visitaaponce.com

Kuburan Massal dengan 65 Jenazah Ditemukan di Gurun Libia

Kuburan Massal dengan 65 Jenazah Ditemukan di Gurun Libia
IOM menemukan 65 jenazah migran terkubur massal di barat daya Libia. Belum diketahui penyebab kematian para migran dan kewarganegaraannya.(France24)

ORAGANISASI Internasional untuk Migrasi (IOM) menemukan 65 jenazah migran terkubur massal di barat daya Libia. IOM mengatakan penyebab kematian para migran dan kewarganegaraannya tidak diketahui.

Tetapi IOM meyakini mereka meninggal dalam proses penyelundupan melalui padang pasir. Libia telah berubah menjadi jalur transit bagi para migran yang melarikan diri dari konflik dan kemiskinan ke Eropa melalui Mediterania setelah tergulingnya Muammar Gaddafi dalam pemberontakan yang didukung NATO pada 2011.

Dalam pesan yang belum diverifikasi di Facebook, Departemen Investigasi Kriminal (CID) Kementerian Dalam Negeri di Tripoli mengunggah rekaman drone di daerah gurun, menunjukkan tanda putih dan pita kuning di sekitar sisa-sisa mayat dengan nomor di atasnya.

Baca juga : Lebih dari 20 Meninggal dalam Tragedi Kapal Migran di Perairan Senegal Utara

CID mengatakan mayat-mayat itu ditemukan di lembah al-Jahriya di kota Al Shuwairf, sekitar 421 km selatan Tripoli. Departemen tersebut mengatakan setelah mengambil sampel DNA.

Semua jenazah dikuburkan di pemakaman atas instruksi dari jaksa agung kamar banding di kota Gharyan. Menurut IOM, setidaknya 3.129 kematian dan hilangnya migran tercatat pada 2023 di sepanjang jalur Mediterania, yang digambarkan sebagai rute migrasi paling mematikan.

“Tanpa jalur reguler yang memberikan peluang bagi migrasi legal, tragedi seperti itu akan terus terjadi di sepanjang jalur ini,” kata IOM.

Organisasi tersebut telah meminta semua pemerintah dan pihak berwenang di sepanjang rute tersebut untuk meningkatkan kerja sama regional guna menjamin keselamatan dan perlindungan para migran.

Libia yang kaya minyak adalah rumah bagi total 704.369 migran dari lebih dari 43 negara menurut data yang dikumpulkan di 100 kota di Libya pada pertengahan 2023, menurut data PBB. (France24/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat