Ambiguitas Belanda Harus Dibalas Tuntutan oleh Indonesia
![Ambiguitas Belanda Harus Dibalas Tuntutan oleh Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/619540eecadbb033abe0832b3dfb71ec.jpg)
BELANDA bukan eks negara penjajah yang 'gentleman' seperti Inggris, Belgia dan Jerman. Ketiga negara itu secara terang-terangan mengakui kejahatan masa lalu dengan meminta maaf serta memberikan kompensasinya kepada pemerintah bekas jajahan mereka.
Hal itu ditegaskan mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dalam program Primetime News MetroTV yang dipandu Reno Reksa, Jumat (16/6). Pada kesempatan sama juga hadir sejarawan Bonnie Triyana.
"Pernyataan PM (Perdana Menteri Belanda Mark) Rutte itu berkelit dengan menggunakan fakta hukum yang parsial. Pernyataan Rutte juga tidak tulus, mendasarkan pada moral dan aspek politik, bukan yuridis," ungkapnya.
Baca juga: Belanda Wajib Bertanggungjawab atas Penjajahan di Indonesia
Hassan menjelaskan pernyataan de facto yang penuh dengan nuansa politik ini juga dibayangi oleh standar ganda. Satu sisi Rutte mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, sementara pejabat lain, parlemen Belanda masih berpegang pada prinsip lama, 27 Desember 1949 dengan alasan PBB pun mengakuinya.
"Jadi Belanda tidak hanya menggunakan standar ganda, tetapi juga sikapnya mundur. Itu berbanding terbalik dengan negara penjajah lain seperti Inggris, Jerman dan Belgia yang mengakui telah melakukan penjajah sehingga meminta maaf dan membayarkan kompensasi," paparnya.
Baca juga: Kemlu Tunggu Laporan KBRI Den Haag
Menurut Hassan, pengakuan Rutte juga hanya didasarkan pada aspek moral dan politik. Jika benar-benar Belanda gentleman seperti tiga negara eks penjajah itu, seharusnya meminta maaf atas penjajahan sejak 1602 hingga 1949.
"Pengakuan Rutte itu berkelit untuk menghindari hukum," jelasnya.
Konsekuensi yang harus ditanggung Belanda, kata dia, sejak invasi VoC pada 1602 hingga 1949. Selama itu Belanda banyak melakukan kejahatan kemanusiaan dan perang. Sementara gugatan atas kejahatan kemanusiaan tidak dibatasi waktu.
Demikian pula, lanjut Hassan, Indonesia dapat meminta sejumlah uang yang nilainya ratusan triliun yang pernah dibayarkan kepada Belanda. Pada era pemerintah Soeharto pun Indonesia masih tetap membayar uang ganti rugi atas biaya agresi Belanda selama periode 1945-1949.
"Bukan sebaliknya, kita yang seharusnya diberikan kompensasi atas seluruh kejahatan Belanda sejak mereka menginvasi Indonesia. Itu ironisnya, padahal meminta ganti rugi biaya invasi itu ilegal sesuai hukum internasional," jelasnya.
Ia pun menyarankan pemerintah Indonesia meminta penjelasan atas pengakuan kemerdekaan oleh Rutte.
"Minta penjelasan atas ambiguitas atas pengakuan mereka, masih mengakui 1950, serah terima kekuasaan yang padahal kita berprinsip pemindahan kekuasaan. Juga soal fakta sejarah Belanda yang kaya akan war crime dan kejahatan kemanusiaan," pungkasnya. (Cah/Z-7)
Terkini Lainnya
Peluang Perawat asal Indonesia Berkarier di Belanda Terbuka Lebar
Belanda Optimis Bisa Menang dari Prancis di Euro 2024, Ronald Koeman: Kami di Level Jerman
Euro 2024: Mbappe Kembali Latihan dengan Hidung Diperban
Euro 2024: Presiden Federasi Prancis Ungkap Situasi Mbappe Menunggu Keputusan Dokter
De Ligt Optimis Belanda Bisa Melangkah Jauh di Euro 2024
Jadwal Pertandingan Grup D Euro 2024
Kantor Kemenko 1 di IKN Tampung Petugas Upacara HUT ke-79 RI
Menhub: Tamu VIP HUT RI di IKN Harus Pakai Kendaraan Listrik
Mengenang Hari Lahir Soekarno 6 Juni, Sosok Presiden Pertama Indonesia
Refleksi Kemerdekaan: Jangan Sampai Indonesia Maju Secara Fisik, Tetapi Jiwanya Rapuh
Rangkaian HUT Kemerdekaan RI ke-78 Diawali dari Monas. Ini Detail Acaranya
KAI Iringi Indonesia Pulih Lebih Cepat dengan Semangat Melayani
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap