Kurangi Potensi Stres, Distribusi Dokter Spesialis Perlu Diimbangi dengan Kesejahteraan
![Kurangi Potensi Stres, Distribusi Dokter Spesialis Perlu Diimbangi dengan Kesejahteraan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/ae496a7831180caf8c2be4af0a1e9f9c.jpg)
DISTRIBUSI dokter spesialis di daerah harus dibarengi dengan kesejahteraan dokter sehingga mengurangi tingkat stres atau kemungkinan depresi dari peserta dokter spesialis.
Untuk mengejar target pemenuhan dokter spesialis, Kementerian Kesehatan mulai membuka pendidikan dokter spesialis dari program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU)/Hospital Based,
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Fahrial Syam mengatakan undang-undang mengamanatkan bahwa peserta didik dapat insentif atas jasa pelayanan yang diberikan ini harus terlaksana baik di university dan hospital based jangan sampai terjadi konflik di akar rumput.
Baca juga : 60 Persen Dokter Spesialis Masih Terkonsentrasi di Pulau Jawa
"Kita juga harus kawal orang yang mendaftar hospital based dari daerah, kami itu bekerja sama dengan pemerintah daerah Papua untuk pendidikan 29 dokter asli Papua yang dibayar oleh pemda," kata Prof Ari di Jakarta Barat, Senin (5/6).
Stres yang dialami PPDS bisa berasal dari faktor eksternal atau kebutuhan harian dan keluarga yang tidak terpenuhi karena tidak ada pemasukan karena PPDS selama ini banyak yang tidak mendapatkan gaji atau insentif. Oleh karena itu untuk dibutuhkan kerja sama dengan pemerintah daerah juga agar menjaga kesejahteraan dari PPDS.
"Kita juga mesti jaga kesejahteraan, seperti kasus dokter puskesmas yang ditutup karena gaji yang tidak terbayar maka Pemdanya harus dijaga untuk memberikan kesejahteraan kepada dokter. Kalau itu tidak dijaga mau bagaimanapun sistem tidak diubah masalah distribusi tidak akan teratasi. Hilirnya harus dijaga," ujar dia.
Baca juga : Pengamat Minta Kasus Perundungan Sesama Dokter tidak Digeneralisir
Prof Ari menjelaskan pada prinsipnya hospital based merupakan amanah UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan bahwa pendidikan spesialis untuk meningkatkan jumlah, kapasitas, termasuk distribusi maka dibuat 2 sistem university based dan hospital based. Di dalam UU tersebut juga disebut kalau university based maka tetap bekerja sama dengan RS Pendidikan dan kolegium yang berdasarkan universitas.
"Hospital based sebagai penyelenggara utama tetapi bisa bekerja sama dengan universitas jadi intinya sama. Oleh karena itu kalau ingin jaga kualitas tetap sama sehingga jangan sampai ada yang dikurangi karena bicara soal keselamatan jiwa, sehingga konsisten dan komitmen yang kuat melibatkan fakultas kedokteran," jelas dia.
"Di satu sisi hospital based untuk pendidikan, pelayanan, dan riset jadi 3 itu tidak boleh ada perbedaan dari hospital dan university," tambahnya.
Diketahui saat ini jumlah dokter spesialis di Indonesia masih kurang karena produksi per tahun yang sangat kecil. Produksi per tahunnya sebanyak 2.700 dokter spesialis sedangkan kebutuhan 29 ribu jadi butuh 10 tahun lebih dan terjadi terus tiap tahun.
Sebagai komparasi, Inggris dengan penduduk 50 juta orang dengan produksi dokter spesialis hingga 12 ribu per tahun hampir 5 kali lipat dari Indonesia. Ketika dibandingkan karena sistemnya berbeda itu sebabnya ada kebijakan membuka pendidikan berbasis rumah sakit dan kolegium yang juga dilakukan standar di seluruh dunia. (Iam/Z-7)
Terkini Lainnya
Atasi Tengkes di Jakarta, Dharma Jaya Gencar Salurkan Makanan Sehat Ke Warga
0,66 Persen, Tingkat Kemiskinan Ekstrem di Jakarta Diklaim Alami Tren Penurunan
DPR Menilai Korban Judi Online Tidak Bisa Otomatis Mendapatkan Bansos
Pengesahan UU KIA, Ini Respons Pakar Keluarga IPB University
Pemerintah belum Berhasil Tangani Kemiskinan
Izin Usaha Pertambangan PBNU di Kaltim Terbit Pekan Depan
Kesehatan Mental Remaja Isu Terpinggirkan
Mengejar Rasio Ideal Dokter Spesialis
Kemenkes Siapkan Penerimaan PPDS Hospital Based Batch Awal
IAKMI Dorong Kemenkes Berikan Gaji Dokter pada Peserta PPDS Hospital Based
Agenda Busuk di Balik Isu Depresi dalam Pendidikan Spesialis
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap