Penderita Diabetes bakal Naik Dua Kali Lipat ke 1,3 Miliar
![Penderita Diabetes bakal Naik Dua Kali Lipat ke 1,3 Miliar](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/68921ba84a4cc9a064c07e69893d54c5.jpg)
JUMLAH orang yang menderita diabetes di seluruh dunia akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 1,3 miliar pada 2050. Ini didorong oleh rasisme struktural dan ketidaksetaraan yang menganga antarnegara. Demikian prediksi penelitian baru pada Jumat (23/6).
Setiap negara di dunia akan melihat peningkatan jumlah pasien dengan penyakit kronis, menurut analisis paling komprehensif dari data global, yang diproyeksikan hingga 2050. Sekitar 529 juta orang diperkirakan hidup dengan diabetes, salah satu dari 10 penyebab utama kematian dan kecacatan.
Angka itu--sekitar 95% di antaranya kasus diabetes tipe 2--akan mencapai 1,3 miliar dalam waktu kurang dari tiga dekade. Ini menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet.
Baca juga: Penjualan Rokok Elektrik AS Melonjak dari 2020 hingga 2022
Indeks massa tubuh yang tinggi--indikasi bahwa orang bisa kelebihan berat badan--dikaitkan dengan lebih dari setengah kematian dan kecacatan akibat diabetes. Faktor lain termasuk diet orang, olahraga, merokok, dan alkohol.
Ilmuwan penelitian utama di Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan (IHME) dan penulis pertama dari salah satu studi tersebut, Liane Ong, mengatakan salah satu faktornya yaitu pola makan telah berubah. "Selama 30 tahun, berbagai negara telah benar-benar bermigrasi dari kebiasaan makanan tradisional--mungkin makan lebih banyak buah dan sayuran, makan sayuran yang lebih sehat--ke makanan yang lebih diproses," katanya kepada AFP.
Baca juga: Kutub Utara Menghangat, Karibu dan Muskoxen Perlambat Hilangnya Keanekaragaman
Penelitian tersebut juga memperkirakan bahwa pada 2045, tiga perempat orang dewasa penderita diabetes akan tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Namun bahkan di negara-negara kaya seperti Amerika Serikat, tingkat diabetes hampir 1,5 kali lebih tinggi di antara minoritas seperti kulit hitam, Hispanik, Asia, atau penduduk asli Amerika, kata suatu studi Lancet terpisah.
Rekan penulis studi, Leonard Egede, dari Medical College of Wisconsin, menyalahkan riam ketidaksetaraan diabetes yang melebar. "Kebijakan rasis seperti segregasi tempat tinggal memengaruhi tempat tinggal orang, akses mereka ke makanan yang cukup dan sehat, serta layanan perawatan kesehatan," katanya dalam pernyataan.
Ong berkata, "Tantangannya yaitu kita tidak benar-benar melihat satu jenis intervensi yang akan memperbaiki segalanya." Sebaliknya, melawan diabetes akan membutuhkan perencanaan jangka panjang, investasi, dan perhatian dari negara-negara di seluruh dunia.
Dalam suatu tajuk rencana, Lancet mengatakan bahwa dunia gagal untuk memahami sifat sosial dari diabetes dan meremehkan skala dan ancaman sebenarnya dari penyakit ini. "Diabetes akan menjadi penyakit yang menentukan abad ini," tambahnya. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Peneliti Kembangkan Komputer yang Mampu Pahami Emosi Manusia
Kontroversi Suplemen Minyak Ikan: Apakah Saatnya untuk Berhenti Mengonsumsinya?
Puluhan Pejabat Eselon II di Cianjur Ramai-Ramai ke Luar Daerah
Pameran Pendidikan Luar Negeri Terbesar ICAN Education Expo 2024 Kini Hadir di Jakarta
Yasmine Riechers CEO Baru Georg Neumann GmbH
Banyak Konsumsi Gula saat Kecil Jadi Investasi Penyakit Ketika Dewasa
Ini Makanan Berwana Putih yang Harus Di Waspadai Penderita Diabetes dan Hipertensi!
Vitamin B dan D Efektif Atasi Gangguan Saraf pada Penderita Diabetes
Edukasi Diabetes Penting Bagi Masyarakat
Manfaat Stem Cell untuk Terapi Penyakit hingga Antiaging
YLKI Pertanyakan Ditundanya Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap