visitaaponce.com

Uni Eropa Naikkan Konsumsi Energi Terbarukan Dua Kali Lipat, Termasuk Nuklir

Uni Eropa Naikkan Konsumsi Energi Terbarukan Dua Kali Lipat, Termasuk Nuklir
Pembangkit tenaga nuklir Golfech di Prancis.(AFP)

UNI Eropa (UE) mencapai kesepakatan untuk menggandakan porsi energi terbarukan dalam konsumsi energi blok 27 negara ini pada tahun 2030. Kesepakatan ini di tengah-tengah upaya mencapai netralitas karbon dan meninggalkan bahan bakar fosil Rusia.

Kesepakatan politik sementara, yang dicapai setelah negosiasi sepanjang malam antara parlemen dan negara-negara Uni Eropa, sebagai upaya meningkatkan porsi energi terbarukan menjadi 42,5%, dari 22% saat ini.

Uni Eropa telah menetapkan target ambisius untuk menjadi ekonomi netral iklim pada tahun 2050, dengan emisi gas rumah kaca nol-nol.

Baca juga : Uni Eropa Hapus Pakistan dari Daftar Negara Risiko Tinggi

Langkah ini juga dilakukan ketika Uni Eropa berusaha untuk mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia setelah Moskow memangkas pasokan gas tahun lalu dan blok ini melarang minyak mentah dan produk minyak bumi lainnya dari negara tersebut.

Angka tersebut merupakan kompromi antara 45% porsi energi terbarukan yang diinginkan oleh para anggota parlemen Uni Eropa dan Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, dan 40% yang diinginkan oleh negara-negara bagian.

Baca juga : Akibat Perang, Eropa Kembali Alami Kenaikan Inflasi

Target sebelumnya untuk tahun 2030 telah ditetapkan sebesar 32%. Arahan yang diusulkan ini bertujuan untuk memangkas birokrasi untuk proyek-proyek energi terbarukan.

"Tujuannya adalah mempercepat penyebaran energi terbarukan sebagai bagian dari rencana Uni Eropa untuk menjadi independen dari bahan bakar fosil Rusia, setelah invasi Rusia ke Ukraina," demikian pernyataan dari Dewan Uni Eropa yang mewakili pemerintah-pemerintah di blok tersebut.

Perusahaan-perusahaan mengeluhkan bahwa birokrasi telah memperlambat pembangunan infrastruktur tersebut.

Hidrogen, Nuklir, Biomassa

Perjanjian ini memasukkan hidrogen, tenaga nuklir dan biomassa ke dalam daftar sumber energi terbarukan bersama dengan teknologi surya dan angin. Biomassa berasal dari bahan organik seperti pohon, tanaman, dan sampah perkotaan, dan termasuk pembakaran kayu untuk menghasilkan listrik.

Negara-negara Skandinavia membela praktik ini, tetapi dikritik oleh kelompok-kelompok lingkungan karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap hutan.

Ketua komite lingkungan Parlemen Eropa, Pascal Canfin mengatakan bahwa perjanjian tersebut menetapkan aturan ketat dalam penggunaan biomassa.

"Penggunaan biomassa lebih baik diatur bahkan jika parlemen ingin melangkah lebih jauh," ujar Canfin, dari kelompok politik sentris Renew, mengatakan.

Perwakilan dari Partai Rakyat Eropa Sayap Kanan, Markus Pieper mengatakan bahwa perjanjian tersebut membuat biomassa menjadi 100 persen hijau.

Canfin menambahkan bahwa kesepakatan tersebut juga mengakui peran spesifik dari energi nuklir yang tidak ramah lingkungan dan juga bukan bahan bakar fosil.

Penyertaan tenaga nuklir telah diperdebatkan dengan hangat dalam beberapa minggu terakhir.

Prancis, produsen utama energi nuklir, dan sekutunya menginginkan agar hidrogen rendah karbon, dibuat menggunakan energi nuklir, memiliki status yang sama dengan hidrogen yang dibuat dari energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.

Sebuah kelompok yang dipimpin oleh Jerman telah menentang untuk memasukkan hidrogen yang dihasilkan dari tenaga nuklir karena khawatir hal itu akan memperlambat investasi dalam energi terbarukan.

Kesepakatan akhirnya tercapai setelah Swedia, yang memegang jabatan presiden Uni Eropa secara bergilir, mengajukan kompromi.

Canfin mengatakan bahwa kesepakatan ini berarti bahwa Perancis akan dapat menggunakan energi nuklir dan tidak dipaksa untuk membangun infrastruktur energi terbarukan untuk memproduksi hidrogen untuk industri dan transportasi.

"Ini adalah syarat mutlak bagi Perancis untuk mendukung kesepakatan akhir," pungkas Canfin. (AFP/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat