Sri Lanka Barter Teh Ceylon dengan Minyak Iran Senilai Rp3,8 Triliun
SRI Lanka akan mulai melakukan barter teh Ceylon ke Iran bulan depan dengan minyak. Nilai transaksi barter teh dengan minyak itu mencapai US$250 juta (sekitar Rp3,8 triliun), kata pejabat Sri Lanka pada Jumat (23/6).
Sri Lanka, yang sedang dilanda krisis, berusaha meningkatkan penjualan dan menjaga cadangan devisa.
Barter itu disetujui pada 2021 untuk minyak yang diimpor pada 2012, tetapi sempat ditunda setelah Sri Lanka mengalami kekurangan dolar tahun lalu sehingga ekonominya terjerumus ke dalam krisis keuangan terburuk dalam lebih dari tujuh dekade.
Baca juga : Sri Lanka Larang Penggunaan Plastik Sekali Pakai untuk Selamatkan Gajah
"Ini waktu yang tepat bagi kami karena mendapatkan akses ke pasar yang penting dan baik Iran maupun Sri Lanka dapat berdagang tanpa bergantung pada dolar," kata Ketua Dewan Teh Sri Lanka Niraj de Mel kepada Reuters.
"Perjanjiannya adalah mengirimkan teh senilai US$5 juta (sekitar Rp74 miliar) setiap bulan selama 48 bulan. Namun, kami berencana untuk memulai dengan US$2 juta (sekitar Rp29 miliar) per bulan," lanjutnya.
Baca juga : Sri Lanka Bangkrut, IMF Sepakati Beri Bantuan Rp43 T
Populer dan Penghasil Devisa Tertinggi
Teh Ceylon yang populer di dunia adalah tanaman penghasil devisa tertinggi bagi Sri Lanka. Komoditas itu mampu menghasilkan US$1.25 miliar (sekitar Rp18 triliun) bagi negara yang tahun lalu kekurangan uang itu.
Iran adalah salah satu pembeli utama teh Sri Lanka, tetapi transaksinya menurun dari US$128 juta (sekitar Rp1.9 triliun) pada 2018 menjadi US$70 juta (sekitar Rp1 triliun) tahun lalu karena sanksi AS terhadap Iran yang menghambat perdagangan.
Sebagian besar teh Sri Lanka saat ini dikirim ke Iran lewat Uni Emirat Arab (UAE).
UAE melipatgandakan impor tehnya dari Sri Lanka menjadi US$118 juta (sekitar Rp1.7 triliun) tahun lalu dari US$48 juta (sekitar Rp716 miliar) pada lima tahun lalu.
Di bawah program barter, Ceylon Petroleum Corp milik negara yang membeli minyak akan memberikan rupee kepada Dewan Teh untuk mengirimkan teh melalui eksportir Sri Lanka.
"Importir teh Iran kemudian akan membayar dalam riyal kepada Perusahaan Minyak Nasional Iran," ujar de Mel.
"Kami sedang menunggu dokumen akhir dan berharap dapat memulai ekspor pada Juli," katanya.
Cadangan devisa Sri Lanka tumbuh menjadi US$3.5 miliar (sekitar Rp52 triliun) pada akhir Mei, tertinggi dalam 14 bulan.
Hal itu ditopang oleh peningkatan pengiriman uang dan kunjungan wisatawan setelah mendapatkan dana talangan senilai US$2.9 miliar (sekitar Rp43 triliun) dari Dana Moneter Internasional. (Ant/Z-4)
Terkini Lainnya
Populer dan Penghasil Devisa Tertinggi
Proton Tawarkan VPN Gratis untuk Warga Negara Hobi Sensor
Sri Lanka Sambut Kedatangan 50 Kapal Pesiar dengan Antusias
Mali, Gajah Satu-Satunya di Kebun Binatang Filipina Mati
Sri Lanka Pangkas Suku Bunga Jelang Kesepakatan Utang Luar Negeri
Indonesia-Sri Langka akan Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan
Senada Airlangga, Pengamat Ekonomi: Indonesia Tidak Seperti Sri Lanka
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap