Dokter Urologi Anjurkan Deteksi Kanker Prostat Saat Usia 50 Tahun
DOKTER spesialis urologi dr Rainy Umbas menganjurkan untuk melakukan deteksi kanker prostat ketika telah memasuki usia 50 tahun karena pada usia tersebut risiko munculnya kanker prostat mulai meningkat.
"Faktor risiko yang paling jelas adalah usia karena risiko kanker prostat di atas 50 tahun sudah meningkat," kata Rainy dalam acara 5K Amazing Run: Ambil Kendali, Lakukan Skrining Kanker, di Jakarta, Minggu (25/2).
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menambahkan hal tersebut berlaku kalau tidak memiliki riwayat keluarga penderita kanker prostat.
Baca juga : Menkes Guyur BPJS Rp9 Triliun untuk Deteksi Dini Penyakit, Salah Satunya Jantung
Adapun, apabila terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit tersebut, dianjurkan untuk melakukan deteksi saat memasuki usia 40 tahun.
Dia menyebutkan, 50% pasien kanker prostat di Indonesia baru melakukan deteksi ketika kondisi penyakitnya telah berada pada stadium lanjut.
Karena itu, deteksi dini kanker prostat sangat penting karena apabila ditemukan potensi kanker masih pada stadium awal, penanganan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang lebih baik.
Baca juga : Kemenkes Upayakan Deteksi Dini Kanker bisa Dilakukan di 10 Ribu Puskesmas
Rainy menjelaskan kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi pada pria. Menurutnya, penyakit tersebut tidak memiliki tanda-tanda atau gejala khusus layaknya jenis kanker lain. Umumnya penderita kanker prostat sering merasakan kesulitan menahan buang air kecil terutama pada malam hari.
"Kanker prostat itu barangnya aja ga keliatan, kalau (kanker) payudara keliatan, (kanker) paru bisa terasa. Kalau prostat tidak terasa, tidak keliatan, nah ini yang jadi masalah," ujar Rainy.
Rainy menekankan pentingnya mencegah kanker prostat sejak usia muda yakni dengan menjalani pola hidup sehat seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan tidak berlebihan, berjemur di bawah sinar matahari pagi, serta memperbanyak konsumsi buah dan sayuran terutama yang mengandung likopen.
"Di Indonesia banyak sekali sayuran yang berwarna merah seperti pepaya, tomat, semangka. Teh hijau itu juga salah satu cara mencegah. Kemudian yang terutama dan banyak di tempat kita itu adalah produk-produk kedelai," sebut Rainy. (Ant/S-2)
Terkini Lainnya
Pria di Atas 55 Tahun Disarankan Tidak Banyak Minum di Malam Hari
Manfaat Tindakan Rezum untuk Pasien Pembesaran Prostat Jinak
11 Gejala Umum Kanker yang Perlu Diwaspadai
RS Abdi Waluyo Sediakan Water Vapor Theraphy untuk Pembesaran Prostat Jinak
Raja Charles III Didiagnosa Kanker
Remaja Putri dan Ibu Hamil Jadi Sasaran Utama Pencegahan Cikal Bakal Stunting
Obesitas Meningkat di Indonesia, Benarkah Body Contouring Jadi Solusi?
Kemenkes Dinilai belum Siap Implementasi SKP
Usut Kasus Korupsi APD, KPK Cekal Dokter dan Pihak Swasta
Rasio Bidan Dinilai Cukup, Pemerintah Nilai Hanya Perlu Pemerataan
Kemenkes-AstraZeneca Perkuat Kerja Sama Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap