Penderita Kanker Prostat Diprediksi Meningkat 2 Kali Lipatpada 2024
JUMLAH diagnosis kanker prostat setiap tahun diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2040. Sebuah studi internasional baru yang diterbitkan di The Lancet menemukan bahwa jumlah kasus kanker prostat akan meningkat dari 1,4 juta menjadi 2,9 juta pada tahun 2040, dengan kematian meningkat sebesar 85% setiap tahun pada periode yang sama.
Peningkatan ini diperkirakan akan terjadi dan didorong oleh negara-negara berpendapatan rendah. Selain itu, para peneliti memperkirakan jumlah kematian akibat penyakit ini akan meningkat dari 375.000 per tahun pada tahun 2020 menjadi hampir 700.000 per tahun pada tahun 2040. Jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah yang tercatat karena kekurangan gizi.
Sebagian besar kematian ini kemungkinan terjadi di negara-negara berkembang, karena jumlah kasus dan angka kematian akan meningkat di negara-negara tersebut. Kematian akibat kanker prostat telah menurun di sebagian besar negara berpendapatan tinggi (HIC) sejak pertengahan tahun 1990an.
Baca juga : Mengurangi Penggunaan Garam Berpotensi Menurunkan Risiko Kematian
Di sisi lain, mencakup 15% dari seluruh kanker pada pria, kanker prostat telah menjadi penyebab utama kematian dan juga kecacatan. Penyakit ini merupakan penyebab kematian akibat kanker nomor dua pada pria di Inggris dan merupakan kanker paling umum pada pria di lebih dari separuh negara di dunia.
Bertambahnya usia penduduk dan meningkatnya angka harapan hidup, jumlah pria lanjut usia akan meningkat di tahun-tahun mendatang. Karenanya, faktor risiko utama kanker prostat adalah usia 50 tahun ke atas atau memiliki riwayat penyakit dalam keluarga yang tidak dapat dihindari, sehingga perubahan gaya hidup dan intervensi kesehatan masyarakat tidak dapat mencegah peningkatan kasus di masa depan.
Nick James, penulis utama studi tersebut dan profesor penelitian kanker prostat dan kandung kemih di Institute of Cancer Research, London, mengatakan kasus kanker akan meningkat seiring dengan semakin banyaknya pria di seluruh dunia yang hidup hingga usia paruh baya, sehingga perkembangan kanker prostat tidak bisa dihindari.
"Kami tahu, lonjakan kasus ini akan terjadi. Kami perlu mulai merencanakan dan mengambil tindakan sekarang. Intervensi berbasis bukti, seperti peningkatan deteksi dini dan program pendidikan, akan membantu menyelamatkan nyawa dan mencegah kesehatan yang buruk akibat kanker prostat di tahun-tahun mendatang. Hal ini terutama berlaku bagi negara-negara berpendapatan rendah dan menengah yang akan menanggung beban berat akibat kasus-kasus di masa depan,” ujarnya, mengutip dari PCF (16/4).
Kanker prostat merupakan penyakit dimana terjadi pertumbuhan sel abnormal pada sistem reproduksi pria khususnya kelenjar prostat, dan perlu diketahui bahwa kanker prostat sering terjadi pada pria lanjut usia.
Terkini Lainnya
Ancaman Penyakit Jantung, 6 Jam Penanganan Sangat Menentukan
Hingga Mei 2024, Kasus Leptospirosis Capai 367 dengan 42 Kematian
Cacar Monyet Sebabkan Kematian Penderita di Afrika Selatan
Kasus DBD di Klaten Masih Tinggi, Ada 724 Kasus dan 28 Orang Meninggal
Apa itu Komplikasi Obesitas Kelas III? Penyakit Menjadi Penyebab Kematian Penyanyi Mandisa
Kasus Kematian Akibat Flu Burung A(H5N2) Terkonfirmasi di Meksiko
Usia Bertambah, Gejala Kesulitan Berkemih Kerap Muncul pada Perempuan
Menhan AS Lloyd Austin Dirawat Lagi
Suka Menahan Kencing Jadi Awal Penyakit Prostat
Slogan Gizi untuk Rakyat
Kurban dan Sinergi Kebangsaan
Apakah Dokter Asing merupakan Solusi Mengatasi Masalah Kesehatan?
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Dari Kebangkitan Menuju Keadilan: Membangun Kesetaraan di Rumah Tangga
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap