Filipina Tolak Pindahkan KapalBRP Sierra Madre dari Atol di Laut China Selatan
FILIPINA tidak akan memindahkan kapal angkatan laut BRP Sierra Madre, yang didaratkan di sebuah atol di perairan sengketa Laut China Selatan.
Filipina menyatakan tegas menolak permintaan Tiongkok setelah Beijing memblokir misi untuk memasok kembali awak kapal tersebut.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menampik pernyataan Tiongkok pada Rabu (24/11) bahwa Filipina telah berkomitmen untuk memindahkan BRP Sierra Madre, yang sengaja didaratkan di beting Second Thomas pada tahun 1999 untuk memperkuat klaim kedaulatan Manila di kepulauan Spratly.
Kapal pendarat tank sepanjang 100 meter tersebut dibangun untuk Angkatan Laut AS selama Perang Dunia Kedua.
"Kapal itu sudah ada di sana sejak 1999. Jika ada komitmen, kapal itu pasti sudah disingkirkan sejak lama," kata Lorenzana kepada wartawan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, pada Rabu (24/11) mengatakan Beijing menuntut pihak Filipina menghormati komitmennya dan memindahkan kapalnya yang dikandangkan secara ilegal.
Beting Second Thomas, 105 mil laut dari Palawan, adalah rumah sementara dari kontingen militer kecil di atas kapal berkarat, yang terjebak di karang.
Lorenzana menuduh Tiongkok masuk tanpa izin ketika penjaga pantainya mengganggu misi pasokan untuk pasukan.
Tiongkok mengklaim sebagian besar Laut China Selatan sebagai miliknya, menggunakan sembilan garis putus-putus pada peta yang menurut putusan arbitrase internasional pada tahun 2016 tidak memiliki dasar hukum.
Beting Second Thomas berada dalam zona ekonomi eksklusif (ZZZ) 200 mil laut Filipina, sebagaimana diuraikan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut, yang ditandatangani oleh Tiongkok.
"Kami memiliki dua dokumen yang membuktikan bahwa kami memiliki hak berdaulat di ZEE kami sementara mereka tidak, dan klaim mereka tidak memiliki dasar," kata Lorenzana.
"Tiongkok harus mematuhi kewajiban internasionalnya yang menjadi bagiannya,” imbuhnya.
Presiden Rodrigo Duterte pada hari Senin mengatakan dalam pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping bahwa dia benci tindakan Tiongkok baru-baru ini di beting tersebut. (Aiw/Straitstimes/OL-09)
Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Kawasan Asia
Jepang dan Filipina Tandatangani Pakta Pertahanan atas Ancaman Tiongkok
5 Perpustakaan Unik di Dunia, Kamu Tertarik Berkunjung?
Pemerintah Dinilai tidak Serius Tangani Urusan Pangan
Industri Tekstil Dalam Negeri Ambruk Akibat Produk Impor, Penetapan BMAD Dinilai Efektif
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan
Prakiraan Cuaca Tanggal 5 Juli 2024, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diguyur Hujan
Sarang Bandar Judi Online, Kominfo Tutup Akses Internet dari Kamboja dan Filipina
Cek Prakiraan Cuaca (30/6) untuk Merencanakan Aktivitas Anda
Pemblokiran Akses Internet ke Filipina dan Kamboja Jadi Ikhtiar Kecil Berantas Judi Online
Penjaga Pantai Tiongkok Dituduh seperti Bajak Laut di Laut Cina Selatan
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap