Daftar Makanan Khas Imlek yang Wajib Ada
PERAYAAN Tahun Baru Imlek atau dikenal sebagai Tahun Baru Imlek, merupakan momen yang sangat berkesan bagi berbagai kalangan terutama bagi masyarakat keturunan Tionghoa.
Ketika merayakan Imlek, tradisi keluarga Tionghoa biasanya melibatkan waktu berkumpul bersama. Selain melaksanakan ibadah atau sembahyang bagi mereka yang beragama Konghucu dan Buddha.
Momentum itu pun dirayakan dengan bersantap bersama keluarga dan kerabat terdekat. Hidangan khas Imlek menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini, dan banyak dari mereka memiliki makna filosofis yang mendalam.
Baca juga: Ribuan Warga Padang Tumpah Ruah Saksikan Festival Cap Go Meh
Berikut hidangan khas Imlek beserta penjelasan mengenai makna filosofis.
Dok.Pinterest
1. Jeruk
Masyarakat Tionghoa yang merayakan Imlek pasti menyiapkan jeruk. Sebuah jeruk ini memiliki makna positif dalam budaya Tiongkok. Jeruk yang berbentuk bulat menyerupai matahari diartikan sebagai simbol kebahagiaan yang menguntungkan. Warna oranye yang khas pada jeruk diidentifikasi dengan kemewahan, sehingga buah ini dianggap sebagai lambang keuntungan.
Baca juga: Srawung Cap Go Meh Tutup Rangkaian Perayaan Imlek di Purwokerto
Masyarakat Tionghoa sering memberikan jeruk sebagai hadiah kepada keluarga dan kerabat sebagai bentuk doa untuk kemakmuran dan kebahagiaan. Dengan memberikan jeruk, mereka menyampaikan harapan akan keberuntungan dan kekayaan di tahun yang baru kepada orang-orang yang mereka cintai.
Dok.Pinterest
2. Kue Keranjang
Nian gao atai dikenal sebagai kue keranjang, adalah hidangan yang sangat erat kaitannya dengan perayaan Imlek. Kue yang berwarna coklat ini sering dijuluki sebagai dodol khas Cina dan membawa dalam dirinya makna kekeluargaan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Ketika kue ini disusun secara bertingkat, ada tujuan khusus di baliknya, yaitu menggambarkan simbol rezeki dan kemakmuran yang semakin meningkat.
Nian gao bukan sekadar kudapan lezat, melainkan juga sebuah warisan kultural yang merayakan nilai-nilai keharmonisan dan kelimpahan. Dalam tradisi Tionghoa, kue keranjang menjadi lambang harapan untuk mendapatkan rejeki yang melimpah serta keberuntungan yang terus berkembang. Setiap lapisan kue mempresentasikan langkah-langkah kemajuan dan kelimpahan yang dapat dicapai dalam perjalanan hidup. Jadi, selain memanjakan lidah, menyantap nian gao juga mengajak untuk merenungkan arti yang lebih mendalam di balik rasa manisnya.
Dok.Pinterest
3. Siu Mie
Tidak lengkap rasanya merayakan Tahun Baru Imlek tanpa mencicipi siu mie. Pasalnya, hidangan khas perayaan Imlek ini mengandung makna mendalam sebagai bentuk doa dan harapan untuk mendapatkan umur yang panjang dan berkah.
Siu mie, yang mirip dengan mi goreng, disajikan dengan sayuran, udang, sosis, bakso, dan berbagai isian lainnya. Namun, keunikan siu mie terletak pada cara menyantapnya yang sangat khas. Berbeda dengan mi goreng pada umumnya, siu mie seharusnya tidak boleh digigit. Sebaliknya, kita diharuskan menyantapnya secara utuh tanpa terputus, dengan harapan bahwa akses terus-menerus ini akan membawa berkah umur panjang.
Dok.Pinterest
4. Yee Sang
Tradisi menyantap yee sang juga merupakan bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek. Yee sang, yang sering disebut sebagai salad kemakmuran, merupakan hidangan khas Tahun Baru Cina yang menggabungkan sayur-sayuran dengan ikan, dan di dalamnya terkandung makna simbolis keberuntungan.
Saat hidangan ini disantap, yee sang akan dicampur bersama, dan anggota keluarga akan bersama-sama mengangkat tinggi-tinggi wadah yee sang atau sumpit masing-masing. Proses mengangkat wadah yee sang ini bukan sekadar ritual, tetapi juga sebuah simbol yang sarat dengan harapan besar dan cita-cita keberhasilan di masa yang akan datang. Dengan tindakan tersebut, keluarga menyampaikan pesan keoptimisan, keberuntungan, dan kemakmuran kepada Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi.
Setiap gerakan mengangkat wadah atau sumpit menjadi representasi dari harapan besar yang dipegang teguh oleh setiap individu, menciptakan aura positif dan semangat optimisme untuk menyambut tahun yang baru. Jadi, menyantap yee sang bukan hanya tentang menikmati hidangan lezat, melainkan juga upaya untuk merayakan harapan dan aspirasi yang besar dalam keluarga Tionghoa selama perayaan Imlek.
Dok.Pinterest
5. Manisan
Manisan dalam perayaan Imlek biasanya disusun rapi dalam kotak berbentuk segi delapan, yang secara tradisional diyakini membawa keberuntungan. Kotak ini sering dikenal sebagai "tray of happiness" atau "prosperity box," yang menjadi ciri khas perayaan Imlek. Angka delapan dalam penataan kotak ini memiliki makna simbolis yang dalam, karena dalam bahasa Mandarin, pelafalan untuk angka delapan ("ba") mirip dengan pelafalan untuk keberuntungan ("fa").
Isi kotak tersebut melibatkan berbagai macam manisan, seperti manisan leci yang menjadi simbol ikatan keluarga yang kokoh, dan biji teratai yang melambangkan kesuburan. Kotak camilan ini diharapkan dapat membawa kebahagiaan dan keindahan pada keluarga yang menyajikannya. Lebih dari sekadar hidangan manis, kotak ini menjadi simbol doa untuk kehidupan yang penuh keberuntungan dan kebahagiaan. Dengan menyuguhkan beragam camilan dalam kotak segi delapan ini, keluarga Tionghoa menggambarkan harapan mereka untuk keberuntungan, kesuburan, dan kebahagiaan yang melimpah dalam perjalanan hidup mereka.
Dok.Pinterest
6. Telur Rendam Teh
Dikenal sebagai telur teh hitam, hidangan ini diperoleh melalui proses memasak telur dengan cara merendamnya dalam larutan teh hitam, kecap asin, dan bumbu-bumbu khas. Selanjutnya, ketika telur mencapai tingkat kematangan setengah matang, cangkangnya dipecah dengan sengaja untuk memastikan bumbu meresap sepenuhnya ke dalam telur. Selain tampilan yang menarik, cita rasa telur ini juga menghadirkan keunikan dengan sentuhan rempah yang kuat dan khas.
Di balik estetika yang indah, masyarakat Tionghoa mempercayai mengonsumsi telur ini selama perayaan Tahun Baru membawa keberuntungan, terutama bagi pasangan suami istri yang berharap untuk dikaruniai keturunan.
Proses meresapnya bumbu dalam telur dianggap mewakili harapan dan doa untuk kesuburan yang berlimpah, menciptakan simbolisme yang mendalam di tengah perayaan yang sarat dengan tradisi dan makna. Dengan menghidangkan telur teh hitam, keluarga Tionghoa memperkaya tidak hanya rasa dan tampilan meja makan mereka, tetapi juga memberikan dimensi spiritual dan simbolis yang mengakar dalam kepercayaan dan harapan mereka untuk masa depan yang penuh berkah.
Dok.Pinterest
7. Kue Mangkok
Selain kenikmatan cita rasa manis dan gurih yang terdapat dalam kue mangkok, perayaan Imlek juga mengandung makna khusus yang mengguratkan kedalaman filosofis. Kudapan ini memiliki arti sebagai pembawa keberuntungan, memberikan sambutan yang penuh harapan untuk menyongsong tahun yang baru.
Dalam tradisi Indonesia, kue mangkok menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek, membawa serta pesan keberuntungan dan kebahagiaan yang terus melekat dalam setiap hidangan. Dengan menghidangkan kue mangkok, masyarakat turut merayakan kekayaan warisan budaya dan filosofis yang menghiasi tradisi Imlek dengan makna yang mendalam dan indah.
Dok.Pinterest
8. Lapis Legit
Kue lapis legit bukan hanya sekadar camilan lezat, melainkan juga menjadi lambang keberkahan rezeki yang bertumpuk-tumpuk dan saling melingkupi. Keyakinan ini mendasarkan pada ide bahwa siapa pun yang menikmati kue ini akan dihadiahi kehidupan yang manis dan penuh berkah. Lebih dari sekadar kudapan lezat, kue lapis legit mengandung makna filosofis yang mendalam dan menjadi simbol doa bagi kelimpahan rezeki, harapan agar setiap orang diberkahi dengan rejeki yang melimpah hingga tahun-tahun yang akan datang, Sahabat Pesona!
Setiap lapisan kue lapis legit mewakili lapisan harapan dan keberuntungan yang semakin bertambah, menciptakan semacam harapan untuk masa depan yang cerah dan berlimpah. Oleh karena itu, saat menyantap kue lapis legit dalam perayaan Imlek atau momen lainnya, masyarakat turut menyampaikan doa-doa kebaikan dan kesuksesan untuk diri mereka sendiri serta orang-orang yang mereka cintai.
Dok.Pinterest
9. Bebek atau ayam Utuh
Dalam perayaan Imlek, tradisi menghidangkan bebek atau ayam secara utuh tanpa pemotongan menjadi simbol kesetiaan dan ketaatan. Tindakan ini mencerminkan nilai-nilai yang dalam dalam budaya Tionghoa, mengingat bebek atau ayam dianggap sebagai hewan yang memiliki sifat serakah. Oleh karena itu, menyajikan bebek atau ayam dalam keadaan utuh saat merayakan Imlek menjadi upaya untuk menghindari pengaruh buruk dari sifat serakah tersebut..
Dok.Pinterest
10. Sup Delapan Bentuk (Eigh Treasure Soup)
Diberi nama demikian karena terdiri dari delapan bahan dasar yang unik dan khas untuk perayaan Imlek. Sup ini mencakup berbagai unsur seperti teripang, jamur tungku, ikan, udang, perut ikan, kerang kering, abalone, jamur hitam, kacang ginko, dan biji lotus.
Sup delapan bentuk tidak hanya sekadar hidangan yang lezat dan bergizi, melainkan juga menyiratkan pesan simbolis yang mendalam. Setiap bahan yang dipilih dengan cermat untuk membuat sup ini melambangkan elemen-elemen yang diinginkan untuk membawa keberuntungan dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan menciptakan dan menyantap sup delapan bentuk, masyarakat Tionghoa merayakan peluang baru dan menyampaikan doa agar usaha dan bisnis mereka berkembang dengan subur di tahun yang baru.
Dok.Pinterest
11. Ikan
Mengikuti tradisi seperti bebek atau ayam, hidangan ikan juga dihidangkan secara utuh, tanpa mengalami proses pemotongan. Dari segi filosofis, penyajian ikan secara utuh menjadi simbol kelimpahan dan kesatuan keluarga.
Di Indonesia, ikan bandeng seringkali menjadi pilihan yang umum, tetapi variasi jenis ikan lain juga dapat digunakan sesuai dengan selera dan preferensi. Proses memasak ikan ini biasanya melibatkan metode pengukusan, diikuti dengan penyajian saus sederhana di sisi ikan, seringkali berupa saus asam manis atau kecap.
Penyajian ikan utuh tidak hanya menjadi manifestasi kuliner, melainkan juga mengandung makna yang lebih dalam dalam konteks perayaan.
Dok.Pinterest
12. Dumpling
Dumpling, selain menjadi representasi reuni keluarga, juga menjadi lambang kemakmuran karena bentuknya yang menyerupai uang Tiongkok kuno. Hidangan ini umumnya berisi adonan yang diisi dengan daging babi giling atau daging sapi yang dicampur dengan beragam sayuran seperti rebus, kubis, dan daun bawang. Saat dinikmati, dumpling dihidangkan dengan cara dicelupkan ke dalam kecap asin yang dicampur dengan jahe, menambah cita rasa yang lezat dan memperkaya pengalaman kuliner.
Karena bentuknya menyerupai uang kuno, dumpling menggambarkan harapan akan kemakmuran dan keberuntungan di masa depan. Selain itu, proses persiapan dumpling yang melibatkan pengisian dengan berbagai bahan menyiratkan keberagaman dan keberlimpahan dalam kehidupan.
Dengan demikian, dumpling bukan hanya sebagai santapan lezat dalam perayaan, melainkan juga sebagai simbol yang merangkum harapan dan keberkahan untuk keluarga yang bersatu dalam reuni, menjadikannya lebih dari sekadar hidangan, melainkan pengalaman yang mempersatukan dan memberikan kegembiraan dalam perayaan.
Dok.Pinterest
13. Babi Panggang
Suatu perayaan Imlek tak akan sempurna tanpa kehadiran daging babi. Meskipun daging babi seringkali diolah dengan cara dipanggang, alternatif penyajian yang tak kalah lezat adalah dengan memadukannya bersama saus asam manis.
Dalam kepercayaan tradisional, mengonsumsi daging babi selama perayaan Imlek diyakini membawa keberuntungan, sebab babi dianggap sebagai simbol kantung rezeki yang berlimpah. Namun, di sisi lain, ada pula interpretasi yang menyebutkan bahwa babi merupakan hewan yang cenderung malas. Oleh karena itu, dengan menyantap daging babi pada momen Imlek, diharapkan seseorang dapat terhindar dari sifat malas tersebut.
Dok.Pinterest
14. Lumpia Goreng
Selama perayaan Tahun Baru, masyarakat Tionghoa juga menyajikan satu jenis gorengan kepada keluarga mereka. Gorengan tersebut adalah lumpia goreng atau yang dikenal dengan sebutan chūn juǎn (春卷). Dalam bahasa Inggris, hidangan ini dikenal sebagai spring roll ('gulungan musim semi'). Nama ini dipilih karena lumpia goreng sering dinikmati selama Festival Musim Semi.
Mirip dengan risol yang umumnya digoreng, chūn juǎn (春卷). terdiri dari kulit lumpia yang diisi dengan campuran sayuran, daging, atau bahan manis lainnya. Kemudian, adonan tersebut digoreng hingga warnanya berubah menjadi kuning keemasan.
Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, bentuk silinder dan warna kuning keemasan lumpia goreng menyerupai batang emas. Oleh karena itu, mengonsumsi lumpia goreng dianggap sebagai simbol harapan untuk keberuntungan dan kemakmuran.
Dok.Pinterest
15. Mochi
Mochi tidak hanya menjadi hidangan khas di Jepang, tetapi juga di Negeri Tirai Bambu. Saat merayakan peristiwa besar, penduduk di sana juga menikmati kudapan ini. Lebih dari sekadar penganan lezat, mochi mengandung makna mendalam tentang kebersamaan keluarga yang selalu berkumpul di awal tahun baru.
Mochi, yang terbuat dari beras ketan yang digiling hingga menjadi adonan lembut, menjadi lambang penyatuan dan keharmonisan keluarga. Tradisi menyantap mochi di tengah-tengah perayaan besar menjadi cara bagi masyarakat di Negeri Tirai Bambu untuk merayakan ikatan yang erat di antara anggota keluarga mereka.
Melalui rasa manis dan kenyal dari mochi, terjalinlah makna kekeluargaan yang melekat dalam setiap gigitan, menciptakan kenangan yang hangat dan mengesankan. Oleh karena itu, mochi tidak hanya menjadi hidangan yang memanjakan lidah, tetapi juga sarana untuk merayakan nilai-nilai keluarga dan kebersamaan dalam perayaan-perayaan besar di Negeri Tirai Bambu. (Z-3)
Terkini Lainnya
Berikut hidangan khas Imlek beserta penjelasan mengenai makna filosofis.
1. Jeruk
2. Kue Keranjang
3. Siu Mie
4. Yee Sang
5. Manisan
6. Telur Rendam Teh
7. Kue Mangkok
8. Lapis Legit
9. Bebek atau ayam Utuh
10. Sup Delapan Bentuk (Eigh Treasure Soup)
11. Ikan
12. Dumpling
13. Babi Panggang
Dok.Pinterest
14. Lumpia Goreng
15. Mochi
Ketum PITI : Tahun Baru 1446 Hijriah Momentum Menuju Indonesia Lebih Baik
Kejuaraan Dunia Barongsai FOBI Diapresiasi, Jadi Bukti Kemajemukan
Tahun Naga Kayu, Ini Tabel 12 Shio 2024
Ketum PITI Puji Pembangunan Infrastruktur Jokowi sebagai Legacy bagi Bangsa
Tak Melulu Bisnis, Tionghoa Berperan dalam Berbagai Aspek di Indonesia
Pemudik mulai Padati Bandara Depati Amir
2 Warga Tiongkok Ditangkap Lakukan Penambangan Emas Ilegal di Palu
Astropolitik dan Rivalitas Penguasaan Luar Angkasa
Kemendag Musnahkan Barang Impor Ilegal Rp9,3 Miliar di Bogor, Paling Banyak Asal Tiongkok
PBSI: Performa Fajar/Rian Perlu Diperbaiki
Jadwal Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Babak 16 Besar Asian Games Cek di Sini
Atlet Muhammad Sejahtera Raih Emas Pertama Indonesia dari Cabor Menembak
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap