visitaaponce.com

Akibat Perang, Eropa Kembali Alami Kenaikan Inflasi

Akibat Perang, Eropa Kembali Alami Kenaikan Inflasi
Ilustrasi(Lindsey Parnaby / AFP)

PENURUNAN inflasi AS tidak signifikan, yaitu dari 6,5%% menjadi 6,4%. Sedangkan Eropa kembali mengalami kenaikan dari 8,5% menjadi 8,6%.

Inflasi inti pun juga naik dari 5,2% menjadi 5,3%. Alhasil, Gubernur Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dapat dipastikan akan meningkatkan suku bunga sekitar kisaran 50 bps pada pertemuan berikutnya.

Hal ini memberi gambaran nyata dampak perang di Rusia-Ukraina, telah menekan perekonomian di Eropa, khususnya dari sisi Inflasi. Perang tersebut telah mendorong harga harga energi meningkat, dan mendorong inflasi untuk tak terkendali.

"Memang, dengan menaikkan suku bunga, inflasi akan bergerak turun meski tidak mudah. Namun luka utama dari Inflasi juga harus diobati, yaitu invasi atau perang," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Jumat (24/2).

Oleh karena itu, selama invasi belum bisa diselesaikan, inflasi di kawasan Eropa akan lebih sulit dijinakkan. Kebijakan moneter, kian dibutuhkan untuk mengendalikan inflasi namun potensi resesi ekonomi juga menjadi perhatian.

Baca juga: Berkaca Kasus Rubicon, Sri Mulyani Pastikan Perbaiki Sistem Pengawasan Internal

Dengan kuatnya ekonomi saat ini, kemungkinan Lagarde tidak akan sungkan untuk menaikkan lagi tingkat suku bunganya, bahkan lebih besar. Meskipun ada harga yang harus dibayar khususnya dari sisi pertumbuhan ekonomi.

Anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa Isabel Schnabel juga mendorong pengetatan kebijakan moneter. Dia melihat kenaikan tingkat suku bunga akan terjadi hingga 3,75%.

Terakhir kali, Lagarde menaikkan tingkat suku bunga dari 2,75% menjadi 3,25% atau sebanyak 50 bps. Namun dengan tingginya inflasi, besaran 50 bps bukan sesuatu yang jauh untuk digapai.

Namun Villeroy, anggota Dewan Pengurus Bank Sentral Eropa, mengatakan saat ini tidak boleh bereaksi berlebihan meski ada kemungkinan tingkat suku bunga akan naik.

"Tapi dengan inflasi yang keras, hal ini akan tetap jauh lebih sulit apabila tidak melakukan sesuatu dengan luar biasa," kata Nico. (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat