visitaaponce.com

Situasi Rusia Memanas, Kemenlu Siapkan Strategi Perlindungan WNI

Situasi Rusia Memanas, Kemenlu Siapkan Strategi Perlindungan WNI
Seorang pemuda mengibarkan bendera Rusia di depan tank milik tentara bayaran Grup Wagner yang dikabarkan akan mengkudeta Rusia.(AFP)

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia mengantisipasi kondisi terburuk di Rusia pascakonflik pemimpin kelompok tentara bayaran Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin dengan militer. Perwakilan Indonesia di Rusia diminta untuk melaporkan kabar terbaru secara berkala guna menentukan strategi perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI).

"Mengantisipasi perkembangan di seputar konflik Rusia-Ukraina, KBRI di Rusia telah mengeluarkan himbauan bagi WNI di wilayah tersebut, termasuk membawa paspor di setiap aktivitas," ungkap Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah kepada Media Indonesia, Minggu (25/6).

Menurut dia KBRI di Rusia telah mencatat 11 WNI berada di Rostov-on-Don WNI dan 14 lainnya di Voronezh. Situasi di dua kota yang sempat terjadi ketegangan antara Grup Wagner dengan militer Rusia itu terus dipantau.

Baca juga: Rusia Goyang, Ukraina Minta Tambahan Senjata ke Sekutu

"Kemlu terus berkomunikasi dengan perwakilan Indonesia di Rusia untuk mendapatkan masukan secara berkala, termasuk kajian lapangan," pungkasnya.

Kelompok tentara bayaran Rusia itu keluar dari wilayah Rusia yang menuju Belarusia. Mereka menarik pejuang dan peralatannya dari markas militer di Rostov-on-Don yang sempat direbut.

Baca juga: Pemimpin Grup Wagner Bantah Lakukan Upaya Makar

Itu setelah Kepala Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengumumkan untuk pergi ke Belarusia supaya tidak menghadapi tuntutan pidana. Kekacauan di Rusia ini menguntungkan Ukraina yang tengah melakukan serangan balik.

"Hari ini dunia melihat bahwa tuan Rusia tidak mengendalikan apa pun. Tidak ada sama sekali. Hanya kekacauan total," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dia mendesak negara-negara sekutu Ukraina untuk menggunakan momen itu dengan mengirim lebih banyak senjata ke Kyiv. Konflik Putin dengan Prigozhin meletus setelah bersahabat 23 tahun.

Insiden ini telah memicu kekhawatiran keamanan global dan hiruk pikuk seruan antara Washington dan sekutunya untuk mengoordinasikan tindakan. "Setiap kekacauan di belakang garis musuh bekerja untuk kepentingan kita," kata kantor berita Ukrinform yang dikelola negara mengutip Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.

Pembatasan lalu lintas di Moskow dan Tula

Pembatasan lalu lintas tetap dilanjutkan di jalan tol utama M-4 Don di wilayah Moskow dan Tula pada Minggu (25/6), kata Badan Jalan Federal Rusia di aplikasi perpesanan Telegram.

"Menurut keputusan sebelumnya yang dibuat di wilayah tersebut, pembatasan lalu lintas di sepanjang M-4 Don (jalan raya) di wilayah Tula dan Moskow tetap berlaku," kata agensi tersebut.

Tentara bayaran Rusia bersenjata berat yang telah maju hampir sepanjang jalan ke Moskow pada Sabtu (24/6), sebelum balik arah ke Belarusia. Perseteruan antara Prigozhin dan petinggi militer Rusia memuncak pada hari sebelumnya.

Dalam beberapa jam setelah perubahan sikap Prigozhin, Kremlin mengumumkan dia akan berangkat ke Belarusia dan Rusia tidak akan menuntut pidana atau anggota Wagner. Itu adalah hari yang dramatis, yang menimbulkan peringatan Putin atas potensi perang saudara.

Prigozhin, yang berseteru sengit dengan kepemimpinan militer Moskow bahkan ketika pasukannya memimpin sebagian ofensif Rusia ke Ukraina, mengatakan dia memahami pentingnya momen itu dan tidak ingin menumpahkan darah Rusia.

(AFP/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat