visitaaponce.com

Rokok Elektronik Bisa Sebabkan Paru Bocor

Rokok Elektronik Bisa Sebabkan Paru Bocor
Ilustrasi(Freepik)

KETUA Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia Prof Agus Dwi Susanto mengatakan paru bocor bisa disebabkan oleh rokok elektronik dan hal itu bisa diatasi dengan meminta pasien berhenti merokok tanpa perlu memberinya obat.

Kondisi paru bocor atau pneumothoraks ini pernah dialami seorang laki-laki berusia 23 tahun di Indonesia dengan keluhan sesak napas sejak tiga hari, disertai batuk namun tidak mengalami demam, tidak berkeringat malam, tidak memiliki riwayat asma dan TB.

Agus, dalam media briefing bertema Paparan Hasil Kajian dan Studi Klinis Rokok Elektronik di Indonesia, yang digelar secara daring, Selasa (9/1), menuturkan pasien itu merokok konvensional selama 10 tahun lalu beralih ke rokok elektronik selama 1 tahun.

Baca juga: Konsumsi Rokok Elektronik Indonesia Tertinggi di Dunia

"Selama 10 tahun itu dia tidak pernah bocor parunya, kemudian pindah satu tahun pakai rokok elektronik, tiba-tiba sesak, kemudian di-rontgen, paru-parunya bocor, ada airnya," kata dia.

Pada pasien ini kemudian dipasangkan selang di dada dan diminta berhenti merokok vape. Setelahnya, dia tidak lagi mengalami keluhan dan kekambuhan.

"Setelah selesai dioperasi, dikeluarkan cairannya, paru-parunya bisa dikembangkan kembali, disuruh berhenti merokok vape, habis itu tidak kambuh-kambuh lagi. Penyebabnya kemungkinan besar karena vape," jelas Agus.

Baca juga: Kena 3 Pukulan, Asosiasi Desak Pajak Rokok Elektrik Ditunda

Paru bocor terjadi ketika udara masuk ke ruang antara dinding dada dan paru-paru yang disebut ruang pleura. Tekanan udara ini menyebabkan paru-paru mengempis dengan sendirinya.

Paru-paru mungkin kolaps seluruhnya, namun paling sering hanya sebagian saja yang kolaps dan masalah ini dapat memberi tekanan pada jantung sehingga menimbulkan gejala lebih lanjut.

Penyebab masalah ini salah satunya merokok. Sebuah studi dalam jurnal medis BMJ menunjukkan pria yang merokok berisiko 22 kali lebih tinggi mengembangkan spontaneous pneumothorax atau pneumothoraks spontan (PSP), sementara pada perokok wanita risikonya 9 kali lebih tinggi.

"Itu banyak sekali laporannya di berbagai jurnal. Harus dipasang selang, ketika parunya sudah berkembang, dicabut selangnya, pasien disuruh berhenti merokok dari vape, habis itu tidak kambuh lagi," pungkas Agus. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat