Pemerintah Bayangan Myanmar Desak Barat Bantu Senjata untuk Lawan Junta
![Pemerintah Bayangan Myanmar Desak Barat Bantu Senjata untuk Lawan Junta](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/05/78b19fa350f4483b74a1fdcf920c28f6.jpg)
PEMERINTAH bayangan Myanmar telah meminta bantuan internasional untuk mempersenjatai pasukan perlawanannya melawan militer yang berkuasa. Mereka meminta dukungan serupa dengan yang diberikan kepada Ukraina yang memerangi pasukan Rusia.
Dikatakan Menteri Pertahanan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) Yee Mon, orang-orang Ukraina dan milisi pro-demokrasi Myanmar sama-sama berjuang untuk kebebasan dan memberikan hidup mereka. Akan tetapi, sambungnya, untuk menghadapi tentara Myanmar yang dipersenjatai dengan baik, itu membutuhkan lebih dari sekadar solidaritas internasional.
"Sikap masyarakat internasional untuk Myanmar adalah dukungan moral bagi kami dan kami berterima kasih untuk itu. Kami akan jauh lebih menghargai jika kami mendapatkan dukungan fisik seperti senjata dan dana," katanya dalam pernyataan seperti dikutip dari Straits Times, Rabu (18/5).
Baca juga : Laporan PBB Ungkap Kekejaman Junta Militer Myanmar
"Dengan dukungan itu, kita akan dapat mengakhiri revolusi lebih cepat, meminimalkan hilangnya orang dan harta benda mereka," tambahnya.
Sekutu Barat telah mempersenjatai para pejuang di Ukraina untuk melawan invasi Rusia, yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus".
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta awal tahun lalu. PBB mengatakan lebih dari 560.000 orang telah mengungsi akibat pertempuran.
Baca juga : Konflik Myanmar tidak Boleh Sandera Agenda ASEAN
NUG, aliansi kelompok anti-junta, mendeklarasikan "perang defensif rakyat" di pedesaan tahun lalu untuk menahan upaya militer untuk mengkonsolidasikan kekuasaan setelah tindakan kerasnya yang mematikan selama berbulan-bulan terhadap protes pro-demokrasi. Junta pun telah menyatakan NUG sebagai "teroris".
Milisi kebanyakan bersenjata ringan, menggunakan senapan yang belum sempurna dan bahan peledak buatan sendiri untuk melawan militer yang diperlengkapi dengan baik, yang telah dituduh oleh PBB menggunakan senjata berat dan serangan udara terhadap penduduk sipil.
Namun, seorang juru bicara junta tidak menanggapi panggilan telepon untuk dimintai tanggapan terkait hal tersebut.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan dalam email bahwa Amerika Serikat terus menekan junta untuk mengakhiri kekerasan dan bekerja dengan mitra untuk memulihkan jalan negara tersebut menuju demokrasi, tetapi tidak memberikan senjata atau bentuk dukungan militer apa pun kepada kelompok, individu atau organisasi.
Pernyataan Yee Mon itu datang beberapa hari setelah menteri luar negeri NUG, Zin Mar Aung, mengadakan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah di Amerika Serikat, di sela-sela KTT internasional. (OL-13)
Terkini Lainnya
AS Menghentikan Bantuan kepada Gabon Pasca Pengambilalihan Militer
Prancis Bahas Kelanjutan Nasib Prajuritnya di Niger
Bukan Kudeta, Oposisi Gabon : Perebutan Kekuasaan Rezim Bongo
Militer Gabon Rebut Kekuasan Usai Tuduh Pemilu Curang
PBB Didesak Putus Hubungan dengan Para Pemimpin Kudeta Myanmar
Militer Myanmar Manfaatkan Warga Sipil untuk Jadi Tameng Manusia
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap