visitaaponce.com

Vaksin Dengue untuk DBD Direncanakan Masuk Program Imunisasi Nasional

Vaksin Dengue untuk DBD Direncanakan Masuk Program Imunisasi Nasional
Vaksin dengue yang direncanakan masuk program imunisasi nasional.(TVD)

DIREKTUR Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pihaknya merencanakan vaksin dengue untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD) masuk dalam program imunisasi nasional. Wacana tersebut disebut masih didiskusikan.

"Kita akan diskusikan dengan Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI) dan tentu kita juga harus bicara dengan Kementerian seperti Bappenas, Kemenkeu juga, karna kan menyangkut biaya," kata Maxi dalam diskusi publik di Manhattan Hotel, Jakarta Selatan, Rabu (17/1).

Ia menyebut ditargetkan tahun 2025 vaksin dengue bisa diperkenalkan kepada masyarakat, karena setiap vaksin baru harus dimulai dengan introduksi.

Baca juga: Masyarakat harus Waspdai Ancaman DBD di tengah Musim Hujan

"Tahun lalu introduksi untuk vaksin HPV di akhir tahun dan kita sudah perluas tahun ini, jadi saya kira harus bertahap. Untuk vaksin DBD introduksinya belum, tahun ini kita lihat tahun depan," ujarnya.

"Tapi di samping itu kita juga sudah izinkan daerah-daerah, sebenarnya introduksi sudah mulai. Itu daerah-daerah tertentu yang kapasitas fiskal APBD bagus, sudah mulai seperti Kalimantan Timur," tambahnya.

Baca juga: Wolbachia Turunkan Kematian Akibat DBD di Yogyakarta

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Herbuwono mengatakan usaha dan upaya promotif untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sudah dilakukan sehingga bisa mengenali kejadian dengue ini menjadi masalah yang sangat urgen dilakukan. Upaya pengendalian sudah juga dilakukan mulai dari larvasida, fogging, dan dimulai program jumantik di tahun 2000-an dan seterusnya.

"Mudah-mudahan nanti kita akan mendapatkan berbagai macam upaya lagi yang lebih advance dan lebih baik serta lebih dini dalam upaya untuk mengatasi DBD pada masa yang akan datang," ujarnya.

Ada 26 kabupaten yang sudah mencapai insiden rate-nya sesuai target. Namun di beberapa tempat juga insiden ratenya sudah mulai turun, masyarakat sudah mulai melakukan upaya promotif untuk melakukan intensifikasi.

"Di beberapa tempat insiden ratenya justru masih tinggi di atas 10 sebagian besar wilayah Indonesia insiden ratenya masih di atas 10 seperti di Kabupaten Teluk Wondama, Mahakam Hulu, Nabire, Menfawa dan Fak-Fak. Kabupaten dengan kasus tertinggi secara kumulatif ada di Kota Bandung, Bogor, Denpasar, dan kota Bogor," pungkasnya.

(Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat