utama kerusakan alam dan kepunahan spesies di laut,” tutup Direktur Jenderal IUCN, Gretel Aguilar  

Selain itu, ancaman-ancaman ini melibatkan polusi yang memiliki dampak terhadap 57% populasi ikan air tawar yang berisiko punah, risiko terkait bendungan dan ekstraksi air (45%), penangkapan ikan yang berlebihan yang mengancam (25%), serta masalah spesies invasif dan penyakit (33%).

"Ikan air tawar mencakup lebih dari separuh spesies ikan yang dikenal di seluruh dunia, suatu keanekaragaman yang sulit dipahami mengingat ekosistem air tawar hanya menyumbang 1% dari total habitat perairan," ungkap Kathy Hughes, salah satu ketua kelompok ahli ikan air tawar IUCN.

"Spesies yang beragam ini merupakan komponen integral dari ekosistem dan memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan. Keberadaannya sangat vital bagi miliaran orang yang bergantung pada ekosistem air tawar, dan jutaan lainnya yang tergantung pada sektor perikanan," tambahnya.

Penilaian mengenai keadaan ikan air tawar ini dikembangkan dengan berkolaborasi bersama lebih dari 1.000 ilmuwan dari berbagai penjuru dunia, melibatkan lebih dari 100 lokakarya baik secara langsung maupun daring. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat