Kementerian Luar Negeri Siapkan Berbagai Strategi Lindungi WNI di Sudan
![Kementerian Luar Negeri Siapkan Berbagai Strategi Lindungi WNI di Sudan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/04f0fa496e65ad55fbdf3d00718b1dad.jpg)
Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Judha Nugraha mengatakan pihaknya telah menyusun kontigensi untuk melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) di Sudan. Sejauh ini situasi keamanan di Sudan belum kondusif untuk melakukan evakuasi 1.209 ke tempat lebih aman termasuk ke Tanah Air.
"KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Khartoum, Sudan, telah menyusun rencana kontingensi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (18/4).
Menurut dia KBRI Khartoum dan Kemlu terus memonitor situasi dan menjalin komunikasi dengan para WNI di Sudan. Pada Minggu (16/4), telah adakan silahturahmi secara virtual antara Kemlu, KBRI Khartoum bersama para WNI di Sudan.
Baca juga: Mahasiwa RI sebut Suara Ledakan Terus Bersahutan di Bandara Khartoum Sudan
Pertemuan bertujuan memberikan update situasi keamanan terakhir di Sudan dan langkah langkah pelindungan WNI. Hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban konflik bersenjata di Sudan.
"KBRI telah memberikan bantuan logistik kepada WNI yang membutuhkan dan menyediakan layanan hotline KBRI jika ada WNI yang mengalami situasi kegawatdaruratan," jelasnya.
Baca juga: Konflik Bersenjata Semakin Parah, Pemerintah Didesak Evakuasi WNI yang Terjebak di Sudan
Kemlu dan KBRI Khartoum juga, kata dia, meningkatkan koordinasi dengan Kemlu Sudan dan juga berkomunikasi dengan kedutaan asing lainnya. Karena berbagai alasan khususnya keamanan, hingga saat ini belum ada kedutaan asing yang melakukan evakuasi warganya dari Sudan.
Terpisah, Mahasiswa S2 di Universitas Al-Qur’an Al-Karim Omdurman Althof Madani Ahsin menuturkan kondisi terkini di Sudan. Menurut pria asal Cirebon, Jawa Barat ini, suara ledakan terus menggema di telinga warga ibu kota Sudan, Khartoum.
"Dari setelah Isya, Senin (17/4), hingga waktu sahur (Selasa 18/4), suasana dominan hening, hanya sesekali terdengar suara tembakan dan letusan. Masjid di dekat kami menyelenggarakan kembali qiyamullail setelah hari sebelumnya tidak," katanya kepada Media Indonesia, Selasa (18/4).
Siang harinya, kata dia, pada Selasa (18/4), bentrokan antara militer Sudan dengan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) kembali meletus dengan ditandai terdengar suara ledakan di sekitar Khartoum. Kedua belah pihak disinyalir tengah memperebutkan bandara internasional di jantung Sudan tersebut.
"Terdengar suara bentrokan di kejauhan semenjak pukul 05:11 waktu setempat sampai saat ini, disinyalir terjadi di sekitar wilayah bandara Khartoum," ujarnya.
Intensitas Mereda
Menurut Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan ini situasi keamanan mulai mereda dengan kurangnya intensitas ledakan dan tembakan pada Senin (17/4) sore. Masyarakat Sudan pun, khususnya di Khartoum mulai banyak yang beraktifitas di luar rumah.
"Suara tembakan hanya terdengar sesekali. Setelah maghrib, pukul 18.40 waktu setempat arah sekitar 700m, 1 kilometer utara wisma dari PCINU, terdapat baku tembak antara kekuatan darat dan udara di Jabroh. Pukul 21.45 terdengar suara dentuman empat kali," paparnya.
Sejak konflik itu meletus, kata dia, jaringan listrik di tempat kami masih padam, disebagian tempat warga Indonesia dilaporkan kembali pulih. "Ada WNI yang tinggal di dekat bandara khartoum, di masjid, melaporkan ada peluru nyasar yang melubangi tembok masjid," terangnya.
Ia mengatakan pemerintah Indonesia dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum telah berkomunikasi dengan seluruh WNI di Sudan. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) telah mempersiapkan sejumlah langkah termasuk evakuasi.
"Secara singkat Kemenlu menyatakan evakuasi akan mengikuti prosedur," tutupnya.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Terinspirasi dari Perjalanan Keliling Afrika, PJ Morton Rilis Album Cape Town to Cairo
Komunitas Internasional Dianggap Gagal Cegah Genosida di Rwanda
Turki, Iran, dan Maroko berebut pengaruh di Sahel Afrika
Ironi Libia, Negara Kaya Minyak yang Terus Dilanda Krisis
19 Orang Tewas Diserang Buaya di Tanzania dalam Kurun 5 Tahun Terakhir
Laut Merah Masih Jadi Rute Terbaik Kapal Tanker Minyak Dunia
4 Hal Tentang Pasukan Houthi di Yaman
Sudan dan Uni Emirat Arab Memanas
AS Menuduh Sudan Mengancam Misi PBB di Tengah Konflik
Perang Saudara di Sudan, 20 Juta Orang Terancam Kelaparan
10 WNI Berhasil Dievakuasi dari Sudan
Pemerintah Diminta Prioritaskan Keselamatan WNI di Sudan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap