Jerman Laporkan 76 Ribu Kasus Covid-19 dalam Sehari
![Jerman Laporkan 76 Ribu Kasus Covid-19 dalam Sehari](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/11/c5055515a985c49fb10d70fe32ce3e08.jpg)
JERMAN melaporkan rekor baru infeksi covid-19 pada Jumat (26/11) mencapai lebih dari 76.000 kasus dalam sehari. Untuk pertama kalinya selama pandemi, pasukan angkatan udara bersiap menerbangkan pasien yang sakit parah ke bagian lain negara itu untuk meringankan beban rumah sakit yang kesulitan.
Sehari sebelumnya, Jerman telah melewati ambang 100.000 kematian akibat covid-19 di tengah peringatan dari rumah sakit, terutama di selatan dan timur negara itu bahwa unit perawatan intensif mereka terisi penuh.
Kemudian pada Jumat, angkatan udara Jerman akan mengangkut pasien covid-19 yang sakit parah dari kota selatan Memmingen ke Muenster dekat Osnabrueck di utara untuk meringankan klinik di selatan, menurut sumber keamanan.
Ini adalah pertama kalinya angkatan udara harus menggunakan apa yang disebut unit perawatan intensif terbang, pesawat yang dilengkapi hingga enam tempat tidur ICU untuk memindahkan pasien covid-19 di Jerman.
Berlin juga akan mendeklarasikan Afrika Selatan sebagai daerah varian virus setelah varian baru covid-19 terdeteksi di sana, menurut sumber kementerian kesehatan.
Baca juga: Israel Temukan Kasus Covid-19 Varian baru yang Pertama Kali Terdeteksi di Afsel
Keputusan yang akan berlaku mulai Jumat malam tersebut, berarti maskapai hanya akan diizinkan menerbangkan orang Jerman dari Afrika Selatan ke Jerman, menurut sumber tersebut. Orang Jerman yang kembali, bahkan mereka yang telah divaksinasi, kemudian harus menghabiskan 14 hari di karantina.
"Varian yang baru ditemukan ini membuat kami khawatir. Itu sebabnya kami bertindak proaktif dan dini di sini," kata Menteri Kesehatan Jens Spahn.
"Hal terakhir yang kami butuhkan sekarang adalah varian baru yang diperkenalkan yang menyebabkan lebih banyak masalah,” tambahnya.
Varian yang disebut B.1.1.529 ini memiliki konstelasi yang sangat tidak biasa dari mutasi, yang memprihatinkan karena mereka dapat membantu menghindari respon imun tubuh dan membuatnya lebih menular, menurut para ilmuwan Afrika Selatan. (NDTV/OL-4)
Terkini Lainnya
Ketahanan Kesehatan Global
Akses Patogen Bisa Hemat Waktu Lebih Cepat Tanggulangi Pandemi
Hak Paten Bisa Menjadi Masalah Vaksin dalam Akses Patogen
Lonjakan Kasus Myopia pada Anak, Dokter Sarankan Cara Ini Agar Berkurang
Jemaah Haji Diingatkan Tetap Waspada Kasus Mers di Arab Saudi
Aturan Kesehatan Internasional yang Baru
Menkes Imbau Pelaku Perjalanan Luar Negeri Segera Lakukan PCR
Cegah Penyebaran Covid-19 Arcturus, Malaysia Kembali Wajibkan Masker di Sekolah
Tingkatkan Kewaspadaan Pariwisata Antisipasi Merebaknya Covid-19 di Negara Tetangga
Sekolah di Tiongkok Diliburkan Usai Ledakan Kasus Covid-19
Harga Minyak Turun Tajam Lebih dari 3 Persen
Menkes Budi Kaget 1.300 Pasien Meninggal akibat Covid-19
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap