visitaaponce.com

PM Israel Soroti Hizbullah, Iran, Hamas dalam Sidang Kabinet

PM Israel Soroti Hizbullah, Iran, Hamas dalam Sidang Kabinet
PM Israel Naftali Bennett (kedua dari kanan) berbicara pada rapat kabinet mingguan di Kementerian Luar Negeri di Jerusalem, Minggu (8/8).(AFP/Ronen Zvulun.)

LIBANON harus bertanggung jawab atas aksi teroris yang menembakkan roket ke Israel, terlepas dari siapa mereka. Ini disampaikan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada awal pertemuan kabinetnya, Minggu (8/8).

"Negara Libanon dan tentara Libanon harus bertanggung jawab atas yang terjadi di halaman belakang mereka. Tidaklah penting bagi kami apakah itu kelompok pemberontak independen Palestina," kata Bennett sebagaimana dikutip dari The Jerusalem Post, Minggu (8/8).

Perdana menteri menambahkan peringatan bahwa Israel tidak akan menerima penembakan ke wilayahnya. Pernyataan Bennett datang dua hari setelah Hizbullah menembakkan sekitar 20 roket ke arah Israel. Iron Dome mencegat 10 dari mereka dan enam jatuh di area terbuka, sementara yang lain jatuh di Libanon. Ini merupakan serangan keenam terhadap Israel dalam beberapa bulan terakhir dan pertama kali Hizbullah bertanggung jawab.

Bennett merujuk pada krisis ekonomi dan politik di Libanon. Menurutnya, Iran dan Hizbullah sedang mencoba untuk menjerat Israel. Ia memuji kesadaran warga Libanon yang sangat penting terhadap Hizbullah dan pengaruh Iran di negara mereka.

Baca juga: Hizbullah Peringatkan tidak Politisasi Penyelidikan Ledakan Pelabuhan Libanon

Pada Sabtu (7/8), menandai peringatan 15 tahun Perang Libanon Kedua, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah menyebut baku tembak dengan Israel sebagai perkembangan yang sangat berbahaya dan eskalasi terbesar sejak perang berakhir. Dia mengatakan bahwa kelompok yang dipimpinnya tidak bermaksud membuat gerakan baru untuk terlibat. Nasrallah mengklaim Israel takut untuk menyerang lebih lanjut di Lebanon.

Juru Bicara Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri Nabila Massrali mengutuk pada Sabtu terkait penembakan roket dari Libanon selatan menuju Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki. Uni Eropa mengikuti perkembangan, termasuk tanggapan Israel. "Sangat penting bagi semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya dan bekerja menuju resolusi cepat dari ketegangan saat ini," tambah Massrali.

Departemen Luar Negeri AS mengutuk serangan roket Hizbullah pada hari itu terjadi dan menyerukan kepada pemerintah Libanon segera untuk mencegah serangan semacam itu dan membawa daerah itu di bawah kendalinya.
Ketika ditanya dalam konferensi pers untuk mengomentari serangan udara Israel, Sekretaris Pers Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan, "Kami telah menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri."

Duta Besar Israel untuk AS dan PBB Gilad Erdan menulis surat kepada Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal PBB mengutuk serangan oleh Hizbullah yang melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 disahkan pada akhir Perang Libanon Kedua. "Serangan baru-baru ini dan meningkatnya ketegangan di kawasan diperburuk oleh aktivitas Iran dan mempersenjatai proksinya, terutama Hizbullah, menunjukkan sekali lagi kebutuhan mendesak untuk secara aktif menegakkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 (2006)," tulis Erdan. 

"Meskipun Israel tidak tertarik pada eskalasi, kami tidak akan membiarkan serangan terhadap warga sipil Israel tidak terjawab. Jika serangan ini berlanjut, Israel tidak akan punya pilihan selain menanggapi dan membongkar infrastruktur teroris Hizbullah yang mengancam keamanan Israel dan kehidupan warganya."

Baca juga: Iran Sebut Berita Barat, Israel, Saudi Tergolong Perang Psikologis

Bennett berkomentar tentang agresi Iran di luar Libanon dan Hizbullah pada pertemuan kabinet itu. Ia memuji G7 karena mengutuk Republik Islam dan mengatakan dia senang mendengar bahwa Komando Pusat Militer AS merilis laporan tentang serangan Iran di kapal Mercer Street. Laporan tersebut menemukan, antara lain, bahwa komponen drone bunuh diri yang digunakan untuk menyerang kapal cocok dengan UAV Iran yang ditemukan sebelumnya. "Sekarang tesnya dalam tindakan, bukan hanya deklarasi," katanya.

Presiden baru Iran, Ebrahim Raisi, yang mengawasi eksekusi ribuan orang pada 1988 sehingga mendapat julukan algojo Teheran, "Ialah orang yang kejam dan ekstremis bahkan menurut standar Iran," kata Bennett. "Kami melihat peningkatan agresi Iran di seluruh Timur Tengah, darat, udara dan laut. Iran jelas merupakan bahaya bagi stabilitas regional dan perdamaian dunia serta dunia tidak dapat menerimanya. Orang-orang Iran harus mengerti bahwa mereka tidak bisa menjadi gila tanpa membayar harganya."

Adapun Gaza, Bennett mengatakan pada Minggu bahwa serangan IDF di daerah kantong yang dikuasai Hamas dimaksudkan untuk mengirim pesan bahwa kelompok Hamas harus menghentikan peluncuran balon pembakar ke Israel. "Tidak masalah apakah mereka pemberontak atau orang yang bosan atau alasan lain. Tanggung jawab ada pada Hamas," katanya.

Ghaida Rinawie-Zoabi dari Partai Meretz MK berpendapat di stasiun radio Arab, Kann, bahwa tidak akan ada eskalasi militer di kedua front. "Bennett tahu bahwa jika dia pergi ke konflik militer, koalisi akan berantakan karena Meretz dan Ra'am tidak akan menyetujuinya. Kehadiran (mereka) membatasi ketajaman keputusan militer apa pun," katanya. "Saat pemerintah membuat keputusan tentang sesuatu yang bersifat militer, akan ada bahaya bagi koalisi."

Baca juga: Temui Presiden Iran, Hamas Sampaikan Perkembangan Terkini Palestina

Jet tempur Israel menyerang Hamas pada Sabtu sebagai tanggapan atas peluncuran balon pembakar sehari sebelumnya, Unit Juru Bicara IDF mengumumkan. IDF mengatakan pihaknya menyerang kamp militer Hamas dan posisi peluncuran roket di kamp pengungsi Gaza utara Jabalya. Pihaknya akan terus menanggapi dengan serangan terhadap upaya teror dari Gaza.

Setidaknya empat kebakaran terjadi di dewan regional Eshkol pada Jumat setelah balon pembakar diluncurkan dari daerah kantong pantai yang diblokade itu. Tiga dari kebakaran terjadi di hutan Kissufim dan yang lain terjadi di dekat komunitas Be'eri, kata Keren Kayemeth LeIsrael atau Jewish National Fund. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat