visitaaponce.com

Mahathir Saya Rela Melupakan Pengkhianatan Muhyiddin Yassin

Mahathir: Saya Rela Melupakan Pengkhianatan Muhyiddin Yassin
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad seusia memberikan keterangan pers.(AFP)

KETUA Gerakan Tanah Air (GTA) Mahathir Mohamad bersedia melupakan pengkhianatan dari mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin. Tujuannya, agar GTA dan Perikatan Nasional (PN) bisa bersinergi menghadapi Pemilihan Umum (GE15) ke-15.

Mahathir menyebut sejumlah partai politik oposisi hanya bisa mengalahkan UMNO dengan bekerja sama. Untuk alasan tersebut, dirinya memilih mengajukan masalah tersebut kepada PN, namun Muhyiddin menolak tawaran itu.

"Saya pikir, tidak apa-apa, meski dia telah menikam saya dari belakang sebelumnya. Demi bangsa, negara dan agama, kita bersedia merendahkan diri untuk bekerja sama dengan Muhyiddin, bahkan setelah dia mengkhianati saya," ujarnya.

Baca juga: Mahathir Siap Jadi PM Malaysia untuk Ketiga Kalinya

Lebih lanjut, Mahathir mengungkapkan bahwa Muhyiddin tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya. Mahatir menilai sikap tersebut sebuah arogansi politik yang tidak terpuji.

Adapun sikap Muhyiddin diperkuat Partai Pejuang Tanah Air (Pejuang), yang menyebut Muhyiddin memiliki keyakinan PN dapat memenangkan GE15 tanpa berkoalisi. Mahathir menekankan bahwa GTA tidak pernah menolak bekerja sama dengan pihak manapun, demi mengalahkan UMNO di GE15.

"Saya tahu orang-orang suka melihat partai oposisi bersatu, agar kita bisa mengalahkan UMNO. Tetapi, ketika kami meminta mereka untuk bekerja sama, mereka menolak," pungkas Mahathir.

Baca juga: Malaysia Gelar Pemilihan Umum 19 November Mendatang

Wakil Ketua Pro Tem GTA Mukhriz Mahathir mengatakan koalisi bertujuan memperebutkan sekitar 120 kursi parlemen dan kandidat, yang akan diumumkan pada 2 November. Jumlah sebenarnya dari kursi yang diperebutkan GTA segera difinalisasi dalam waktu dekat.

Diketahui, pengkhianatan yang dimaksud Mahathir juga dikenal sebagai Langkah Sheraton, yang menyebabkan penggulingan pemerintahan Pakatan Harapan pada 2020. Saat itu, Partai Pribumi Bersatu Malaysia pimpinan Muhyiddin, menarik diri dari Pakatan Harapan. 

Sementara itu, beberapa anggota parlemen Partai Keadilan Rakyat juga mundur dari partai tersebut. Mahathir kemudian mengundurkan diri sebagai PM Malaysia, yang berujung menimbulkan kekosongan kekuasaan.(CNA/OL-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat