Kurangi Potensi Stres, Distribusi Dokter Spesialis Perlu Diimbangi dengan Kesejahteraan
DISTRIBUSI dokter spesialis di daerah harus dibarengi dengan kesejahteraan dokter sehingga mengurangi tingkat stres atau kemungkinan depresi dari peserta dokter spesialis.
Untuk mengejar target pemenuhan dokter spesialis, Kementerian Kesehatan mulai membuka pendidikan dokter spesialis dari program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU)/Hospital Based,
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Prof Ari Fahrial Syam mengatakan undang-undang mengamanatkan bahwa peserta didik dapat insentif atas jasa pelayanan yang diberikan ini harus terlaksana baik di university dan hospital based jangan sampai terjadi konflik di akar rumput.
Baca juga : 60 Persen Dokter Spesialis Masih Terkonsentrasi di Pulau Jawa
"Kita juga harus kawal orang yang mendaftar hospital based dari daerah, kami itu bekerja sama dengan pemerintah daerah Papua untuk pendidikan 29 dokter asli Papua yang dibayar oleh pemda," kata Prof Ari di Jakarta Barat, Senin (5/6).
Stres yang dialami PPDS bisa berasal dari faktor eksternal atau kebutuhan harian dan keluarga yang tidak terpenuhi karena tidak ada pemasukan karena PPDS selama ini banyak yang tidak mendapatkan gaji atau insentif. Oleh karena itu untuk dibutuhkan kerja sama dengan pemerintah daerah juga agar menjaga kesejahteraan dari PPDS.
"Kita juga mesti jaga kesejahteraan, seperti kasus dokter puskesmas yang ditutup karena gaji yang tidak terbayar maka Pemdanya harus dijaga untuk memberikan kesejahteraan kepada dokter. Kalau itu tidak dijaga mau bagaimanapun sistem tidak diubah masalah distribusi tidak akan teratasi. Hilirnya harus dijaga," ujar dia.
Baca juga : Pengamat Minta Kasus Perundungan Sesama Dokter tidak Digeneralisir
Prof Ari menjelaskan pada prinsipnya hospital based merupakan amanah UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan bahwa pendidikan spesialis untuk meningkatkan jumlah, kapasitas, termasuk distribusi maka dibuat 2 sistem university based dan hospital based. Di dalam UU tersebut juga disebut kalau university based maka tetap bekerja sama dengan RS Pendidikan dan kolegium yang berdasarkan universitas.
"Hospital based sebagai penyelenggara utama tetapi bisa bekerja sama dengan universitas jadi intinya sama. Oleh karena itu kalau ingin jaga kualitas tetap sama sehingga jangan sampai ada yang dikurangi karena bicara soal keselamatan jiwa, sehingga konsisten dan komitmen yang kuat melibatkan fakultas kedokteran," jelas dia.
"Di satu sisi hospital based untuk pendidikan, pelayanan, dan riset jadi 3 itu tidak boleh ada perbedaan dari hospital dan university," tambahnya.
Diketahui saat ini jumlah dokter spesialis di Indonesia masih kurang karena produksi per tahun yang sangat kecil. Produksi per tahunnya sebanyak 2.700 dokter spesialis sedangkan kebutuhan 29 ribu jadi butuh 10 tahun lebih dan terjadi terus tiap tahun.
Sebagai komparasi, Inggris dengan penduduk 50 juta orang dengan produksi dokter spesialis hingga 12 ribu per tahun hampir 5 kali lipat dari Indonesia. Ketika dibandingkan karena sistemnya berbeda itu sebabnya ada kebijakan membuka pendidikan berbasis rumah sakit dan kolegium yang juga dilakukan standar di seluruh dunia. (Iam/Z-7)
Terkini Lainnya
DPR Janji akan Bantu Perjuangkan Kesejahteraan Hakim
Ketua Alumni Fakultas Hukum IKA FH Usakti Dukung Peningkatan Kesejahteraan Hakim
Hari Guru Sedunia, Intip Besaran Gaji Mereka di Indonesia dan Beberapa Negara Lain
HUT TNI Harus Jadi Momen Dorong Kesejahteraan Prajurit
PT Pegadaian Luncurkan Program Desa Sadar Hukum di 3 Wilayah: Bali, Jember, dan Bantul
Galakkan Gaya Hidup Sehat di Masyarakat dengan Bersepeda
Permendikbud Pencegahan Bullying di Kampus sebagai Perluasan Aturan
Tidak Hanya Senioritas, Sistem Juga Bisa Mem-bully Peserta PPDS
Kolegium Perlu Susun Standar Pendidikan Profesi untuk Berantas Perundungan PPDS
Dokter PPDS Diminta Jangan Takut Laporkan Bullying
Perundungan dan Ketahanan Mental dalam Pendidikan Spesialis Indonesia
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
Kurikulum Sekolah Damai
79 Tahun TNI, Transisi Kepemimpinan dan Tekad untuk Indonesia Emas
Pertautan Muslim Indonesia dan Tiongkok Menyambut 75 Tahun Hubungan Diplomatik Dua Bangsa
Pemerintahan Baru dan Reformasi Pemilu
Pembangunan Manusia dan Makan Bergizi Anak Sekolah
Menunggu Perang Besar Hizbullah-Israel
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap