Pakistan Serukan Pencairan Aset Afghanistan
![Pakistan Serukan Pencairan Aset Afghanistan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/09/d7ecced4ba8d43f60c4ff40fbe93376a.jpg)
PAKISTAN, pada Senin (20/9), meminta kekuatan dunia untuk membuka blokir miliaran dolar aset Afghanistan yang dibekukan setelah pengambilalihan oleh Taliban, tetapi mengatakan pihaknya tidak mengharapkan pengakuan segera dari pemerintah baru.
Menjelang pembicaraan tentang Afghanistan di Majelis Umum PBB, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan prioritas paling mendesak adalah mencegah keruntuhan ekonomi yang lebih dalam dari negara tetangga yang dapat memicu bencana kemanusiaan.
"Di satu sisi, Anda mengumpulkan dana segar untuk mencegah krisis dan di sisi lain uang yang menjadi milik mereka - milik mereka - tidak dapat mereka gunakan," kata Qureshi kepada wartawan.
"Saya pikir pembekuan aset tidak membantu situasi. Saya akan sangat mendesak kekuatan yang ada bahwa mereka harus meninjau kembali kebijakan itu dan memikirkan pencairan (aset tersebut)," katanya. "Ini akan menjadi langkah membangun kepercayaan juga dan itu juga bisa mendorong perilaku positif," tambahnya.
Untuk diketahui, Amerika Serikat (AS) membekukan aset bank sentral Afghanistan senilai US$9,5 miliar (S$12,8 miliar) dan pemberi pinjaman internasional telah menjauhi Afghanistan, waspada memberikan uang yang dapat digunakan oleh Taliban.
Pakistan adalah pendukung utama rezim Taliban pada tahun 1996-2001 dan telah lama menghadapi tuduhan AS bahwa dinas intelijennya memicu kelompok tersebut dalam pertempuran dua dekade melawan pasukan NATO dan pemerintahan yang mendapat dukungan dari Barat yang sekarang telah runtuh.
Saat menyerukan keterlibatan dengan Taliban, Qureshi tampaknya memiliki pendirian yang sama dengan AS bahwa terlalu dini untuk membangun hubungan formal.
"Saya tidak berpikir ada orang yang terburu-buru untuk mengakui pada tahap ini dan Taliban harus mengawasi itu," kata Qureshi.
Jika Taliban menginginkan pengakuan tersebut, lanjutnya, mereka harus lebih sensitif dan lebih menerima opini internasional.
Qureshi menyuarakan harapan bahwa Taliban akan lebih inklusif setelah membentuk pemerintahan sementara yang memasukkan tokoh-tokoh yang masuk daftar hitam PBB atas tuduhan terorisme.
Namun dia mengatakan dia melihat hal positif dari Taliban termasuk deklarasi amnesti dan kesediaan untuk memasukkan kelompok etnis selain kelompok Pashtun yang dominan. "Tren ini yang harus didorong," katanya.
Aktivis dan saksi mata mengatakan kenyataan di lapangan berbeda dari janji Taliban, dengan perempuan dan anak perempuan sudah kecualikan dari pekerjaan dan pendidikan bahkan tanpa pengumuman resmi oleh kelompok tersebut. (Straits Times/Nur/OL-09)
Terkini Lainnya
Vaksin Polio Produksi RI Jangkau 8,6 Juta Anak Afghanistan
Indonesia Dorong Perbaikan di Afghanistan
Menlu Retno Marsudi Hadiri Pertemuan Doha III Bahas Ekonomi Afghanistan
PBB: Mayoritas Penduduk Ingin Negara Tingkatkan Aksi Atasi Perubahan Iklim
Putra Pendiri Taliban Minta Tolong ke Jusuf Kalla
Berkunjung ke Afghanistan, JK Bahas Soal Kesetaraan Pendidikan Perempuan
PBB: Imran Khan Dipenjara Secara Sewenang-wenang, Didesak untuk Segera Dibebaskan
Pakistan dan Rusia Turut Berpartisipasi dalam Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi
17 Tewas, 41 Terluka dalam Kecelakaan Truk di Pakistan
Influencer Atta Ul Karim Pererat Hubungan Indonesia dan Pakistan
Ini Negara di PBB Mendukung Pakar yang Menuduh Israel Melakukan Genosida
Imran Khan Dihalangi Penguasa Pakistan untuk Ikuti Pemilu
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap