visitaaponce.com

Tantangan dan Dampak Stroke di Indonesia

Tantangan dan Dampak Stroke di Indonesia
Ilustrasi.(Freepik)

STROKE, kondisi medis serius ketika aliran darah ke bagian otak terganggu, menjadi perhatian utama dalam ranah kesehatan di Indonesia. Menurut hasil riset Riskesdas 2018, prevalensi stroke di Indonesia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dari 7 kasus per 1.000 penduduk pada 2013, angka tersebut melonjak tajam menjadi 10,9 kasus per 1.000 penduduk pada 2018. Tren ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan ini.

"Dampak stroke terhadap kesehatan masyarakat tidak dapat dipandang enteng. Selain menjadi penyebab utama disabilitas, stroke juga memengaruhi ekonomi keluarga dan sistem kesehatan secara keseluruhan. Biaya perawatan jangka panjang, termasuk terapi dan rehabilitasi, dapat memberikan beban finansial yang berat bagi keluarga yang terkena dampaknya," ujar Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia.

Disabilitas yang diakibatkan oleh stroke, seperti kelumpuhan, kesulitan berbicara, dan masalah ingatan, juga mengganggu kualitas hidup pasien dan memerlukan perawatan yang intensif, baik dari segi medis maupun nonmedis. "Untuk mengatasi tantangan ini, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang faktor risiko dan gejala stroke menjadi krusial. Upaya pencegahan, seperti mengadopsi gaya hidup sehat dan mengontrol faktor risiko seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, dapat membantu mengurangi risiko terkena stroke. Selain itu, pendidikan tentang tanda-tanda awal stroke dan pentingnya reaksi cepat dalam mencari pertolongan medis juga penting untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan," tambahnya.

Baca juga : Faktor Risiko dan Kebiasaan yang Picu Stroke pada Usia di Bawah 45 Tahun

Dalam menghadapi meningkatnya prevalensi stroke di Indonesia, Omron Healthcare Indonesia turut berkontribusi dengan menyediakan solusi kesehatan yang inovatif. Salah satu inisiatif terbaru ialah mengintegrasikan kalkulator risiko stroke (stroke risk calculator/SRC) dari Auckland University of Technology (AUT) ke dalam aplikasi dan situs web Omron. SRC dirancang untuk mengevaluasi risiko stroke seseorang dalam lima atau 10 tahun ke depan dengan memperhatikan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, tekanan darah, kadar kolesterol, riwayat kesehatan, dan faktor gaya hidup. Tujuannya memfasilitasi intervensi dini dan memotivasi perubahan gaya hidup untuk meningkatkan manajemen kesehatan.

SRC bisa digunakan oleh mereka yang berusia 20 hingga lebih dari 90 tahun an ingin mengetahui risiko stroke. Dengan menjawab 21 pertanyaan yang telah teruji secara ilmiah, seseorang dapat memperkirakan dan memahami risiko stroke mereka dalam waktu 5 menit. "Kami berkomitmen mendukung upaya pencegahan dan pengelolaan stroke di Indonesia. Melalui teknologi canggih dan solusi perawatan kesehatan yang mudah diakses, kami berharap dapat membantu masyarakat Indonesia untuk mengurangi risiko terkena stroke dan meningkatkan kualitas hidup mereka," tambah Watanabe.

Selain itu, kerja sama antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan sektor swasta, termasuk perusahaan, menjadi kunci dalam mengatasi tantangan kesehatan masyarakat yang kompleks ini. Dengan upaya bersama, diharapkan bahwa Indonesia dapat mengurangi beban stroke dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat