visitaaponce.com

Bertemu Biden, Bennett Tolak Nuklir Iran dan Negara Palestina

Bertemu Biden, Bennett Tolak Nuklir Iran dan Negara Palestina
Menlu AS Antony Blinken (kanan) bertemu dengan PM Israel Naftali Bennett (kiri) di Hotel Willard, Washington DC, Rabu (25/8).(AFP/Douliery.)

PERDANA Menteri Israel Naftali Bennett bertemu dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih, Kamis (26/8). Ia mendesak tekanan pada program nuklir Iran dan menopang dukungan bipartisan untuk Israel.

Bennett mengatakan kepada wartawan menjelang kunjungan kenegaraannya yang pertama bahwa Biden ialah teman lama dan sejati negara Israel. Pemimpin berusia 49 tahun itu menjabat pada Juni sebagai kepala koalisi yang terbagi secara ideologis. Partainya hanya memegang segelintir kursi.

"Ada pemerintahan baru di AS dan pemerintahan baru di Israel. Saya membawa semangat kerja sama baru dari Jerusalem," kata Bennett.

Dan Kurtzer, mantan duta besar AS untuk Israel, mengatakan kepada AFP bahwa kunjungan Bennett akan menetapkan nada baru setelah 12 tahun berturut-turut dipimpin Benjamin Netanyahu, sekutu dekat pendahulu Biden, Donald Trump. "Netanyahu percaya bahwa dia tahu lebih baik daripada presiden dengan siapa dia berurusan dan apa yang harus dilakukan Amerika Serikat," kata Kurtzer.

Baca juga: Meninggal, Warga Palestina yang Terluka dalam Bentrokan Akhir Pekan

Sebaliknya dengan Bennett. "Bahkan jika ada perbedaan dalam kebijakan, yang akan ada, keduanya akan dapat berbicara tanpa rasa tidak hormat ini."

Kesepakatan nuklir 

Bennett mengatakan Iran akan menjadi fokus kunjungannya. Berbicara kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken Rabu, Bennett mengatakan dia berharap untuk kerja sama dan niat baik dengan Amerika, terutama dalam menangkis dan membatasi pengejaran Iran untuk mendominasi kawasan dan perlombaannya untuk senjata nuklir.

Israel dengan keras menentang upaya Biden untuk membalikkan penarikan Trump dari kesepakatan nuklir 2015 dan mencabut sanksi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya. Sejak langkah Trump itu, Iran sendiri telah menarik diri dari komitmen utama termasuk pengayaan uranium.

Pada Rabu, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan kepada para diplomat bahwa dia juga yakin Iran secara langsung menyerang kapal tanker minyak yang dikelola oleh sebuah perusahaan milik seorang pengusaha Israel pada akhir Juli sehingga menewaskan dua awak.

Bennett mengatakan dia akan memberi Biden suatu rencana yang teratur untuk menahan Iran. Ini mengisyaratkan Israel dapat meningkatkan hubungan barunya dengan negara-negara Arab berkat Kesepakatan Abraham yang ditengahi AS.

Baca juga: ISIS Bunuh Tiga Anggota Kelompok Pro-Iran di Irak

Pejabat AS tidak membahas kesepakatan Iran secara langsung pada Rabu. Blinken, bagaimanapun, mengatakan kepada Bennett bahwa komitmen AS terhadap keamanan Israel tak tergoyahkan dan menyentuh keprihatinan mereka yang mendalam tentang Iran dan program nuklirnya.

Dua negara  

Penasihat mengatakan Bennett tidak memiliki rencana untuk membahas melanjutkan negosiasi tentang negara Palestina di wilayah yang direbut Israel pada tahun 1967. "Dua negara bagian tidak relevan, tidak ada," kata seorang pejabat senior kepada wartawan.

Pemerintahan Biden mendukung solusi dua negara dan telah mengembalikan bantuan senilai ratusan juta dolar kepada Palestina. Bantuan itu sebagian besar dipotong oleh Trump yang menggambarkan dirinya sebagai presiden paling pro-Israel dalam sejarah.

Blinken juga berjanji untuk membuka kembali konsulat di Jerusalem yang mengelola hubungan dengan Palestina. Trump menutup misi pada 2019 setelah memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem, memperkuat klaim Israel yang disengketakan atas Jerusalem timur.

Gesekan antara Israel dan Gaza meningkat selama kunjungan Bennett, termasuk bentrokan perbatasan dengan kekerasan. Itu merupakan kerusakan paling serius sejak Israel menggempur Gaza dengan serangan udara sebagai tanggapan atas ribuan roket yang ditembakkan oleh gerilyawan di wilayah itu pada Mei.

Seorang pejabat diplomatik Israel mengatakan Bennett mengharapkan pertemuan simpatik. "Kami mendapat kesan bahwa Amerika memahami bahwa Hamas ialah orang yang bertindak provokatif dan memanaskan kawasan itu," kata pejabat itu.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan AS tetap berkomitmen untuk keamanan Israel dan hak untuk membela diri. Dia akan menanggapi positif permintaan Israel untuk bantuan darurat senilai US$1 miliar. "Kami akan mencari keamanan abadi untuk Israel dan juga orang Palestina."

Baca juga: Presiden Iran Minta Jepang untuk Lepaskan Dana yang Dibekukan

Shibley Telhami, seorang profesor untuk perdamaian dan pembangunan di Universitas Maryland, mengatakan kunjungan dengan Biden juga memberikan legitimasi kepada Bennett. "Fakta bahwa Biden tidak mungkin mengambil sikap penolakan di depan publik pada apa pun yang akan Bennett tampilkan secara publik dan pribadi akan memberi kesan bahwa dia mendapat dukungan Biden," kata Telhami kepada AFP. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat