Temulawak Bermanfaat Sebagai Pendamping Pengobatan TB
![Temulawak Bermanfaat Sebagai Pendamping Pengobatan TB](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/4c895f7e6e6c8839fa4cbd97e9fe5b8e.jpg)
DOKTER spesialis paru (pulmonologi) RSUP Persahabatan Fanny Fachrucha mengatakan temulawak memiliki manfaat untuk mengurangi efek samping dari obat-obatan pada pasien tuberkulosis (TB) yang dapat menyebabkan inflamasi pada organ hati.
"Yang dapat dilakukan untuk bisa mengurangi efek samping itu adalah yang memiliki hematoprotektor seperti curcuma atau temulawak, yang memiliki efektifitas sebagai hematoprotektor," ucap Fanny, dikutip Jumat (15/12).
Fanny mengatakan zat curcumin, yang ada dalam temulawak, berperan sebagai hematoprotektor yang dapat mengurangi atau mencegah efek samping kerusakan hati akibat inflamasi dari obat.
Baca juga: Jumlah Penderita TBC di Kudus dan Pati Capai Lebih dari 2 Ribu Orang
Ia menjelaskan pada pasien TB, selama pengobatan akan diberikan empat kombinasi obat anti mikroba yaitu isonazid, rifampicin, pyrazinamide, dan ethambutol, yang harus diminum rutin selama minimal enam bulan.
Dari empat kombinasi obat tersebut, tiga di antaranya (isonazid, rifampicin dan pyrazinamide) dapat menyebabkan hepatotoksik karena obat melewati hati sehingga bisa menyebabkan inflamasi di hati.
Adanya kombinasi pengobatan pasien TBC ini juga bisa mengganggu jalannya pengobatan jika dibarengi dengan kerusakan hati yang kerap terjadi pada 10%-20% pasien.
Baca juga: Penularan TB di Kuta Selatan Tertinggi di Kabupaten Badung
Namun, perkembangan penelitian menunjukkan efektivitas zat curcumin dapat mengurangi inflamasi di hati akibat pemberian obat yang mengandung isoniazid dan rifampicin dan dapat memperbaiki hepatotoksik.
Konsumsi obat dengan kandungan temulawak ini akan dihentikan jika pengobatan pasien TB sudah selesai, namun pasien bisa terus mendapatkan suplemen atau vitamin mengandung temulawak lainnya untuk menjaga daya tahan tubuh dan meningkatkan nafsu makan.
Fanny mengatakan, saat ini, penyakit TBC di Indonesia masih menjadi perhatian karena kasusnya yang menempati peringkat kedua di dunia setelah India.
Pengobatan dengan kombinasi obat antimikroba masih menjadi pengobatan utama pada pasien TB agar dapat memperbaiki kualitas hidup pasien.
"Karena ini infeksi bakteri kita harus tetap berikan obat dan saat ini memang kombinasi empat macam mikroba, sehingga pemberian hematoprotektor untuk melindungi hati biasanya dapat memperbaiki kualitas hidup pasien sehingga pengobatan bisa berjalan lancar," pungkas Fanny. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Infeksi Paru, Jemaah Haji asal Aceh Nasrun Meninggal di Mekah
Tingkatan Dampak Polusi Udara Kotor hingga Sebabkan Kanker Paru
TB Anak Bisa Dicegah dengan Cara Ini!
Vape dan Rokok Konvensional Punya Kandungan Berbahaya yang Sama
Rokok Elektronik Bisa Sebabkan Paru Bocor
Rimpang Ajaib, 9 Manfaat Temulawak Untuk Kesehatan dan Seni Mengolahnya
Temulawak Diklaim Bisa Membantu Cegah Stunting
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap