Pencari Suaka Meksiko Takut Dideportasi ke Guatemala
![Pencari Suaka Meksiko Takut Dideportasi ke Guatemala](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/01/670a5cd4937c4daa9e436593672f16ea.jpg)
ORANG Meksiko yang mencari perlindungan di Amerika Serikat (AS) untuk menghindari kekerasan dan pelanggaran hukum di negaranya takut akan bahaya yang lebih buruk jika dikirim ke Guatemala. Hal ini didasarkan pada skema baru yang ditetapkan pemerintahan Donald Trump untuk menindak para pencari suaka.
Menurut aturan AS yang diumumkan, Senin (6/1), warga Meksiko yang memohon perlindungan di perbatasan AS-Meksiko dapat diterbangkan ke Guatemala untuk mencari perlindungan di sana.
Tahun lalu, Trump bereaksi terhadap lonjakan orang Amerika Tengah yang meminta suaka dengan serangkaian kebijakan. Aturan terbaru berlaku untuk migran dari Meksiko serta Honduras dan El Salvador. Menurut dokumen pedoman, hal itu akan berdampak menekan akses warga Meksiko ke suaka AS.
Belum jelas, kapan AS akan mulai mengirim orang Meksiko ke Guatemala. Pemerintah Meksiko memperkirakan 900 pencari suaka Meksiko dapat terkena dampak mulai Februari tanpa memberikan jangka waktu.
Baca juga: Meksiko Buru Kartel Narkoba setelah Baku Tembak Tewaskan 22 Orang
Orang-orang Meksiko yang merasa rumahnya tidak aman karena pemerasan geng narkoba mengatakan kebijakan itu memberi mereka sedikit pilihan.
"Saya tidak bisa pulang, mereka sudah menculik saudara laki-laki dan anak laki-laki saya," kata Carlos, seorang warga Meksiko yang berusaha mencapai AS melalui kota perbatasan Tijuana.
Dia melarikan diri dari geng kriminal di Negara Bagian Guerrero.
"Mereka mengejar saya. Jika saya kembali, mereka pasti akan membunuh saya. Jika saya tidak aman di Meksiko, saya akan semakin tidak aman di Guatemala," ujarnya.
Ia pun meminta nama belakangnya dirahasiakan atas alasan keamanan.
Sejak berakhirnya perang saudara pada 1996, Guatemala memiliki tingkat pembunuhan yang lebih tinggi daripada Meksiko, tetangga utara yang lebih makmur.
Dalam beberapa tahun terakhir, perbedaannya telah menyempit ketika penghitungan pembunuhan Meksiko didorong oleh perang antargeng narkoba, naik ke tingkat rekor dan penurunan di Guatemala.
Guatemala, disebut lebih miskin dan berbahaya.
Pemerintah Meksiko pada Senin lalu mengatakan menolak kebijakan AS yang baru tetapi mengakui keputusan itu tergantung pada otoritas ‘Negeri Paman Sam’. (Al Jazeera/OL-5)
Terkini Lainnya
Parlemen Uni Eropa Loloskan Reformasi Suaka
Meksiko Bersitegang dengan Ekuador Usai Kedutaannya Digerebek
Finlandia Tutup Pintu Perbatasan dengan Rusia
Pemohon Suaka Baru di Uni Eropa Naik 60%
BKSDA Malaka Tangkap Pelaku Ilegal Logging di Hutan Kateri
Uni Emirat Arab 'Penjarakan' Ribuan Pencari Suaka Afghanistan
Kalahkan Petenis Meksiko, Raducanu Akui Termotivasi Timnas Inggris di Piala Eropa 2024
Kasus Kematian Akibat Flu Burung A(H5N2) Terkonfirmasi di Meksiko
Joe Biden Menandatangani Perintah Eksekutif untuk Menutup Perbatasan AS-Meksiko bagi Pencari Suaka
Siapa Claudia Sheinbaum dan Bagaimana Dia Menciptakan Sejarah di Meksiko
Tantangan Bagi Claudia Sheinbaum, Presiden Perempuan dan Yahudi Pertama Meksiko
Warga Meksiko Beri Hak Suara di Pemilu yang Diisi Semua Calon Presiden Perempuan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap