visitaaponce.com

Orangtua Harus Awasi Anak saat Bermain Game Online

Orangtua Harus Awasi Anak saat Bermain Game Online
Webinar Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk 'Sisi Lain Game Online Untuk Anak'.(DOK KEMENKOMINFO)

MENURUT penelitian data AI menyebut Indonesia sebagai negara dengan pasar game online terbesar ketiga di dunia. Adapun jika diihat dari jumlah unduhan game online di Indonesia tercatat sebanyak 3,45 miliar unduhan.

Dari angka ini juga menggambarkan bahwa satu anak memiliki lebih dari satu game online. Hal tersebut membuktikan bahwa banyak anak-anak di Indonesia sudah masuk dalam kategori kecanduan game online. 
Hal ini diperkuat dari data BPS tahun 2023 yang mencatat anak usia 0-18 tahun mendominasi pasar game online dengan persentase 46,2 persen. 

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) melihat kecanduan game online ini dapat menimbulkan masalah pada anak-anak, mulai dari sisi akademis, kesehatan fisik hingga mental. 

Baca juga : Orangtua Harus Bijak saat Kenalkan Gawai ke Anak

Untuk menanggulangi masalah itu, Kominfo memberi edukasi kepada masyarakat lewat webinar Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk 'Sisi Lain Game Online Untuk Anak' pada Jumat (7/6). 

Dibalik sisi buruknya, game online sebenarnya menjadi salah satu pembuka lapangan pekerjaan di era digital saat ini. Tidak hanya pemain, orang-orang di balik layar dari game tersebut juga mendapat manfaat dari keberadaan permainan secara daring ini. 

Menurut Kornet pemain profesional game online salah satu pembicara webinar, sisi lain keberadaan game online di era digital saat ini dapat membuka lapangan pekerjaan. 

Baca juga : Orangtua Diingatkan untuk Selaraskan Pola Asuh dengan Tantangan Digital

“Di sisi lain game online juga membuka lapangan pekerjaan, tidak hanya untuk pemainnya yang bisa jadi pro player, orang-orang dibelakangnya seperti editor, tim support juga bisa mendapat lapangan pekerjaan dari game online,” ujar Kornet.

Namun akses game online kepada anak tentu harus dalam pengawasan orang tua. Hal tersebut dilakukan guna menghindari anak terpapar hal-hal negatif dari game online. 

“Orang tua harus memastikan rasio bermain anak. Kalau anak ingin bermain game ada baiknya dikasih karena anak juga memiliki hak untuk bermain. Tapi kita harus bisa memastikan rasio anak bermain game dengan kehidupan di dunia nyatanya seimbang,” sambung Oviani Fathul Jannah, Project Manager Down to Zero. 

Di era serba digital ini game online ibarat dua mata pisau yang berarti bisa menjadi sangat bermanfaat jika digunakan secara tepat, namun juga bisa menjadi merugikan jika penggunaannya kebablasan. 
Oleh karena itu, orang tua juga harus bijak dalam memberikan akses game online pada anak sehingga tidak menimbulkan kecanduan yang dapat merugikan anak sendiri. (Z-6)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat