visitaaponce.com

Tidak Beri ASI Secara Langsung Bisa Picu Masalah pada Ibu dan Bayi

Tidak Beri ASI Secara Langsung Bisa Picu Masalah pada Ibu dan Bayi
Ilustrasi(Freepik)

PAKAR gizi masyarakat lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tan Shot Yen mengatakan ibu yang tidak memberikan air susu ibu (ASI) secara langsung dan memilih menggunakan botol atau dot untuk memberikan ASI bayinya bisa mengakibatkan sang buah hati bingung puting.

"Anaknya bingung puting karena itu ibunya jadi eksklusif pumping (memerah ASI)," kata Tan, dikutip Kamis (8/2).

Karena ibu memompa ASI dengan alat, anak tidak menyusu secara langsung sehingga pengosongan payudara tidak maksimal.

Baca juga : Tak Hanya Sekedar Makanan bagi Bayi, Berikut Manfaat ASI Lainnya 

"Karena pumping atau dipompa, anaknya tidak menyusu langsung, jadi, pengosongan payudara tidak maksimal. Akhirnya ASI makin seret," ujar Tan.

Tan mengatakan tidak adanya edukasi terkait pentingnya memberikan ASI secara langsung atau ASI perah pada ibu atau orang yang mengasuh bayi menjadi salah satu dari sejumlah alasan akhirnya bayi diberikan susu formula, di samping ibu sejak awal rendah diri karena ASI-nya tidak selancar ibu-ibu menyusui lainnya.

Berbicara alasan lain bayi akhirnya diberi susu formula yakni adanya anjuran tenaga kesehatan. 

Baca juga : Peringatan Hari Gizi Nasional, Pemenuhan Gizi Anak dalam 1.000 HPK

Padahal, menurut Tan, tenaga kesehatan dilarang memberikan susu formula yang dapat menghambat program pemberian ASI eksklusif dan ini didukung salah satunya oleh Peraturan Pemerintah.

Tan menambahkan, alasan lainnya memberikan bayi susu formula antara lain desakan mertua, teman, tetangga serta iri dengan anak-anak lain yang bertubuh gemuk.

"Iri dengan anak-anak lain yang gembul. Jadi, patokannya bukan kurva tumbuh kembang KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), WHO tetapi patokannya anak tetangga yang kayak roti sobek," kata Tan.

Baca juga : Penuhi ASI untuk Bayi, Seorang Ibu Perlu Dukungan Suami dan Keluarga

Tan menuturkan ada sejumlah alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI, antara lain bayi mengalami galaktosemia klasik sehingga diperlukan formula khusus bebas galaktosa, atau ibu terinfeksi HIV namun dengan catatan jika pengganti ASI dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan dan aman. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat