visitaaponce.com

Presiden AS Joe Biden Menduga Rusia akan Serang Ukraina

Presiden AS Joe Biden Menduga Rusia akan Serang Ukraina
Kereta membawa kendaraan dan peralatan militer milik Rusia tiba di Belarus pada Selasa (18/1) untuk melakukan latihan militer bersama.(MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS / AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperkirakan Presiden Rusia Vladimir Putin akan menyerang Ukraina.

Biden juga memberikan penilaian suram tentang kemampuan AS dan sekutu Eropa-nya untuk membujuk pemimpin Rusia itu agar tidak mengirim pasukan melintasi perbatasan.

"Apakah saya pikir dia akan menguji Barat, menguji Amerika Serikat dan NATO (Organisasi Perjanjian Atlantik Utara) secara signifikan yang dia bisa? Ya, saya pikir dia akan melakukannya," kata Biden kepada wartawan saat konferensi pers di East Room of Gedung Putih pada Rabu (20/1).

"Tapi saya pikir dia akan membayar harga yang mahal untuk itu. Dan saya pikir dia akan menyesal telah melakukannya," tambahnya.

Komentar Presiden AS itu muncul saat Rusia mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di perbatasan dengan Ukraina selama beberapa bulan terakhir.

Biden telah bersumpah akan memberikan sanksi yang luas jika Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina.

Biden juga mengatakan bukan waktunya untuk menyerah untuk menghidupkan kembali perjanjian yang menahan program nuklir Iran ketika pembicaraan antara kekuatan dunia berlarut-larut di Wina.

Dia mengatakan beberapa kemajuan sedang dibuat, tetapi masih harus dilihat apakah Teheran akan membuat kesepakatan.

Negosiator Biden mengatakan mereka sebagian besar telah menyetujui sanksi yang akan dicabut dengan imbalan Iran kembali mematuhi Rencana Aksi Komprehensif Gabungan.

Tetapi mereka tidak dapat memenuhi permintaan Presiden Iran Ebrahim Raisi untuk jaminan bahwa pemerintahan AS di masa depan tidak akan keluar dari kesepakatan seperti yang dilakukan mantan Presiden Donald Trump pada 2018.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini mengatakan kepada seorang pewawancara bahwa Iran hanya beberapa minggu lagi untuk dapat menghasilkan bahan fisil yang cukup untuk senjata nuklir, jauh dari persyaratan kesepakatan untuk membatasi waktu terobosan itu setidaknya satu tahun.

"Adalah adil untuk mengatakan bahwa keputusan untuk menarik diri dari perjanjian nuklir adalah salah satu keputusan terburuk yang dibuat dalam sejarah kebijakan luar negeri AS baru-baru ini," kata Blinken kepada podcast Pod Save the World. (Aiw/Straitstimes/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat