visitaaponce.com

Kementerian Luar Negeri Siapkan Berbagai Strategi Lindungi WNI di Sudan

Kementerian Luar Negeri Siapkan Berbagai Strategi Lindungi WNI di Sudan
Area-area yang mengalami kerusakan akibat konflik di Sudan.(Dok. AFP)

Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha mengatakan pihaknya telah menyusun kontigensi untuk melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) di Sudan. Sejauh ini situasi keamanan di Sudan belum kondusif untuk melakukan evakuasi 1.209 ke tempat lebih aman termasuk ke Tanah Air.

"KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Khartoum, Sudan, telah menyusun rencana kontingensi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (18/4).

Menurut dia KBRI Khartoum dan Kemlu terus memonitor situasi dan menjalin komunikasi dengan para WNI di Sudan. Pada Minggu (16/4), telah adakan silahturahmi secara virtual antara Kemlu, KBRI Khartoum bersama para WNI di Sudan.

Baca juga: Mahasiwa RI sebut Suara Ledakan Terus Bersahutan di Bandara Khartoum Sudan

Pertemuan bertujuan memberikan update situasi keamanan terakhir di Sudan dan langkah langkah pelindungan WNI. Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban konflik bersenjata di Sudan.

"KBRI telah memberikan bantuan logistik kepada WNI yang membutuhkan dan menyediakan layanan hotline KBRI jika ada WNI yang mengalami situasi kegawatdaruratan," jelasnya.

Baca juga: Konflik Bersenjata Semakin Parah, Pemerintah Didesak Evakuasi WNI yang Terjebak di Sudan

Kemlu dan KBRI Khartoum juga, kata dia, meningkatkan koordinasi dengan Kemlu Sudan dan juga berkomunikasi dengan kedutaan asing lainnya. Karena berbagai alasan khususnya keamanan, hingga saat ini belum ada kedutaan asing yang melakukan evakuasi warganya dari Sudan.

Terpisah, Mahasiswa S2 di Universitas Al-Qur’an Al-Karim Omdurman Althof Madani Ahsin menuturkan kondisi terkini di Sudan. Menurut pria asal Cirebon, Jawa Barat ini, suara ledakan terus menggema di telinga warga ibu kota Sudan, Khartoum.

"Dari setelah Isya, Senin (17/4), hingga waktu sahur (Selasa 18/4), suasana dominan hening, hanya sesekali terdengar suara tembakan dan letusan. Masjid di dekat kami menyelenggarakan kembali qiyamullail setelah hari sebelumnya tidak," katanya kepada Media Indonesia, Selasa (18/4).

Siang harinya, kata dia, pada Selasa (18/4), bentrokan antara militer Sudan dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) kembali meletus dengan ditandai terdengar suara ledakan di sekitar Khartoum. Kedua belah pihak disinyalir tengah memperebutkan bandara internasional di jantung Sudan tersebut.

"Terdengar suara bentrokan di kejauhan semenjak pukul 05:11 waktu setempat sampai saat ini, disinyalir terjadi di sekitar wilayah bandara Khartoum," ujarnya.

Intensitas Mereda

Menurut Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan ini situasi keamanan mulai mereda dengan kurangnya intensitas ledakan dan tembakan pada Senin (17/4) sore. Masyarakat Sudan pun, khususnya di Khartoum mulai banyak yang beraktifitas di luar rumah.

"Suara tembakan hanya terdengar sesekali. Setelah maghrib, pukul 18.40 waktu setempat arah sekitar 700m, 1 kilometer utara wisma dari PCINU, terdapat baku tembak antara kekuatan darat dan udara di Jabroh. Pukul 21.45 terdengar suara dentuman empat kali," paparnya.

Sejak konflik itu meletus, kata dia, jaringan listrik di tempat kami masih padam, disebagian tempat warga Indonesia dilaporkan kembali pulih. "Ada WNI yang tinggal di dekat bandara khartoum, di masjid, melaporkan ada peluru nyasar yang melubangi tembok masjid," terangnya.

Ia mengatakan pemerintah Indonesia dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum telah berkomunikasi dengan seluruh WNI di Sudan. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah mempersiapkan sejumlah langkah termasuk evakuasi.

"Secara singkat Kemenlu menyatakan evakuasi akan mengikuti prosedur," tutupnya.

(Z-9)


 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat