visitaaponce.com

Konflik Bersenjata Semakin Parah, Pemerintah Didesak Evakuasi WNI yang Terjebak di Sudan

Konflik Bersenjata Semakin Parah, Pemerintah Didesak Evakuasi WNI yang Terjebak di Sudan
Kerusakan akibat konflik bersenjata di Sudan.(AFP/Handout)

Konflik bersenjata antara Angkata Bersenjata Sudan dengan milisi paramiliter Rapid Support Forces (RSF) semakin memanas di Sudan. Korban dari masyarakt sipil terus bertambah setiap hari. Karena itu, pemerintah Indonesia didesak untuk segera melakukan evakuasi pada warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Sudan.

Ikatan Alumni Sudan di Indonesia mendorong pemerintah Indonesia agar segera mengambil langkah yang tepat untuk mengevakuasi WNI di Sudan. Itu karena warga sipil termasuk para WNI yang didominasi oleh mahasiswa sangat rentan menjadi korban kekerasan dari konflik yang terjadi. Diketahui ada sekitar 1.200 WNI yang berada di Sudan saat ini, sebanyak 800 diantaranya adalah mahasiswa Indonesia.

"Keluarga Besar IAS di Indonesia menyampaikan rasa sedih dan duka yang mendalan atas kondisi yang dirasakan oleh mahasiswa dan masyarakat indonesia di Sudan, atas kondisi keamanan yang dihadapi," kata Faisal Hendra, Ketua Umum IAS dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/4).

Baca juga: Kemenlu Berharap segera Evakuasi WNI dari Khartoum

Faisal mengatakan pemerintah Indonesia harus sesegera mungkin memberikan perhatian maksimal kepada mahasiswa dan masyarakat Indonesia di negara tersebut. Dalam bentuk bantuan keamanan, bahkan dengan melakukan evakuasi bagi seluruh mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Sudan ke tempat yang aman ataupun ke negara terdekat dengan Sudan.

Kementrian Luar Negeri juga diharapkan dapat meningkatkan seluruh upaya diplomasi dan komunikasi dengan pemerintah Sudan, demi tercapainya jaminan keamanan bagi seluruh WNI di Sudan.

Faisal mengatakan mereka mendapat informasi langsung dari WNI mahasiswa di Sudah bahwa konflik bersenjata yang saat ini terjadi sangat dekat dengan tempat tinggal mereka, di dalam kampus mereka dan sudah menjadi rutinitas harian mereka. Suara senjata terdengar jelas dari rumah dan tempat tinggal mereka masing-masing.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas di Sudan terus Bertambah, Capai 56 Orang

Selain itu, situasi ini juga diperburuk dengan matinya jaringan telepon, internet, listrik, dan kekurangan air bersih di banyak lokasi sampai saat ini. Serta ditambah keterbatasan logistik pangan yang sudah sangat sulit didapatkan di tempat umum yang biasa mereka beli atau dapatkan.

“Melihat situasi ini, Kembali atas nama seluruh pengurus Ikatan Alumni Sudan di Indonesia, kami memohon dan mendorong Pemerintah Republik Indonesia, Kemenlu RI, DPR dan pihak terkait lainnya untuk sesegera mungkin membuat kebijakan yang dapat memberikan keselamatan bagi seluruh masyarakat Indonesi di Sudan. Khususnya mempercepat evakuasi seluruh mahasiswa dan WNI yang berada di Sudan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, konflik dan perang saudara di Sudan merupakan hal yang telah berlangsung sejak lama. Dari tahun ke tahun selalu ada korban jiwa dari konflik tersebut. Perang terparah terjadi di tahun 1955 hingga 1972. Setelah tahun 1972, eskalasi konflik masih kerap terjadi denga intensitas berbeda. Tahun ini intensitas konflik semakin memanas dan melibatkan para angkatan bersenjata.

 

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat