visitaaponce.com

Visitasi dan Edukasi Terus Diberikan kepada Jemaah

Visitasi dan Edukasi Terus Diberikan kepada Jemaah
Umat Islam melakukan tawaf dengan skuter elektrik di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (6/6/2024).(ANTARA/SIGID KURNIAWAN )

JEMAAH haji yang baru tiba di Makkah mendapatkan sesi pembekalan dari pembimbing ibadah dan petugas kesehatan. Seperti yang dilalui jamaah asal Jambi dari Embarkasi BTH 22 dan 23, Kamis, (6/6).

Jemaah dari dua kloter itu baru 2 hari tiba di Makkah. Bertempat di musala Hotel Mina View di kawasan Syisyah, mereka mengikuti sesi visitasi dan edukasi dari Khoiruddin Bashori dan dr Eva Susanti. "Tujuan Visitasi dan Edukasi ini agar jamaah bisa menjalankan ibadah haji dengan mabrur, sehat, dan barokah," kata Khoiruddin.

Khoiruddin yang juga psikolog itu mengingatkan ada tiga cara jamaah berhaji. Pertama, dengan mengikuti semua tahapan mulai dari Arafah, Muzdalifah, Mina, dan seterusnya.

Baca juga : Kemenag Sumbar Imbau Calon Jemaah Haji segera Lunasi Bipih

Cara kedua, kata Khoiruddin, dengan safari wukuf. Untuk yang ikut safari wukuf, kata Khoiruddin, berada di bus saat wukuf. Saat lontar jumrah juga diwakilkan.“Kalau ingin ikut safari wukuf syaratnya harus sakit dulu,” kata Khoiruddin disambut tawa jamaah.

Cara ketiga berhaji, kata Khoiruddin, adalah badal atau diwakilkan. “Ada yang mau dibadalhajikan? Gratis Bapak, Ibu. Kalau ini syaratnya harus wafat di embarkasi, saat penerbangn keberangkatan, atau di tanah suci,” canda Khoiruddin.

Selama di tanah suci, jamaah diminta menjaga kondisi fisik dan hati. Doktor psikologi lulusan UGM itu mengingatkan bahwa tujuan utama para jamaah adalah berhaji. Fisik dan mental harus disiapkan untuk menyambut puncak haji di Armuzna (Arafah, Muzdaalifah, Mina).

Baca juga : Hari ke-52, Jumlah Jemaah Haji Wafat Mencapai 616 Orang

“Ada skema murur di Muzdalifah bagi jamaah lansia, disabilitas, memiliki risiko tinggi secara medis, dan para pendamping,” ujar dosen psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta itu.

Khoiruddin menjelaskan di tanah suci jamaah akan menghadapi berbagai dinamika. Mulai dari soal transportasi, makanan, teman sekamar, dan sebagainya.

Ada tiga jenis tingkagan atau kelas seseorang saat menghadapi masalah.. Tingkatan pertama adalah orang yang mudah mengomentari, mengeluh, bahkan mudah marah. “Kalau ada jamaah yang sedikit-sedikit mengeluh itu masum kelas pertama,” katanya. “Butuh energi besar untuk komentar, mengeluh, dan marah,” sambungnya.

Baca juga : 149 Kloter Haji Telah Tiba di Tanah Air hingga 12 Juli 2023

Tingkatan kedua. Lanjut, Khoiruddin, orang yang bisa menahaan diri. “Mau komentar tidak jadi. Mau mengeluh nggak jadi. Mau marah istigfar,” kata Khoiruddin. Lalu kelas ketiga, kata Khoiruddin, orang yang bisa menikmati kesulitan. Setiap mendapat masalah dihadapi dengan santai karena yakin ada solusinya.

Khoiruddin mencontohkan ada rekan kerjanya yang setiap menghadapi masalah langsung membuka dompet. Lihat foto istrinya, lalu tersenyum.

“Katanya, masalah terbesar saya adalah yang ada di foto ini. Kalau yang di foto ini bisa saya hadapi, masalah yang lain tidak ada apa-apanya,” kelakar Khoiruddin.

Khoiruddin juga menjelaskan bahwa haji yang mabrur, salah satu cirinya ada perubahan setelah pulang berhaji. Perubahan itu terkait dengan ketakwaan dan perilaku para jamaah.

Para jamaah embarkasi Batam BTH 22 dan 23 juga mendapat pembekalan soaal kesehatab dari dr Eva Susanti. Dokter asal Jambi itu memberikan tips menjaga kesehatan dalam bahasa Jambi. “Pakai masker terus ya Bapak, Ibu. Minum oralit juga untuk menjaga jangan sampai dehidrasi,” kata Eva.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat