Apa itu Tari Tunggal Berikut Pengertian dan Contohnya
![Apa itu Tari Tunggal? Berikut Pengertian dan Contohnya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/0e2a0d0681dde5602b66d0e3ab0f0202.jpg)
INDONESIA memiliki keberagaman budaya yang begitu kaya, termasuk keragaman jenis tarian tradisionalnya. Secara umum, tarian dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama, yakni tarian tunggal dan tarian kelompok.
Dikutip dari buku Seni dan Budaya karya Harry Sulastianto, tarian tunggal adalah jenis tarian yang dipersembahkan oleh seorang penari. Selain itu, tarian tunggal juga dapat diinterpretasikan sebagai karya yang dipersembahkan oleh beberapa penari secara bergantian, meskipun jumlah penari yang tampil di panggung tetap satu orang.
Seorang penari yang menampilkan tarian tunggal harus memiliki tingkat keluwesan yang tinggi selama penampilan. Kemampuan ini sangat penting karena penari perlu mengisi panggung yang luas hanya dengan kehadiran dirinya sendiri, tanpa bantuan dari orang lain.
Baca juga: Keren! Ini Deretan Tarian Tradisional yang Mendunia dan Terpopuler
Sedangkan menurut tokoh ahli tari di Indonesia, Prof. Dr. R.M. Soedarsono, tarian merupakan manifestasi ekspresi perasaan manusia melalui gerakan dinamis yang menawan. Untuk mengenali lebih lanjut tentang konsep tari tunggal simak penjelasan serta contohnya di bawah ini.
Tari tunggal
Menurut buku Seni Tari & Seni Musik 2 karya Sri Murtono, tari tunggal merujuk pada suatu bentuk pertunjukan tari yang dipersembahkan, diperagakan, dan dibawakan oleh satu individu saja. Karakteristik ini menjadikan tari tunggal lebih menitikberatkan pada ekspresi individu penarinya. Penampilan tarian ini dapat dilakukan, baik oleh penari pria maupun penari wanita.
Karena berisi tunggal atau sendiri tari tunggal sangat menekankan pada detail gerakan tangan, ekspresi wajah, riasan mata, hingga kostum. Oleh karena itu, keindahan dari tarian tunggal dapat dirasakan oleh penonton secara langsung.
Baca juga: Yuk, Kenali Jenis Tarian Terpopuler Didunia
Di Nusantara, tari tunggal memiliki beragam bentuk yang kadang sulit dipisahkan dari peran tertentu. Artinya, satu jenis tari tunggal bisa memainkan berbagai peran, termasuk dalam konteks sosial, politik, agama, kepercayaan, atau hiburan.
Sedangkan dikutip dari Buku Panduan Seni Tari SMA/SMK Kelas X karya Hani Amalia Hendrajatin, tari tunggal memiliki beberapa fungsi, seperti hiburan, upacara simbolik, dan fungsi sakral. Tari tunggal sebagai hiburan menitikberatkan pada makna bahwa tokoh yang diperankan ialah tokoh sentral. Biasanya, tarian tunggal ini menggambarkan cerita dari karakter tokoh yang dimainkan.
Sementara tari tunggal sebagai acara simbolik berkaitan dengan filosofi angka satu, tunggal, atau esa. Dalam filosofi Jawa, seperti yang diperkenalkan oleh Syekh Siti Jenar, konsep manunggaling kawula Gusti mengandung arti bersatunya rasa dengan Tuhan Esa.
Tari tunggal yang bersifat sakral sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai kehidupan. Ini karena pada dasarnya, tari merupakan produk budaya manusia.
Kegiatan tari tunggal memainkan peran penting dalam perkembangan masyarakat. Melalui tarian-tarian ini, banyak nilai positif yang dapat diambil manfaatnya bagi manusia, baik secara individu maupun bersama-sama. Oleh karena itu, tari tunggal dianggap sebagai simbol kehidupan yang kaya, karena mampu mengungkapkan perasaan terdalam seorang manusia.
Ciri-ciri tari tunggal
Tari tunggal memiliki empat ciri.
1. Diperankan oleh satu penari.
2. Gerakannya memiliki tingkat kerumitan yang tinggi.
3. Memiliki komposisi dan variasi gerak yang beragam.
4. Tema tarian mencerminkan karakter atau watak tokoh yang diperankan oleh penari.
Contoh tari tunggal
Ada berbagai macam tarian Nusantara yang menerapkan prinsip tari tunggal. Berikut beberapa contohnya.
1. Tari Gatot Kaca.
Asal: Jawa Tengah.
Cerita: Mengisahkan tentang sosok Gatot Kaca, pria gagah dan hebat dalam Ramayana, yang jatuh cinta pada seorang perempuan.
Karakteristik: Tari tunggal oleh penari laki-laki menggunakan kostum dan tata rias yang mencerminkan kegagahan Gatot Kaca.
2. Tari Gambir Anom.
Asal: Jawa Tengah, khususnya Surakarta.
Cerita: Diperankan oleh seorang penari mengisahkan anak Arjuna yang tengah kasmaran dengan pasangannya.
Karakteristik: Tarian lemah lembut dengan busana khusus, diiringi musik khas Jawa.
3. Tari Panji Semirang.
Asal: Bali (kreasi baru oleh I Nyoman Kaler).
Cerita: Menceritakan pengembaraan Galuh Candrakirana dalam mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati.
Karakteristik: Tari tunggal klasik, terkenal di luar negeri, dengan unsur unsur Bali.
4. Tari Kancet Lasan.
Asal: Kalimantan Timur (Dayak Kenyah).
Cerita: Kisah tentang burung Enggang, dari perilaku hingga sikapnya di udara.
Karakteristik: Menggunakan alat musik gong, dilengkapi dengan bulu burung sebagai aksesoris penutup kepala.
5. Tari Jaipong.
Asal: Jawa Barat (Karawang).
Cerita: Diciptakan oleh Gugum Gumbira, menggambarkan wanita Sunda yang energik, berani, dan mandiri.
Karakteristik: Tarian tunggal oleh penari perempuan dengan selendang panjang, mencerminkan karakter Sunda.
6. Tari Gambyong.
Asal: Surakarta, Jawa Tengah.
Cerita: Tarian Jawa klasik dengan gaya keraton, digunakan untuk menyambut tamu di keraton.
Karakteristik: Dipentaskan dalam upacara ritual pertanian, menciptakan suasana keraton.
7. Tari Topeng Kelana.
Asal: Cirebon, Jawa Barat.
Cerita: Tentang Prabu Minakjinggo yang tergila gila pada Ratu Kencana Wungu.
Karakteristik: Menggunakan topeng dan kostum merah yang mencerminkan sisi emosional, berasal dari Cirebon.
8. Tari Kancet Ledo.
Asal: Kalimantan Timur (Dayak Kenyah).
Cerita: Menggambarkan kelemahlembutan seorang gadis seperti sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup angin.
Karakteristik: Dibawakan oleh wanita dengan aksesoris bulu burung Enggang dan iringan alat musik gong.
9. Tari Golek Menak.
Asal: Kesultanan Yogyakarta.
Cerita: Diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, terinspirasi dari pertunjukan wayang golek.
Karakteristik: Unik dengan gerakan boneka kayu dan unsur tarian khas Jogja, gerakan kaki ringan dan pola lantai sederhana.
10. Tari Serimpi.
Asal: Yogyakarta.
Cerita: Dipentaskan oleh seorang penari dalam prosesi pengangkatan sultan, melambangkan kelembutan wanita.
Karakteristik: Tarian tunggal dengan gerakan yang menggambarkan keanggunan wanita.
Selain punya tarian tunggal, Indonesia memiliki banyak sekali tarian berpasangan. Untuk mengetahui lebih jelas, berikut penjelasannya.
Tari berpasangan
Dilansir dari buku Seni Budaya oleh Sri Sudaryati dan Boiman, tari berpasangan adalah bentuk tarian yang dilakukan oleh dua penari. Sebagian gerakannya berbeda satu sama lain, tetapi keseluruhan gerakan menciptakan kepaduan yang harmonis.
Tarian berpasangan bisa disebut sebagai tarian duet. Seiring dengan perkembangannya, tarian berpasangan dapat dihadirkan dalam format tiga penari atau trio serta dengan empat penari yang membentuk kuartet. Pertunjukan ini dapat melibatkan sepasang penari pria dan wanita, dua wanita, atau dua pria.
Tarian berpasangan dinilai berdasarkan koreografi yang utuh, yang terwujud melalui interaksi dan perpaduan gerakan yang serupa atau berbeda di antara penari-penari. Dengan kata lain, kekuatan koreografi dalam tarian ini muncul dari interaksi gerak yang saling melengkapi di antara para penari.
Untuk itu, tarian berpasangan lebih menitikberatkan pada respons dan interaksi antar penari. Orientasinya terfokus pada keterikatan pola gerak dan pembatasan dalam pengelolaan ruang tari.
Hal ini disebabkan oleh penataan ruang tarian berpasangan yang telah diatur dengan susunan tertentu antara para penari. Umumnya, tema yang sering diangkat dalam tarian berpasangan berkaitan dengan pergaulan, percintaan, dan peperangan.
Ciri-ciri tari berpasangan
Tari berpasangan memiliki lima ciri.
1. Dilakukan oleh sepasang penari.
2. Terdapat interaksi antara keduanya selama penampilan.
3. Gerakan tarian saling melengkapi satu sama lain.
4. Terdapat beberapa gerakan tari yang serupa di antara keduanya.
5. Ada rincian gerakan yang berbeda tergantung pada jenis kelamin penari.
Contoh tari berpasangan
Tari ini memiliki banyak jenis tarian. Berikut beberapa contoh tari berpasangan yang ada di Indonesia.
1. Tari Payung.
Asal dari Minangkabau, Sumatra Barat. Gerakan menggambarkan kehidupan remaja kota yang melanggar norma adat. Dapat diperankan oleh pasangan penari laki-laki dan perempuan. Namun peran laki-laki bisa juga diperankan oleh penari perempuan.
2. Tari Ulu Ambek.
Tarian ini berasal dari Aceh dan diperankan oleh pasangan penari laki-laki. Gerakan tarian ini mencerminkan konflik atau pertarungan, mirip pencak silat tanpa sentuhan fisik. Simbolisme serangan dan tangkisan ini sebagai pemberian dan penerimaan dari guru atau syekh kepada muridnya.
3. Tari Zapin.
Berasal dari Riau dan berkembang di Nusantara dengan pengaruh pedagang Arab. Gerakan tarian ini identik dengan kecepatan kaki mengikuti pukulan marwas.
Harmoni ritmik berasal alat musik gambus. Tarian ini bersifat edukatif dengan pesan agama dalam syair lagunya.
4. Tari Serampang Dua Belas.
Tarian ini berasall dari Sumatra Utara. Diperagakan oleh sepasang penari laki laki dan perempuan.
Gerakannya mengisahkan tahapan cinta hingga pernikahan. Tarian ini punya pesan moral untuk orang yang sedang menikah.
5. Tari Bedhaya Ketawang.
Tarian ini berasal dari Surakarta, Jawa Tengah. Tarian ini memerlukan kesabaran karena gerakan lembut dan lambat. Tarian ini bersifat sakral dan hanya dipertunjukkan saat penobatan tahta raja di Kesultanan Surakarta.
6. Tari Golek Menak.
Tari ini berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Tarian itu diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan inspirasi dari Wayang Golek Menak. (Z-2)
Terkini Lainnya
Tari tunggal
Ciri-ciri tari tunggal
Contoh tari tunggal
1. Tari Gatot Kaca.
2. Tari Gambir Anom.
3. Tari Panji Semirang.
4. Tari Kancet Lasan.
5. Tari Jaipong.
6. Tari Gambyong.
7. Tari Topeng Kelana.
8. Tari Kancet Ledo.
9. Tari Golek Menak.
10. Tari Serimpi.
Tari berpasangan
Ciri-ciri tari berpasangan
Contoh tari berpasangan
2. Tari Ulu Ambek.
3. Tari Zapin.
4. Tari Serampang Dua Belas.
5. Tari Bedhaya Ketawang.
6. Tari Golek Menak.
Google Doodle 29 April Memperingati Tari Rangkuk Alu dari Manggarai
Menikmati Keindahan Pantai dan Budaya Bali di Mercure Bali Resort Sanur
Nandak Ganjen: Pesona Tarian Tradisional Betawi
Panggung Maestro III Upaya Lestarikan Kesenian Nusantara
Pecahkan Rekor MURI, 5.000 Peserta Tarian Sehat Bersama Isi Piringku
Soroti Budaya Pewayangan, Pemimpin Indonesia Diharapkan Paham Nilai Budaya Nusantara
Edukasi Siswa Cinta Budaya dengan Pagelaran Kolosal
Naskah Terakhir Nano Riantiarno, Matahari Papua, Jadi Produksi ke-230 Teater Koma
Ekonomi Kreatif: Pengertian, Ciri, Contoh, Jenis dan Manfaat
Banyak Peminat, Pagelaran Musikal Ken Dedes Dipentaskan Kembali
Relawan Puan Gelar Pentas Seni di Banyuwangi dan Kegiatan Sosial di Palembang
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap