visitaaponce.com

Revitalisasi KCBN Muarajambi Upaya Menjaga Kebudayaan Masa Lampau

PROSES revitalisasi kawasan cagar budaya nasional (KCBN) Candi Muarajambi, di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, merupakan langkah penting untuk pelestarian budaya. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) Hilmar Farid menjelaskan ada sejumlah perubahan dalam revitalisasi KCBN Muarajambi.

"Secara fisik, lanskap yang dulu dirancang seperti taman wisata diubah menjadi konsep cagar budaya," ujar

Hilmar dalam acara Peletakan Batu Pertama Museum KCBN Muarajambi yang diikuti dengan Upacara Tiang Tuo, Rabu (5/6). Acara itu juga dihadiri Gubernur Jambi Al Haris, Pelaksana Tugas Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra, serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko.

Baca juga : Kelana Indonesiana.TV Ajak Anak Muda Jambi semakin Menghargai Cagar Budaya Muara Jambi

Untuk tahun ini, revitalisasi dilanjutkan dengan penataan kawasan dan konstruksi fisik pembangunan museum Muarajambi. Museum tersebut, tutur Hilmar, akan menempati lahan seluas 10 hektare (Ha) serta dilengkapi pusat kegiatan masyarakat seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tourist information center dan ruang untuk anak-anak.

"Ada dua tahap pembangunan. (Untuk) 2024 museum inti dan beberapa bangunan penunjang selesai Oktober," imbuh dia.

Menurut Hilmar, revitalisasi tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik KCBN Muarajambi, tetapi juga untuk melakukan kajian mendalam peradaban Muarajambi yang hilang. Upaya itu meliputi ekskavasi benda sejarah dan mengidentifikasi makna-makna budaya dan sejarah yang terkandung untuk mengembalikan KCBN Muarajambi menjadi sumber pengetahuan bagi publik. Kemendikbud-Ristek telah menggelontorkan anggaran sekitar Rp600 miliar untuk proyek revitalisasi tersebut.

Baca juga : Warga Jambi Kecil Tangkap Ular Piton Mau Mangsa Induk Kambing

"Masih banyak yang harus kita gali dan kita kerjakan. Kita ingin memastikan kelestarian apa yang ditinggalkan para pendahulu kita dan menjadikannya sumber inspirasi," tutur Hilmar.

KCBN Muarajambi, terang Hilmar, berada di kawasan candi Buddha terluas di Asia Tenggara dengan luas kawasan 3.981 hektare. Selain simbol keyakinan Buddha, kawasan candi Muarajambi diyakini menjadi pusat pendidikan dan destinasi spiritual pada masa lampau.

Gubernur Jambi Al Haris memastikan proses revitalisasi turut melibatkan masyarakat adat di sekitar KCBN Muarajambi. Ada ratusan tenaga kerja yang telah terserap mulai dari proyek eskavasi hingga rekonstruksi candi-candi. Selain itu, ujar Haris, masyarakat setempat usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) untuk pemberdayaan ekonomi.

Baca juga : Sebulan Banjir Landa Muaro Jambi, Rumah dan Sekolah Terendam

"Kita berdayakan mereka agar ekonomi setempat bisa bangkit. (Masyarakat) bisa ikut sebagai pelaku UMKM. Ketika candi ini dipugar kembali, kita harapkan multifier-nya (efek lanjutan) merasakan mereka bisa punya usaha-usaha baru dan menjaga candi ini," terang Haris.

Kompleks Muarajambi mencakup candi tinggi dan rendah serta stupa besar dengan ketinggian 27 meter yang semuanya dibangun tanpa menggunakan semen atau bahan perekat modern. KCBN Muarajambi diyakini menjadi kompleks percandian Buddha terbesar di Asia Tenggara, membentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai Batanghari dan mencakup 8 desa.

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI H Bakri mendorong komitmen kementerian lain untuk terlibat dalam pelestarian cagar budaya sehingga dapat menjadi objek wisata andalan di Tanah Air.

Pada acara peletakan batu pertama konstruksi fisik pembangunan museum Muarajambi, dilakukan prosesi budaya lokal Muaro Jambi yakni Beselang Tegak Tiang Tuo yang merupakan prosesi peletakan batu pertama dengan mengikuti adat setempat. Tegak Tiang Tuo memiliki simbol mendalam melalui peletakan emas, perak, besi, tapak kuda, dan Sawang Angin sebagai lambang berbagai aspek kehidupan, dan kekuatan alam yang harmonis. (Ind/S-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat