Mahathir Saya Rela Melupakan Pengkhianatan Muhyiddin Yassin
![Mahathir: Saya Rela Melupakan Pengkhianatan Muhyiddin Yassin](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/10/15a2a80caa847c4cf38b59152af54efd.jpg)
KETUA Gerakan Tanah Air (GTA) Mahathir Mohamad bersedia melupakan pengkhianatan dari mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin. Tujuannya, agar GTA dan Perikatan Nasional (PN) bisa bersinergi menghadapi Pemilihan Umum (GE15) ke-15.
Mahathir menyebut sejumlah partai politik oposisi hanya bisa mengalahkan UMNO dengan bekerja sama. Untuk alasan tersebut, dirinya memilih mengajukan masalah tersebut kepada PN, namun Muhyiddin menolak tawaran itu.
"Saya pikir, tidak apa-apa, meski dia telah menikam saya dari belakang sebelumnya. Demi bangsa, negara dan agama, kita bersedia merendahkan diri untuk bekerja sama dengan Muhyiddin, bahkan setelah dia mengkhianati saya," ujarnya.
Baca juga: Mahathir Siap Jadi PM Malaysia untuk Ketiga Kalinya
Lebih lanjut, Mahathir mengungkapkan bahwa Muhyiddin tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya. Mahatir menilai sikap tersebut sebuah arogansi politik yang tidak terpuji.
Adapun sikap Muhyiddin diperkuat Partai Pejuang Tanah Air (Pejuang), yang menyebut Muhyiddin memiliki keyakinan PN dapat memenangkan GE15 tanpa berkoalisi. Mahathir menekankan bahwa GTA tidak pernah menolak bekerja sama dengan pihak manapun, demi mengalahkan UMNO di GE15.
"Saya tahu orang-orang suka melihat partai oposisi bersatu, agar kita bisa mengalahkan UMNO. Tetapi, ketika kami meminta mereka untuk bekerja sama, mereka menolak," pungkas Mahathir.
Baca juga: Malaysia Gelar Pemilihan Umum 19 November Mendatang
Wakil Ketua Pro Tem GTA Mukhriz Mahathir mengatakan koalisi bertujuan memperebutkan sekitar 120 kursi parlemen dan kandidat, yang akan diumumkan pada 2 November. Jumlah sebenarnya dari kursi yang diperebutkan GTA segera difinalisasi dalam waktu dekat.
Diketahui, pengkhianatan yang dimaksud Mahathir juga dikenal sebagai Langkah Sheraton, yang menyebabkan penggulingan pemerintahan Pakatan Harapan pada 2020. Saat itu, Partai Pribumi Bersatu Malaysia pimpinan Muhyiddin, menarik diri dari Pakatan Harapan.
Sementara itu, beberapa anggota parlemen Partai Keadilan Rakyat juga mundur dari partai tersebut. Mahathir kemudian mengundurkan diri sebagai PM Malaysia, yang berujung menimbulkan kekosongan kekuasaan.(CNA/OL-11)
Terkini Lainnya
Malaysia Dukung Indonesia Ajukan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia
Pemerintah Melaka Lakukan Kajian Penguatan Hubungan Malaysia-Indonesia
Malaysia Gabung Indonesia Jaga Perdamaian di Palestina
Universitas Terbuka Gandeng HELP University Malaysia sebagai Mitra
Muhibah Budaya Jalur Rempah akan Singgah di Melaka
Indeks Pariwisata Indonesia Meningkat, Jokowi: Tapi Kalah dengan Malaysia
Bandul Politik di Portugal Diprediksi Bergerak ke Kanan
Kudeta, Konflik, dan Krisis jadi Isu Utama KTT Afrika
Besok, Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Hirup Udara Bebas
Kemenlu Selesaikan Lebih dari 200 Ribu Kasus WNI Selama 2014-2023
Lima Arah Kebijakan Luar Negeri Ganjar-Mahfud
Universitas Pancasila Kembangkan Dialog Pembumian Pancasila
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap