visitaaponce.com

Peringatkan Situasi Memanas, Kepresidenan Palestina Kutuk Israel Bunuh Warganya

Peringatkan Situasi Memanas, Kepresidenan Palestina Kutuk Israel Bunuh Warganya
Seorang pria bersenjata menembak ke udara selama pemakaman Nader Rayan Palestina berusia 16 tahun yang dibunuh oleh pasukan Israel.(AFP/Jaafar Ashtiyeh.)

KEPRESIDENAN Palestina hari ini mengutuk pembunuhan pendudukan Israel setiap hari terhadap warga Palestina yang digambarkan sebagai eksekusi di luar hukum. Akibatnya, pembunuhan hari ini terjadi kepada dua pemuda Palestina di kamp pengungsi Balata dan Qalandia di Tepi Barat dan yang ketiga di Naqab di Israel selatan. Ia memperingatkan bahwa eskalasi ini dapat menyebabkan ledakan situasi.

Juru bicara kepresidenan Nabil Abu Rudeineh mengatakan kepada radio resmi Voice of Palestine bahwa pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas eskalasi ini. "Rakyat kami tidak akan menerima tindakan pendudukan yang berkelanjutan terhadap mereka dan mereka memiliki semua pilihan untuk bertindak dengan cara apa pun dan di mana pun untuk mempertahankan hak-hak mereka dan menghadapi pendudukan," katanya sebagaimana dilansir kantor berita Palestina, Wafa.

"Kepemimpinan Palestina akan melanjutkan upayanya untuk menyajikan dokumen terkait dengan eskalasi pemerintah pendudukan Israel dalam kejahatannya terhadap rakyat kami di hadapan semua organisasi dan lembaga internasional, terutama Pengadilan Kriminal Internasional dan Pengadilan Internasional serta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Dewan Keamanan."

Juru bicara kepresidenan menekankan bahwa situasi sedang menuju ledakan jika pemerintah Israel terus menolak perdamaian dan bermain dengan api. Yang diperlukan yaitu Israel berkomitmen untuk segera menghentikan semua tindakan sepihak sesuai dengan perjanjian yang ditandatangani. Begitu pun komitmen dan janji Amerika Serikat, tambahnya, agar tidak menerapkan standar ganda.

Dia meminta pemerintah AS memikul tanggung jawabnya dalam menghentikan agresi yang meningkat dari penjajah Israel karena dinilai sebagai satu-satunya pihak yang mampu menekan Israel. Ia mencatat bahwa kontak AS-Palestina masih berlanjut, tetapi pemerintah AS belum memenuhi. Salah satu janji Presiden Joe Biden kepada Presiden Mahmoud Abbas, terutama yang berkaitan dengan pembukaan kembali konsulat AS di Jerusalem Timur, mempertahankan status quo di kota suci, dan tindakan sepihak Israel, seperti menyita dana pajak Palestina.

Abu Rudeineh meminta pemerintah AS untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya terhadap pelanggaran Israel yang berkelanjutan dan menekannya untuk menghentikan agresi, menunjukkan bahwa pemerintah pendudukan bertahan dalam kejahatan dan agresi, membatalkan semua perjanjian, dan tidak mengizinkan penciptaan lingkungan yang sesuai untuk setiap proses perdamaian.

Baca juga: Pasukan Israel Bunuh Dua Warga Palestina

Dia menambahkan bahwa dunia masih berkomitmen pada solusi dua negara, hukum internasional, dan resolusi PBB. Dia menekankan bahwa selama tidak ada solusi untuk masalah Palestina, kawasan itu tidak akan hidup dalam damai, dan selama Jerusalem terbakar, seluruh wilayah akan tetap dalam keadaan tidak stabil dan tegang. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat