visitaaponce.com

Sudan Kembali Dilanda Perang

Sudan Kembali Dilanda Perang
Warga berjalan di tempat pengungsian perang Sudan(AFP)

PERANG kembali mengguncang Kota Khartoum pada Rabu (21/6) pagi. Pasukan para jenderal yang bertikai di Sudan kembali bertempur hanya beberapa menit setelah gencatan senjata terbaru yang ditengahi oleh AS dan Arab Saudi berakhir.

Pada Selasa malam, kebakaran besar melanda markas besar dinas intelijen di Ibu Kota Khartoum. Masing-masing pihak menuduh pihak lain menyerang markas tersebut karena melanggar gencatan senjata 72 jam.

Sebuah sumber dalam tentara reguler, yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan, menuduh kelompok paramiliter saingannya, Mohamed Hamdan Daglo, yang menembaki gedung tersebut.

Baca juga : 180 Korban Tewas dalam Kerusuhan di Sudan Dimakamkan Tanpa Identitas

Sumber Pasukan Dukungan Cepat paramiliter mengatakan bahwa sebuah pesawat nirawak tentara mengebom gedung tempat para pejuang RSF berkumpul, sehingga memicu kebakaran dan penghancuran sebagian markas intelijen.

Baca juga : Militer Sudan Enggan Berunding Lagi dengan RSF

Pada Rabu pagi, penduduk Omdurman, tepat di seberang Sungai Nil dari Khartoum, melaporkan adanya pertukaran artileri berat dalam beberapa menit setelah gencatan senjata berakhir pada pukul 6:00 pagi 

"Pesawat-pesawat tempur militer terbang rendah di atas beberapa distrik yang berdekatan," kata penduduk.

Gencatan senjata, bertepatan dengan konferensi donor internasional di Jenewa pada hari Senin. Kondisi itu, membawa jeda sejenak bagi jutaan warga sipil yang telah terjebak oleh pertempuran di Khartoum. Namun eksodus pengungsi terus bertambah dari medan pertempuran utama lainnya, di Darfur.

Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata melaporkan secara nasional, lebih dari 2.000 orang telah terbunuh sejak perebutan kekuasaan antara Burhan dan Daglo meletus menjadi pertempuran pada tanggal 15 April.

Lebih dari 2,5 juta orang telah meninggalkan rumah mereka, sekitar 550.000 orang di antaranya telah mencari perlindungan di negara-negara tetangga dan mengungsi ke luar negeri, seperti dicatat Organisasi Internasional untuk Migrasi. (AFP/Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat