visitaaponce.com

Publik Prancis Semakin Radikal

Publik Prancis Semakin Radikal
Prancis menghadapi protes lagi hampir dua minggu setelah presiden meloloskan perombakan pensiun yang memicu kekacauan di negara itu(Christophe ARCHAMBAULT / AFP)

DEMONSTRASI menentang reformasi pensiun buatan Presiden Prancis Emmanuel Macron semakin liar dan didominasi bentrokan. Jajak pendapat terbaru atas aksi itu menunjukkan satu dari lima responden menyetujui penggunaan kekerasan.

Sejak Januari, demonstrasi mingguan yang diselenggarakan oleh serikat pekerja telah menarik jutaan orang di seluruh Prancis. Sejak pekan lalu unjuk rasa ini selalu diwarnai kekerasan dengan lebih dari 400 pasukan keamanan terluka dan ratusan titik kebakaran di jalan-jalan Paris.

"Menurut saya demonstrasi damai saja tidak cukup," kata, seorang pegawai sipil Prancis berusia 49 tahun, Jerome.

Baca juga: Jelang Unjuk Rasa, PM Prancis Bertemu Oposisi dan Serikat Pekerja

Dia bergabung dalam demonstrasi di Paris dan meminta nama belakangnya dirahasiakan karena bekerja untuk negara. "Jika tidak ada kekerasan, orang tidak membicarakan isu ini. Beberapa jendela pecah, siapa peduli? Mereka tidak akan pergi ke rumah sakit," tambahnya.

Temannya dan sesama pegawai negeri, Ludovic, 48, setuju bahwa kekerasan bisa menjadi upaya terakhir yang sah, termasuk terhadap polisi. "Itu bisa dimengerti. Ini menjengkelkan. Setelah diabaikan begitu lama, jika hanya itu yang tersisa untuk digunakan, maka begitulah adanya," terangnya.

Baca juga: Demo Tolak Kebijakan Macron, 450 Demonstran Ditangkap dan 400 Polisi Prancis Terluka

Jajak pendapat oleh Toluna Harris Interactive mengungkapkan bahwa satu dari lima responden (18%) menyetujui cara kekerasan untuk mensukseskan gerakan tersebut. Sementara penduduk Prancis terus mendukung protes ini dengan kenaikan mencapai 25%. (AFP/Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat