visitaaponce.com

PETAHANA Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mengaku akan menghormati konstitusi Brasil. Dia juga menerima kekalahan dari Luiz Inacio Lula da Silva dalam memperebutkan kursi presiden.

Sikap Bolsonaro itu baru muncul setelah beberapa hari publik Brasil mengkhawatirkan pemimpin sayap kanan itu berencana untuk menolak hasil pemilu. Bolsonaro tidak menyebutkan soal kekalahannya atau mengakui kemenangan Lula, tetapi dia berterima kasih kepada para pendukungnya atas dukungan kepadanya.

“Saya selalu dicap tidak demokratis, dan tidak seperti para penuduh saya, saya selalu menghormati kerangka konstitusi. Sebagai Presiden Republik dan sebagai warga negara, saya akan terus menghormati semua perintah konstitusi kita," ujarnya.

Kepala stafnya presiden Brasil, Ciro Nogueira, mengatakan Bolsonaro berjanji akan membuka pintu untuk proses peralihan kekuasaan kepada Lula. Bolsonaro kalah tipis dari Lula dengan mengumpulkan 49,1% berbanding 50,9%.

Bolsonaro menjadi incumbent atau petahana pertama yang kalah dalam pemilihan ulang di era pasca-kediktatoran Brasil. Selama berbulan-bulan, dia mengklaim bahwa sistem pemungutan suara elektronik negara itu rentan terhadap penipuan.

Banyak sekutu politik utama Bolsonaro telah secara terbuka mengakui kemenangan Lula. Kemudian Nogueira, telah mulai menjalin kontak dengan kubu Lula untuk membahas transisi kekuasaan.

Ketua majelis rendah Kongres Nasional, secara terbuka mengatakan bahwa pemerintah Bolsonaro harus menghormati hasil pemilihan. Lula telah mengkritik Bolsonaro karena tidak segera mengakui kekalahan atau menemuinya.

“Di tempat lain di dunia, presiden yang kalah akan memanggil saya untuk mengakui kekalahannya,” katanya dalam pidato kemenangannya di Sao Paulo.

Pengemudi truk Brasil, konstituen utama Bolsonaro, telah menggunakan ban dan kendaraan yang terbakar untuk memblokir rute-rute utama di seluruh negeri, termasuk di luar bandara internasional di Sao Paulo, yang memaksa beberapa pembatalan penerbangan.

Para pengunjuk rasa yang mengenakan bendera Brasil berwarna kuning dan hijau, yang telah diadopsi oleh presiden yang akan keluar sebagai miliknya, meneriakkan slogan-slogan dan menggantungkan spanduk yang dihiasi dengan gambar Bolsonaro.

“Kami tidak akan menerima kehilangan apa yang telah kami peroleh. Kami menginginkan apa yang tertulis di bendera kami, 'keteraturan dan kemajuan'. Kami tidak akan menerima situasi apa adanya,” kata Antoniel Almeida, 45, saat mengikuti protes di Barra Mansa, di negara bagian Rio de Janeiro.

Selama pidato singkatnya, Bolsonaro menggambarkan protes sebagai buah dari kemarahan dan rasa ketidakadilan atas pemungutan suara. Mahkamah Agung Brasil memerintahkan Polisi Jalan Raya Federal untuk mengambil semua tindakan untuk membersihkan blokade.

Direktur eksekutif polisi jalan raya, Marco Antonio Territo de Barros, mengatakan tersisa 267 pemblokiran jalan dan 306 telah dibubarkan. “Ini adalah operasi yang kompleks, melibatkan lebih dari 75ribu kilometer jalan raya federal,” katanya. (Aljazeera/OL-13)