visitaaponce.com

Pasukan Uni Afrika Kurangi Jumlah Pasukan di Somalia

Pasukan Uni Afrika Kurangi Jumlah Pasukan di Somalia
Ambulan lalu lalang di kota Mogadishu salah satu pusat konflik di Somalia.(AFP)

MISI Uni Afrika di Somalia mengatakan mereka telah mulai mengurangi jumlah pasukan seiring dengan rencana untuk menyerahkan keamanan kepada tentara nasional negara tersebut.

"Misi Transisi Uni Afrika di Somalia telah mulai menarik mundur pasukannya sesuai dengan (Resolusi PBB) yang memberikan mandat kepada ATMIS untuk menarik mundur 2.000 tentara pada akhir Juni 2023," demikian dikatakan dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Rabu, (21/6).

Langkah ini dilakukan meskipun serangan mematikan terus berlanjut. Pasukan Al-Shabaab masih menghadapi serangan besar-besaran pasukan pro-pemerintah yang didukung oleh ATMIS terhadap kelompok jihadis tersebut.

Baca juga: Konferensi PBB Gagal Penuhi Target US$7 Miliar untuk Afrika

Bulan lalu, 54 pasukan penjaga perdamaian Uganda terbunuh ketika para pasukan Al-Shabaab menyerbu pangkalan AU yang terletak di barat daya Ibu Kota Mogadishu. Peristiwa itu menjadi salah satu serangan paling mematikan sejak serangan diluncurkan tahun lalu.

Al-Shabaab telah melancarkan pemberontakan berdarah terhadap pemerintah di Mogadishu selama lebih dari 15 tahun, mereka melakukan serangan baik di Somalia maupun di negara-negara tetangga.

Baca juga: PBB: Lebih dari Satu Juta Orang di Somalia Mengungsi

ATMIS pada bulan April tahun lalu menggantikan misi sebelumnya yang dikenal sebagai AMISOM, mereka memiliki kekuatan sekitar 20.000 tentara yang berasal dari beberapa negara termasuk Burundi, Kenya, dan Uganda.

Misi ini mengatakan bahwa mereka telah menyerahkan sebuah pangkalan yang dioperasikan oleh pasukan Burundi di negara bagian Hirshabelle di selatan-tengah Somalia kepada Tentara Nasional Somalia.

ATMIS memiliki tugas yang lebih ofensif daripada pendahulunya, dan menyerukan agar keamanan diambil alih oleh tentara dan polisi Somalia pada akhir 2024.

Somalia, salah satu negara termiskin di dunia, mereka terperosok ke dalam kekacauan sejak jatuhnya rezim militer diktator Siad Barre pada tahun 1991.

(AFP/Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat