Kurangi Risiko Merokok Butuh Strategi Komunikasi untuk Tiga Kelompok
![Kurangi Risiko Merokok Butuh Strategi Komunikasi untuk Tiga Kelompok](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/05/94e38252e5ab4627b40fe6a8b9225669.jpg)
SESEORANG mulai merokok pada dasarnya karena dua alasan utama yakni kebiasaan atau budaya dalam keluarga dan pergaulan dengan rekan kerja, teman, atau kelompok sebaya. Oleh karena itu, diperlukan strategi komunikasi persuasif dengan pendekatan pengurangan risiko terutama bagi perokok sebagai target audiens tersegmentasi sesuai dengan kebutuhan dan preferensi spesifik mereka.
"Dari hasil kajian tersebut, kami menemukan bahwa demografi, ekonomi, dan sosial budaya tidak berpengaruh langsung terhadap upaya mengatasi masalah merokok, tetapi menjadi signifikan setelah melalui variabel intervening strategi komunikasi. Oleh sebab itu, strategi komunikasi yang efektif ialah kunci untuk membangun kesadaran tentang masalah merokok dan upaya pengurangan risikonya," ujar peneliti dari Universitas Sahid Jakarta, Prof. Kholil, pada konferensi The 15th Asian Conference on The Social Sciences (ACSS 2024) yang diselenggarakan International Academic Forum (IAFOR) di Tokyo, Jepang, Minggu, 26 Mei 2024.
Pada konferensi tersebut, Kholil dan rekannya dan Hifni Alifahmi memaparkan hasil kajian mereka mengenai strategi komunikasi untuk membangun kesadaran tentang masalah merokok di Indonesia dengan pendekatan pengurangan risiko. Berdasarkan analisis deskriptif, aspek kesehatan, kebijakan pemerintah, dan ekonomi merupakan kontributor terbesar terhadap strategi komunikasi dengan model pengurangan risiko ini.
Baca juga : Pemerintah Didesak Ciptakan Tata Kelola Moderasi Konten yang Baik
Oleh karena itu, narasi pengurangan risiko yang efektif untuk masalah merokok harus didasarkan pada aspek-aspek tersebut. Strategi komunikasi ini juga menggunakan model kolaborasi HexaHelix yang melibatkan akademisi, masyarakat umum, pemerintah, pelaku usaha, media, dan organisasi masyarakat untuk bersama mengatasi masalah tersebut.
"Komitmen dan kebijakan yang tepat sasaran dari pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah merokok secara tersegmentasi, yakni membedakan strategi untuk nonperokok agar tidak mulai merokok, perokok aktif yang ingin berhenti merokok, dan perokok aktif yang sulit berhenti merokok," lanjut Kholil dalam pernyataannya, Senin (27/5). Faktor kunci keberhasilan untuk mengatasi masalah merokok secara tersegmentasi tersebut ialah membangun strategi komunikasi efektif, baik langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan peran media sosial, teknologi digital, dan kolaborasi dengan figur publik agar pesan yang disampaikan dapat tepat sasaran pada tiga target tersebut, yaitu nonperokok, perokok berhenti (quitter), dan perokok beralih (switcher).
Untuk membangun strategi komunikasi tersebut, narasi harus memuat faktor kesehatan, sosial budaya, dan ekonomi. Kesehatan ialah prioritas utama karena semua perokok sadar bahwa merokok dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka dan pengobatan penyakit akibat merokok memerlukan biaya yang mahal. Pendekatan pengurangan risiko menjadi salah satu narasi yang diperlukan untuk membantu perokok yang sulit berhenti merokok agar beralih ke produk alternatif.
Hifni menambahkan pemaparan hasil studi itu menjadi kesempatan bertukar ilmu dan pengalaman dalam mengkaji strategi komunikasi yang tepat untuk mengatasi masalah merokok. "Segmentasi dalam strategi komunikasi berperan penting untuk menentukan narasi yang tepat agar pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh audiens yang dituju. Usia, latar belakang pendidikan, budaya, dan kondisi ekonomi dari audiens juga berpengaruh," ujar Hifni.
Kajian strategi komunikasi untuk mengatasi masalah merokok ini harapannya dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dan solutif. "Kami siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk mengembangkan strategi komunikasi persuasif-tersegmentasi dan melakukan kajian lebih lanjut," jelas Hifni. (Z-2)
Terkini Lainnya
TNI Kaji Perubahan Nama Puspen TNI Jadi Puskominfo
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Peran Public Relation bukan Sekadar Penyampai Pesan
Hubungan Britney Spears dengan Putra-putranya Mulai Membaik
Fakta Mengenai Asteroid Apophis dan Pendekatannya yang Memecahkan Rekor pada 2029
Pelaku Perikanan Tangkap di Timika Diimbau Perhatikan Rute Kabel Laut
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap