visitaaponce.com

Kematian Ratusan Pengungsi Buka Mata Hati Yunani

Kematian Ratusan Pengungsi Buka Mata Hati Yunani
Lokasi kapal pengungsi yang karam.(AFP)

KEMATIAN ratusan pengungsi di lepas pantai Ionia, Yunani, pada Rabu (14/6) mengejutkan dunia. Bahkan politisi Yunani anti-imigran menyatakan duka cita atas kabar buruk dari sudut kemanusiaan ini.

Usai tragedi yang menewaskan ratusan orang ini, Yunani enggan menggunakan kembali istilah migran ilegal. Sebaliknya, banyak orang Yunani berbicara dengan simpati terhadap para pengungsi yang menggambarkan penderitaan yang tak terlukiskan dan tragedi kematian ratusan pengungsi di laut Mediterania.

Tragedi ini sangat mengerikan dengan ratusan pengungsi diperkirakan mati tenggelam sekitar 47 mil laut barat daya kota pesisir kecil Pylos di wilayah Peloponnese. Ini adalah salah satu insiden kapal pengungsi terburuk dan paling mengejutkan dalam beberapa dekade terakhir.

Baca juga : Kapal Imigran Tenggelam di Dekat Yunani Puluhan Orang Tewas dan Ratusan Hilang

Tampaknya tragedi di dekat Pylos ini telah mengguncang penduduk dan otoritas Yunani. Pemerintahan transisi mengumumkan tiga hari berkabung nasional, dan kampanye pemilihan parlemen putaran kedua juga dihentikan selama tiga hari.

Dalam aksi solidaritas yang jarang terjadi, Presiden Katerina Sakellaropoulou dan beberapa politisi lainnya melakukan perjalanan ke Kalamata, tempat evakuasi 104 orang korban selamat dari kapal naas itu diselamatkan.

Baca juga : Nestapa di Sebuah Kawasan Desa Wisata

Bahkan politisi populis yang membangun karir mereka dengan mengobarkan kebencian terhadap pengungsi dan migran, seperti mantan menteri pembangunan dan investasi Adonis Georgiades, dan mantan menteri kesehatan Thanos Plevris, tampak sangat terharu mendengar kabar ini.

Namun, mereka juga menekankan perlunya kontrol perbatasan. Media Yunani selama ini menyebutkan bahwa insiden ini adalah kesalahan para pedagang manusia.

Harian Apogevmatini menulis bahwa para pengungsi tenggelam karena mereka dijejalkan ke dalam kapal milik penjahat perdagangan manusia. Hanya sedikit warga Yunani yang masih berbicara tentang hak pengungsi atas suaka, dan hak asasi manusia (HAM).

Mereka yang melakukan itu sering menghadapi kritik keras dan disebut sebagai patriot buruk, karena mendukung pembukaan perbatasan Yunani dan Eropa untuk pengungsi yang disebut penjajah.

Sejak 2020, ketika beberapa ribu pengungsi mencoba memasuki Yunani dari Turki dengan menyeberangi Sungai Evros, mayoritas penduduk Yunani yakin bahwa pengungsi adalah penyusup yang perlu dihadang opleh aparat negara. Ada konsensus luas, bahwa perbatasan negara harus dikontrol lebih ketat lagi.

 

Lebih ketat

Pada pemilihan parlemen pertama 21 Mei lalu, hampir 55% pemilih memberikan suara mereka untuk partai Demokrasi Baru pimpinan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis, dan partai-partai yang jauh lebih kanan, yang ingin kebijakan ketat terhadap pengungsi dan pencari suaka.

Stelios Kouloglou, anggota parlemen Eropa asal Yunani dari partai kiri Syriza, mengatakan bahwa kesalahan tidak dapat hanya dikaitkan dengan sindikat perdagangan manusia. "Itu juga kesalahan negara anggota Uni Eropa, dan politisi seperti Giorgia Meloni, yang tidak ingin menunjukkan solidaritas yang akan berbagi beban pengungsi dan masuknya imigran."

Secara resmi, pemerintahan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis berulang kali membantah laporan bahwa mereka menolak kedatangan pengungsi. Tetapi ada kabar yang beredar bahwa pengungsi memang tidak diterima, dan jika mereka berhasil sampai ke Yunani, mereka akan terjebak di negara itu, tanpa prospek untuk melanjutkan ke Jerman, Belanda, atau Swedia.

Karena itu, banyak pengungsi yang menolak untuk mendarat di Yunani dan lebih ingin berlayar sampai ke Italia. (DW/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat