G7 Ramu Sanksi Baru untuk Rusia
![G7 Ramu Sanksi Baru untuk Rusia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/da84878e748dbf316bbbac6df6722eef.jpg)
PARA menteri keuangan Kelompok Tujuh atau G7 dijadwalkan akan membahas sanksi baru terhadap Moskow dan lebih banyak dukungan untuk Ukraina pada hari Kamis (23/2). Agenda itu dilakukan sehari menjelang ulang tahun pertama invasi Rusia.
"Langkah-langkah yang diberlakukan sejauh ini berhasil mengurangi separuh pendapatan minyak Rusia," kata Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire menjelang pembicaraan di Bengaluru, India.
Dia mengatakan Rusia memiliki rantai perdagangan yang benar-benar tidak terorganisir, terutama di industri yang strategis seperti aeronautika dan mobil. Pertemuan yang melibatkan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen juga akan membahas paket baru Dana Moneter Internasional senilai US$16 miliar untuk Ukraina selama empat tahun.
Seorang pejabat senior AS mengatakan pekan lalu bahwa AS dan sekutu G7-nya berencana mengungkap paket sanksi baru yang besar menjelang peringatan 24 Februari. Itu termasuk langkah-langkah untuk menindak penghindaran sanksi yang ada.
"Kami melihat orang-orang Rusia menjadi sangat pintar mulai dari mengimpor laptop dan lemari es melalui negara ketiga, termasuk kadang-kadang negara kami sendiri, yang kemudian mereka ambil untuk keripik dan hal-hal lain yang masuk ke mesin perang mereka," kata Sekretaris Negara untuk Urusan Politik AS Victoria NulandNuland.
Tetapi belum jelas sanksi baru yang tengah digodok G7. Pejabat Jerman pesimistis pertemuan itu dapat melahirkan keputusan yang berdampak besar bagi konflik di Ukraina.
Baca juga: Israel Bombardir Palestina, Barat ke Mana?
Itu terjadi menjelang pertemuan kepala keuangan G20 dan kepala bank sentral pada Jumat dan Sabtu (24-25/2) di Bengaluru, India. Pertemuan ini akan membahas dampak ekonomi yang mengerikan dari perang dan kemungkinan keringanan utang bagi negara-negara miskin.
Sekitar 15% negara berpenghasilan rendah berada dalam kesulitan membayar utang, kata IMF. Sebanyak 349 juta orang di 79 negara menghadapi kerawanan pangan akut.
Setiap diskusi tentang Ukraina terasa canggung bagi tuan rumah India, yang tidak mengutuk invasi tersebut. India ingin menghindari kata perang dalam pernyataan resmi.
Pejabat Jerman mengatakan tidak ada perwakilan tinggi Rusia yang akan hadir. Pertemuan para menteri luar negeri G20 di New Delhi pada 1-2 Maret bisa tegang. Sebab Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov diagendakan hadir bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. (AFP/OL-4)
Terkini Lainnya
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Rusia Serang Pangkalan Udara Ukraina Tempat Pasokan Pesawat Barat
Berkunjung ke Ukraina, Aktivis HAM Natalius Pigai Usulkan 8 Poin Perlindungan Warga Sipil
Guru Besar Unas Yuddy Chrisnandi Luncurkan Buku ke-17, Tekankan Pentingnya Perdamaian Dunia
Ukraina vs Belgia: Duel Penentuan Tiket ke Babak 16 Besar Euro 2024
Rusia Salahkan AS Akibat Serangan Rudal Ukraina di Krimea
Zelensky Tolak Usulan Gencatan Senjata dari Prabowo Subianto
AS Nilai Perlu Lebih Banyak Sanksi untuk Rusia
Ukraina Berupaya Tahan Serangan Rusia di Lyptsi
Pasukan Rusia Tangkap Warga Sipil di Vovchansk, Ukraina
Kharkiv Diserang, Zelensky Mengadu ke Biden
Bom Luncur Rusia Pengubah Serangan di Ukraina
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap