visitaaponce.com

Tiongkok Kecam Sikap Pemimpin AS, Korsel, dan Jepang

Tiongkok Kecam Sikap Pemimpin AS, Korsel, dan Jepang
Dari kiri ke kanan: Presiden Korsel Yoon Suk-yeol, Presiden AS Joe Biden, dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Camp David.(AFP/Chip Somodevilla/Getty Images)

TIONGKOK mengecam pernyataan bersama Presiden Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Perdana Menteri Jepang yakni Joe Biden, Yoon Suk-yeol, dan Fumio Kishida di Kamp David. Ketiganya menilai Tiongkok sebagai biang masalah di Pasifik dan Taiwan.

Beijing mengatakan para pemimpin itu telah mencoreng dan menyerang Tiongkok pada masalah terkait Taiwan dan maritim. 

Pernyataan dalam Konferensi Tinggi Tinggi (KTT) tiga negara tersebut juga dinilai terlalu mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok dan dengan sengaja menabur perselisihan.

Baca juga: Lebih dari 20 Negara Resmi Gabung ke BRICS

"Juga ketidakpuasan yang kuat dan oposisi yang kuat dan telah mengajukan perwakilan serius dengan pihak-pihak terkait", kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin.

KTT Kamp David menandai pertama kalinya para pemimpin AS, Jepang, dan Korsel bertemu untuk pertemuan puncak yang berdiri sendiri. Biden memuji keberanian politik Presiden Korsel Yoon Suk-yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam membuka halaman tentang permusuhan historis.

Jepang diketahui menjajah Korsel pada 1910 hingga 1945. Ketiga pemimpin itu menyetujui rencana latihan rutin multi-tahun.

Baca juga: Tiongkok Pangkas Suku Bunga Acuan untuk Perkuat Ekonomi

Para pemimpin juga sepakat untuk berbagi data real-time Korea Utara (Korut) dan mengadakan pertemuan puncak setiap tahun. Wang mengecam kelompok tersebut sebagai contoh upaya untuk menghidupkan kembali mentalitas Perang Dingin dengan menghasut perpecahan dan konfrontasi yang diwakili oleh berbagai kalangan kecil yang tertutup dan eksklusif.

Namun, dalam pernyataan bersama, para pemimpin mengatakan sangat menentang setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo di perairan Indo-Pasifik, mengacu pada militerisasi Beijing atas pulau-pulau kecil dan terumbu karang di kawasan Asia-Pasifik.

Pernyataan itu juga merujuk Taiwan, menyebut perdamaian dan stabilitas dalam masalah ini sebagai elemen keamanan dan kemakmuran yang sangat diperlukan dalam komunitas internasional.

“Tidak ada perubahan dalam posisi dasar kami mengenai Taiwan, dan kami menyerukan penyelesaian damai atas masalah lintas selat,” katanya.

Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok mengadakan latihan udara dan laut di sekitar Taiwan dalam apa yang dikatakannya sebagai peringatan keras setelah wakil presiden pulau itu mengunjungi AS.

“Jika negara-negara terkait benar-benar peduli dengan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, mereka harus mematuhi prinsip Satu China, berhenti memaafkan dan mendukung separatis yang mengadvokasi kemerdekaan Taiwan dan kegiatan mereka, dan mengambil tindakan nyata untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional,” kata Wang.

Menurut dia masalah Taiwan adalah murni urusan dalam negeri Tiongkok. Memecahkan masalah Taiwan adalah urusan Tiongkok sendiri. (AFP/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat