visitaaponce.com

Pendidikan Dokter Spesialis Wajar Alami Fase Stres

Pendidikan Dokter Spesialis Wajar Alami Fase Stres
Ilustrasi.(Freepik)

SETIAP pendidikan pasti mengalami fase stres, baik melewati ujian ketika sekolah, masuk pekerjaan, apalagi pendidikan dokter spesialis. Pendidikan memang waktu seseorang ditempa untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman.

"Jangan berharap bahwa orang yang pendidikan itu akan senang-senang saja. Itu enggak mungkin. Mereka akan dibebani tugas, tanggung jawab, atau berbagai hal yang sampai batas tertentu. Itu kan bagian dari pendidikan," kata Pengurus Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr Iqbal Mochtar saat dihubungi, Sabtu (20/4).

Bahkan pendidikan PPDS di luar negeri juga mengalami hal yang sama. Namun, jangan terlalu dilebih-lebihkan karena sampai saat ini prevalensi PPDS yang melakukan bunuh diri sangat kecil.

Baca juga : HUT Ke-58, Perdoski Tingkatan Kompetensi dan Peran Aktif Dokter Spesialis DVE

Pernyataan itu menyusul setelah munculnya penelitian dari Kementerian Kesehatan bahwa 22,4% peserta PPDS mengalami gejala depresi. Di antaranya 16,3% gejala depresi ringan; 4% gejala depresi sedang; 1,5% gejala dengan depresi sedang-berat; dan 0,6% gejala depresi berat.

Hasil tersebut merupakan skrining kesehatan jiwa yang menggunakan kuesioner Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9). Kuesioner dijawab oleh total 12.121 mahasiswa PPDS di 28 rumah sakit vertikal pada 21, 22, dan 24 Maret 2024.

Iqbal juga sempat menanyakan beberapa kolega PPDS yang mengisi questionnaire tersebut. Questionnaire itu terdiri dari 5-10 pertanyaan. Mereka menyelesaikannya dalam waktu 1 menit yang dilakukan secara tergesa-gesa karena merasa malas mengisi pertanyaan-pertanyaan tersebut.

"Kemudian dengan kondisi seperti ini dan hasil jawaban yang sangat sederhana seperti ini, tidak bisa dijadikan semacam benchmark dan kemudian membuat kesimpulan besar bahwa PPDS itu mengalami gangguan-gangguan kejiwaan," ujar dia.

Karena itu, Kemenkes bisa melakukan penelitian menggunakan alat yang adekuat, cermat, dan dilakukan dengan cermat pula. Kemudian hasilnya harus didiskusikan, dilihat kelebihan dan kekurangannya, nilai statistik, confidential interval, sebelum langsung diumumkan kepada masyarakat. (Z-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat