400 Juta Vaksin Johnson Johnson Bakal Dipasok ke Uni Afrika
![400 Juta Vaksin Johnson & Johnson Bakal Dipasok ke Uni Afrika](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/03/925358cacb74449cdb96113cd56d68a6.jpg)
Johnson & Johnson (J&J) setuju untuk memasok hingga 400 juta dosis vaksin COVID-19 ke Uni Afrika (AU) mulai kuartal ketiga 2021, kata perusahaan farmasi itu, Senin (29/3).
Pernyataan itu muncul pada saat benua Afrika bergulat dalam upayanya menjalankan program vaksinasi serta membendung wabah tersebut.
Janssen Pharmaceutica NV, unit J&J, telah menandatangani kesepakatan dengan African Vaccine Acquisition Trust (AVAT) untuk mengirimkan 220 juta vaksin dosis tunggal. AVAT mungkin akan memesan 180 juta dosis tambahan hingga 2022.
Kesepakatan itu muncul setelah perusahaan berunding selama berbulan-bulan dengan AU.
Uni Afrika pada Januari mengumumkan telah membuat kesepakatan sementara untuk membeli 270 juta dosis vaksin dari tiga perusahaan obat: J&J, AstraZeneca, dan Pfizer-BioNTech.
Perkembangan soal pembicaraan dengan dua perusahaan lainnya tidak diketahui.
Pasokan itu akan membantu Afrika mencapai target vaksinasi pada sedikitnya 750 juta orang, atau 60 dari keseluruhan penduduk di benua tersebut.
AVAT pada Senin mengungkapkan bahwa banyak dari 55 negara anggota AU lebih memilih menggunakan vaksin J&J.
Afrika sedang berupaya menangkal penyebaran virus corona, yang telah membuat hampir 121.000 orang kehilangan nyawa dan 4,18 juta lainnya terinfeksi di kawasan tersebut.
Benua itu juga bergulat dengan varian lebih menular yang diidentifikasi di Afrika Selatan --di tengah kekhawatiran tentang penundaan pengiriman vaksin AstraZeneca sebagai bagian dari COVAX, yaitu skema yang ditujukan untuk memasok vaksin ke negara-negara miskin.
Pada Februari, Afrika Selatan menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah data menunjukkan bahwa suntikan AstraZeneca tidak terlalu memberi perlindungan yang meyakinkan terhadap infeksi ringan-sedang yang disebabkan oleh varian dominan di negara tersebut.
Benua Afrika saat ini berada jauh di belakang negara-negara kaya, termasuk Israel, Amerika Serikat, dan Inggris, dalam peluncuran vaksinasi.
Hampir setengah jumlah penduduk Inggris telah menerima dosis pertama mereka. Keadaan itu berbeda jauh dengan Afrika Selatan, yang baru menyuntikkan satu dosis vaksin pada hanya 0,4 persen populasinya. (Ant/OL-12)
Terkini Lainnya
Komnas KIPI: Tidak Ada Istilah Medis Detoksifikasi Vaksin Covid-19
Data Sequence Patogen Bisa Dikapitalisasi oleh Pengembang Vaksin Negara Maju
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Peringatan Efek Samping Vaksin Covid-19 AstraZeneca Ada sejak 2021
Menkes: Efek Samping Vaksin AstraZeneca Diketahui sejak Covid-19
Komnas KIPI: Tidak Ada Efek Samping Berbahaya Vaksin AstraZeneca di Indonesia
Dunia Diminta Cegah Genosida di Rafah
Uni Afrika Mengutuk Serangan Israel ke Rafah
Komunitas Internasional Dianggap Gagal Cegah Genosida di Rwanda
Uni Afrika Tangguhkan Keanggotaan Niger
Pasukan Uni Afrika Kurangi Jumlah Pasukan di Somalia
Ketua Uni Afrika Kutuk Serangan Israel di Gaza
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap