Meksiko Bersitegang dengan Ekuador Usai Kedutaannya Digerebek
![Meksiko Bersitegang dengan Ekuador Usai Kedutaannya Digerebek](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/8d96178330721501c0c6b2b38c31b089.jpg)
MEKSIKO telah menangguhkan hubungan diplomatik dengan Ekuador. Itu setelah polisi secara paksa masuk ke kedutaan besarnya di Quito dan menangkap mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas yang mencari suaka politik.
Glas, yang telah dua kali dihukum karena korupsi, telah tinggal di kedutaan Meksiko sejak Desember. Dia mengaku dianiaya oleh pejabat Ekuador.
Kementerian Luar Negeri Meksiko mengatakan telah menawarkan suaka politik kepada Glas. Kemudian meminta Ekuador untuk memberikan izin Glas pergi ke luar negeri.
Baca juga : Meksiko Tawarkan Suaka Politik untuk Julian Assange
Namun pasukan khusus Ekuador, yang mengenakan perlengkapan taktis termasuk rompi antipeluru dan helm, dengan paksa memasuki kedutaan Meksiko, Jumat (5/4) malam, dan menangkap Glas.
“Ekuador adalah negara berdaulat dan kami tidak akan membiarkan penjahat mana pun tetap bebas,” tulis pernyataan kepresidenan Ekuador.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menulis dalam sebuah postingan di X bahwa penyerbuan kedutaan dan penangkapan Glas merupakan tindakan otoriter. Dia juga mengatakan aksi Ekuador tersebut merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan kedaulatan Meksiko.
Baca juga : Guatemala Tolak Terima Warga Meksiko dari AS
Kepala Bagian Konsulat Meksiko di Quito, Roberto Canseco, mengutuk penggerebekan tersebut. "Ini tidak mungkin. Tidak mungkin. Ini gila,” kata Canseco kepada pers lokal sambil berdiri di luar kedutaan setelah penggerebekan.
Dia sangat khawatir karena Ekuador bisa membunuhnya. Tidak ada dasar untuk melakukan penggerebekan ini, kata dia, sehingga aksi Ekuador di luar norma.
Meksiko akan membawa kasus ini ke pengadilan internasional (ICJ.) Namun sebagian besar warga Ekuador, penggerebekan ini seperti ejekan terhadap keadilan.
Baca juga : Pencari Suaka Meksiko Takut Dideportasi ke Guatemala
Glas yang berstatus terpidana diberikan suaka politik oleh Meksiko. Dia adalah sekutu Meksiko, kata pengacara dan komentator politik Adrian Perez Salazar.
“Tetapi fakta bahwa terdapat keluhan ini tidak, setidaknya berdasarkan hukum internasional, membenarkan pelanggaran paksa terhadap kedutaan,” kata Salazar.
Menteri Luar Negeri Meksiko, Alicia Barcena, mengatakan sejumlah diplomat menderita luka-luka dalam insiden tersebut yang disebutnya sebagai pelanggaran terhadap Konvensi Wina tentang hubungan diplomatik.
Baca juga : Kekerasan Meningkat dalam Perlombaan Pemilihan di Meksiko
Personil diplomatik Meksiko akan segera meninggalkan Ekuador, kata Barcena. Ia menambahkan bahwa Meksiko akan mengajukan banding ke ICJ untuk meminta pertanggungjawaban Ekuador atas pelanggaran hukum internasional.
“Hukum internasional sangat jelas bahwa kedutaan tidak boleh disentuh, dan apa pun pembenaran yang mungkin dimiliki pemerintah Ekuador, ini adalah kasus di mana tujuan tidak menghalalkan cara yang dilakukan,” kata Salazar.
Situasi ini meningkat sehari sebelumnya setelah Meksiko menyampaikan pernyataan mengenai pemilu di Ekuador yang menurut negara Amerika Selatan tersebut sangat disayangkan.
Baca juga : Indonesia Kecam Israel yang Serang Kedubes Iran di Damaskus
Pemerintah Ekuador kemudian menyatakan duta besar Meksiko Raquel Serur Smeke sebagai persona non grata dan mengarahkannya untuk meninggalkan negara itu dengan segera.
Ekuador telah menghadapi gelombang kekerasan baru sejak awal tahun ini. Kerusuhan meletus di penjara-penjara di seluruh negeri, para pemimpin kriminal melarikan diri dari tahanan dan orang-orang bersenjata bertopeng menyerbu siaran langsung televisi.
Empat pemerintahan sayap kiri di Amerika Latin – Brazil, Kolombia, Venezuela dan Kuba mengkritik penangkapan Glas, yang mencari perlindungan di kedutaan sejak Desember.
Organisasi Negara-negara Amerika dalam sebuah pernyataan mengingatkan para anggotanya, termasuk Ekuador dan Meksiko, akan kewajiban tidak menggunakan norma-norma hukum domestik untuk membenarkan ketidakpatuhan terhadap kewajiban internasional mereka.
“Dalam konteks ini, (OAS) menyatakan solidaritas terhadap mereka yang menjadi korban tindakan tidak pantas yang berdampak pada Kedutaan Besar Meksiko di Ekuador,” menurut pernyataan OAS yang dirilis pada Sabtu (6/4). (Aljazeera/Z-3)
Terkini Lainnya
Venezuela vs Ekuador: Venezuela Tekuk Ekuador 2-1 dalam Laga Pembuka Copa América dengan Comeback Dramatis
Lionel Messi akan Perkuat Timnas Argentina di Laga Kontra Ekuador
Mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas Memohon Bantuan di Tengah Krisis dengan Meksiko
Meksiko Gugat Ekuador ke Pengadilan Internasional atas Serbuan Kedutaan
Pemimpin Amerika Latin Akan Gelar Konferensi Terkait Serangan Kedutaan Ekuador
Perdana Menteri Australia Mengutuk Serangan pada Konsulat AS di Sydney
Seorang Pria Suriah Menembak Kedutaan AS di Libanon
Kolombia Perintahkan Pembukaan Kedutaan Besar di Ramallah, Palestina
Imigrasi Bandung Dikunjungi Konsuler Kedubes Australia
1.6048 Polisi Amankan Aksi Bela Palestina
Datangi Kedubes, Aktivis Mahasiswa Minta Pemerintah Mesir Tidak Abai atas Tragedi Kemanusiaan di Rafah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap