visitaaponce.com

Tiga Makna Wukuf di Arafah yang Harus Dipahami

Tiga Makna Wukuf di Arafah yang Harus Dipahami
Ilustrasi: Jemaah haji melakukan wukuf di Arafah.(ANTARA Foto)

PADA hari ini, Sabtu (15/6), jemaah haji dari seluruh dunia, termasuk dari Indonesia, akan menjalani ritual utama dalam berhaji yakni wukuf di Arafah.

Dimulai pada saat matahari tergelincir hingga jelang terbenam, setelah mendengar khutbah wukuf serta melaksanakan salat Zuhur dan Asar dengan dijamak, semua jemaah mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai ritual yang bisa mereka jalankan, mulai dari salat, berzikir, melantunkan kalimat salawat, serta bermunajat.

Inilah momen yang sangat sakral. Sebab, di fase inilah, para jemaah haji diajak untuk berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta di waktu dan tempat yang sangat mustajab.

Baca juga : Mobilitas Tinggi di Armuzna, Jemaah Haji Sebaiknya Bawa Perbekalan Cukup

Bahkan, prosesi ini lah yang disebut sebagai inti haji. "Sebab, Al Hajju Arafah. Haji itu Arafah," kata pembimbing ibadah (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah, Prof Aswadi Syuhada.

Menurutnya, keutamaan wukuf tak lepas dari makna yang begitu mendalam dari prosesi ini.

Apa saja? Yang pertama,  wukuf adalah sebuah simbol kebulatan tekad manusia untuk menghentikan semua keburukan yang pernah dia buat agar jangan dilakukan lagi. Juga sebagai momen mengabadikan nilai kebaikan sehingga menjadikannya bibit yang berkembang. "Ibarat tanah yang subur lalu ditanami hal-hal yang baik. Sehingga menjadikan manusia menjadi lebih baik," katanya.

Baca juga : Muzdalifah Padat, PPIH Terapkan Skema Murur untuk Jemaah Haji

Makna kedua wukuf terletak pada waktu pelaksanaannya yang dimulai pada ba'da zawal atau setelah matahari mulai tergelincir. Ini memiliki makna bawa sinar matahari ibarat mata hati kita yang berusaha untuk menghilangkan semua keburukan, serta selalu menumbuhkan hal-hal baik demi selalu bisa mendekat kepada sang pencipta.

"Bagaikan matahari yang tengah condong dan mendekat pada kebaikannya. condongan untuk selalu mendekat," katanya

Jika itu terwujud, tujuan utama wukuf sebagai puncak kesadaran untuk selalu berbuat kebajikan akan muncul, baik untuk diri agar bertakwa, maupun untuk sesama dan alam semesta

Karena itu, demi kesempurnaan wukuf, selain mendekatkan diri kepada Sang Khalik, jamaah juga tak boleh melakukan larangan wukuf. Larangan itu di antaranya memotong tanaman di Arafah, menyiksa hewan dan lainnya. "Ini sebagai latihan agar kesadaran diri terbentuk" katanya. (P-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat