visitaaponce.com

Cegah Kenaikan Kasus, Pemerintah Gencarkan Skrining Tb Anak

Cegah Kenaikan Kasus, Pemerintah Gencarkan Skrining Tb Anak
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin difteri dan tetanus pada murid SD saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah di Banda Aceh, Selasa (15/11/2022)(ANTARA/AMPELSA)

PENINGKATAN kasus tuberkulosis (Tb) pada anak terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu adanya langkah preventif yang dilakukan pemerintah.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menyebutkan kasus Tb anak meningkat dari tahun ke tahun. Yakni 42.187 kasus pada 2021, kemudian 110.881 kasus pada 2022 dan sekitar 129.798 kasus pada 2023.

"Hal itu karena upaya penemuan kasus Tb Anak juga digencarkan, diawali dengan peningkatan kapasitas para tenaga kesehatan termasuk para dokter yang merupakan kolaborasi Kemenkes dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)," kata Imran saat dihubungi, Minggu (4/2).

Baca juga : Tenaga Kesehatan Berperan Penting Sukseskan Program Nasional Imunisasi HPV

Kemudian dilanjut dengan penemuan kasus di lapangan dilakukan dengan integrasi program dengan program pencegahan stunting dan kesehatan anak di posyandu, satuan pendidikan, fasilitas layanan kesehatan, dan tempat lainnya.

"Pemerintah mendorong percepatan eliminasi Tb di Indonesia, melalui penguatan pada empat aspek dalam kerangka penanggulangan Tuberkulosis yaitu dalam hal pencegahan, deteksi, perawatan dan promosi kesehatan," ujarnya.

Upaya pencegahan Tb terutama pada anak dilakukan sedini mungkin dengan pemberian Imunisasi BCG yang menjadi salah satu Imunisasi Dasar Lengkap untuk bayi usia 0 - 11 bulan. Memberikan Terapi Pencegahan Tb (TPT) bagi orang yang tinggal bersama dengan pasien Tb, orang dengan HIV (ODHIV) dan populasi berisiko lainnya.

Baca juga : Yuk, Ketahui Alasan Bayi Diimunisasi BCG

Kemudian, terlibat dalam upaya pengembangan vaksin Tb. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tb. Selain itu, pemerintah memperkuat upaya penemuan kasus Tb melalui kegiatan skrining masif pada kontak serumah dan erat.

Melakukan pelacakan kontak erat dan serumah kasus TB dengan melibatkan komunitas sebagai upaya untuk meningkatkan peran masyarakat dalam penemuan kasus Tb.

"Penyediaan akses untuk skrining, sarana diagnosis laboratorium dan penunjang. Surveilans aktif di puskesmas dan rumah sakit, tentunya penyediaan Sumber Daya Manusia yang memadai," pungkasnya. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat