visitaaponce.com

Vape dan Rokok Konvensional Punya Kandungan Berbahaya yang Sama

Vape dan Rokok Konvensional Punya Kandungan Berbahaya yang Sama
Ilustrasi(Antara)

Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Agus Dwi Susanto mengatakan vape atau rokok elektrik memiliki kandungan yang sama berbahayanya dengan rokok konvensional. Hal tersebut dikemukakannya saat merespons unggahan video yang viral di media sosial TikTok, yang menceritakan seorang pengguna vape rutin yang kini menjadi pasien radang paru atau pneumonia.

"Rokok konvensional dan vape itu memiliki tiga persamaan yang dapat menyebabkan terjadinya risiko berbagai penyakit," ujar Agus.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) itu mengungkapkan, baik vape maupun rokok, memiliki kandungan nikotin yang menyebabkan adiksi jika digunakan dalam jangka panjang. Itu berpotensi menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Baca juga : Rokok Elektronik Bisa Sebabkan Paru Bocor

Kedua, vape dan rokok sama-sama memiliki kandungan zat karsinogen alias pemicu kanker. Pada rokok konvensional, karsinogen terdapat pada TAR.

"Vape memang tidak ada TAR-nya. Namun, ada bahan karsinogen lain yang menyebabkan kanker. Itu sudah ada buktinya pada riset yang ada di jurnal kelas dunia," ucapnya.

Riset tersebut, kata Agus, salah satunya melakukan uji coba pada tikus yang dipaparkan uap vape selama satu tahun. Hasilnya adalah sekitar 30% dari tikus-tikus itu mengalami kanker paru, dan 50% mengalami kanker kandung kemih.

Baca juga : 12 Ormas Desak RPP Kesehatan Disahkan untuk Lindungi Anak dari Rokok

Ketiga, vape dan rokok sama-sama mengandung partikel halus (particulate matter/PM) yang juga terdapat pada polusi udara. Apabila terhirup, itu dapat menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi, yang dapat menginduksi penyakit pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta risiko infeksi paru seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang paru atau pneumonia.

"Karena setiap hari uap vape dihirup, akan terjadi peradangan, sel-sel akan terjadi perubahan, sehingga akan terjadi hipersensitif dan menjadi asma. Sel-sel juga berubah jadi tebal dan menjadi PPOK. Itu akan mengganggu kekebalan lokal akibat kuman, sehingga kuman akan mudah masuk. Kalau kuman mudah masuk dan bertumbuh kembang, akan menimbulkan infeksi dan menjadi radang, radang pernapasan, ISPA, dan radang paru atau pneumonia," jelas Agus.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi rokok dalam bentuk apapun, baik vape maupun rokok konvensional, karena semua memiliki risiko dan bahaya yang sama bagi kesehatan.

"Termasuk juga shisha, sama juga bahayanya untuk kesehatan jangka pendek atau panjang. Hindari penggunaannya karena akan menyebabkan penyakit suatu saat nanti pada diri masyarakat," tandasnya. (Ant/Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat