visitaaponce.com

Pelonggaran Nol-Covid Tiongkok dapat Berakhir dengan Bencana Besar

Pelonggaran Nol-Covid Tiongkok dapat Berakhir dengan Bencana Besar
Kondisi di Tiongkok pasca-pelonggaran nol covid-19(AFP)

PARA ahli kesehatan Tiongkok menilai pelonggaran kebijakan nol-covid akan menjadi buah simalakama. Gelombang infeksi virus ini dengan mudah meledak karena pelacakan melalui tes tidak lagi diwajibkan.

Setelah hampir tiga tahun upaya Tiongkok membasmi virus ini berhenti tiba-tiba atas desakan publik yang sudah jengah terpenjara di kota mereka. Pemerintah Tiongkok pun menyerah dengan tuntutan itu sehingga melonggarkan pengawasan dan pengujian covid-19.

Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (NHC) mengakui jumlah kasus covid-19 saat ini tidak lagi mencerminkan fakta di lapangan.

"Banyak orang tanpa gejala tidak lagi berpartisipasi dalam pengujian asam nukleat, sehingga tidak mungkin untuk secara akurat mengetahui jumlah sebenarnya dari orang yang terinfeksi tanpa gejala," kata NHC.

Pernyataan itu muncul setelah Wakil Perdana Menteri Tiongkok Sun Chunlan mengatakan infeksi baru di Beijing berkembang pesat. Para pemimpin Tiongkok melancarkan kebijakan yang bertolak belakang dengan pencegahan virus ini.

Baca juga: Usai Diprotes, Tiongkok Longgarkan Pembatasan Covid-19

Mereka terus maju melonggarkan kebijakan nol-covid. Melihatnya, para ahli kesehatan mengkhawatirkan ledakan kasus covid-19 yang tidak mampu ditangani.

Ditambah, Tiongkok memiliki jutaan lansia yang rentan terpapar virus ini. Restoran, toko, dan taman bermain telah dibuka kembali hampir di seluruh Tiongkok.

Banyak penduduk Tiongkok dengan gejala covid-19 ringan memilih untuk melakukan karantina mandiri. Warga negara ini juga mengeluhkan obat flu yang membuat industri farmasi kebanjiran permintaan hingga 430%, khususnya untuk penurun demam.

Melonjaknya permintaan tes antigen cepat dan obat-obatan telah menciptakan pasar gelap dengan harga yang sangat tinggi. Pihak berwenang menghukum sebuah perusahaan dengan denda 300.000 yuan (US$ 43.000) karena menjual alat tes covid-19 terlalu mahal.(AFP/OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat