visitaaponce.com

Mengenal Kopasgat yang Diberangkatkan ke Sudan

Mengenal Kopasgat yang Diberangkatkan ke Sudan
Kopasgat(MI/Faustinus Nua)

PERANG saudara yang terjadi di Sudan membuat sejumlah negara mengeluarkan warga negara mereka keluar dari kawasan itu, termasuk Indonesia. Panglima TNI Yudo Margono, Senin (24/4) memberangkatkan 39 personel TNI untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Sudan. 

Ke-39 personel itu terdiri dari 16 kru pesawat, 8 personel komando pasukan gerak cepat (Kopasgat), 6 personel medis TNI, 1 personel BAIS TNI, 1 Psikolog TNI, Pasgat, 4 pramugari, dan 3 Staf Kementerian Luar Negeri. 

Tugas evakuasi WNI di luar negeri bukan pertama kali yang dilakukan Kopasgat yang berasal dari matra TNI Angkatan Udara (AU). Sebelumnya mereka pernah melakukan evakuasi WNI di Afghanistan pada 2021 dan  Ukraina pada 2022.

Baca juga: TNI akan Mengevakuasi 291 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Sudan Menuju Jedah

Lalu apa sih sebenarnya Kopasgat? Simak terus artikel berikut untuk mengenal lebih lagi mengenai Kopasgat. 

Tugas dan Moto Kopasgat

Baca juga: Sebanyak 850 WNI Dievakuasi dari Sudan, Mayoritas Mahasiswa

Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) adalah pasukan khusus yang dimiliki TNI AU dengan korps baret jingga. Meskipun menjadi bagian dari TNI AU, Kopasgat memiliki kualifikasi satuan tempur darat dengan keahlian tiga matra, darat, udara, dan laut. 

Sama seperti satuan pasukan tempur lainnya, Kopasgat mengemban tanggung jawab mempertahankan dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan. Hal ini, membuat Kopasgat siap diterjunkan di mana saja, seperti di hutan, kota, rawa, sungai, laut, dan lembah. 

Lalu apa yang membedakan Kopasgat dengan satuan pasukan khusus lainnya? Yang berbeda ialah tugas tambahan yaitu Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara (OP3U) untuk merebut dan mempertahankan pangkalan dan menyiapkan pendaratan pesawat beserta penerjun pasukan. 

Dengan warna baret jingga, melambangkan cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yang menjadi markas Kopasgat. Kopasgat juga memiliki moto dari bahasa Sansekerta, yaitu “Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana” yang berarti bekerja tanpa menghitung untung dan rugi.

Sejarah

Pada 1947, Gubernur Kalimantan Pangeran Muhammad Noor mengajukan kepada Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) agar dikirimkan pasukan payung ke Kalimantan. Permintaan itu  untuk menyusun gerilyawan dan membantu perjuangan rakyat agar dapat membuka stasiun radio yang menghubungkan Yogyakarta dan Kalimantan. 

Komodor Soerjadi Soerjadarma menyetujui pemintaan itu. Ia pun memilih 12 putra asli Kalimantan dan 2 orang dari AURI untuk melakukan penerjunan. Pada 17 Oktober 1947, hanya 13 orang yang terjun dan meninggalkan satu orang yang batal karena takut. 

Pada 23 November 1947, pasukan yang bergerilya itu disergap tentara Belanda. Dalam catatan sejarah, disebutkan kepala desa setempat berkhianat dan membocorkan rencana gerilya ini kepada Belanda. 

Akibat penangkapan ini, Hari Hadi Sumantri, Iskandar, dan Ahmad Kosasih gugur. Sisanya berhasil lolos, namun ditangkap tentara Belanda. 

Peristiwa penerjunan pasukan payung pada 17 Oktober 1947 inilah yang menginisiasi penetapan hari jadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat).

Pada 1997, era pemerintahan Soeharto, Kopasgat diubah namanya menjadi Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas). Namun, pada 19 Januari 2022, berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/66/I/2022 tentang validasi  organisasi dari Korpaskhas kembali lagi menjadi Kopasgat. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat